gunung haruman mitos paralayang dan kehidupan petani hutan - News | Good News From Indonesia 2025

Gunung Haruman: Mitos, Paralayang, dan Kehidupan Petani Hutan

Gunung Haruman: Mitos, Paralayang, dan Kehidupan Petani Hutan
images info

Gunung Haruman: Mitos, Paralayang, dan Kehidupan Petani Hutan


Tahukah Kawan, bahwa di Garut ada sebuah gunung yang memiliki puncak dengan sebuah batu bernama Puncak Batu Kuda. Konon kabarnya, batu tersebut menurut cerita merupakan jelmaan dari kendaraan Prabu Kiansantang, seorang tokoh penyebar agama Islam di Garut. Kondisi batu tersebut saat ini sudah tidak utuh lagi karena tertimpa pohon, sehingga bentuknya tidak seperti dulu.

Selain Puncak Batu Kuda, ada 4 puncak lain yang belum terekspos. Menurut cerita sesepuh Gunung Haruman, keempat puncak tersebut bernama Puncak Cinde, Puncak Masigit, Puncak Kenung, dan satu lagi yang belum disebutkan namanya. Setiap puncak memiliki ciri berupa kumpulan batu yang mirip, tetapi yang paling besar adalah bebatuan yang berada di Puncak Batu Kuda, batu yang mirip kuda.

Batu-batu tersebut masih menjadi misteri dan belum bisa terungkap, masih berupa mitos yang belum dapat dibuktikan secara logika. Contohnya Puncak Batu Kuda, sebuah batu yang mirip dengan kuda yang dipercaya sebagai kendaraan Prabu Kiansantang. Atau Puncak Kenung, yang menurut cerita dulunya setiap malam sering terdengar bunyi gamelan.

Cerita mitos mulai dari kisah awal Gunung Kaledong dan Haruman hingga cerita Gunung Leutik yang merupakan bagian dari bukit Gunung Haruman, pernah dipercaya sebagai salah satu tempat pesugihan. Puncak tersebut dahulu sering didatangi oleh orang yang berniat ingin kaya dengan perjanjian tertentu, misalnya jaminan tumbal anak demi mendapatkan kekayaan.

Gunung Haruman dari kejauhan

Selain Gunung Leutik, ada juga mata air Ciharuman, yang letaknya di kaki Gunung Haruman. Konon katanya, penamaan Gunung Haruman diambil dari nama sumber air tersebut, sehingga dinamakan Gunung Haruman. Mata air ini dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih di kampung-kampung yang berada di kaki gunung dan sangat membantu masyarakat sekitar.

Selain Ci Haruman, ada pula kawasan olahraga paralayang sebagai sarana latihan bagi para pecinta olahraga tersebut. Di Jalan Raya Kadungora, tepatnya di seberang kantor kecamatan, terdapat tugu pesawat sebagai penanda adanya kegiatan paralayang di Gunung Haruman.

Selain tempat wisata dan olahraga, kawasan hutan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Buana Mukti, dengan wilayah kerja mencakup Kecamatan Kadungora, Leuwigoong, dan Cibiuk. Hal ini membuka peluang bagi para petani untuk mengembangkan pengetahuan dan bakat dalam bidang pertanian hutan.

Hasil hutan yang dihasilkan berupa kopi, alpukat, durian, dan lain-lain. Dengan hasil tersebut, perekonomian masyarakat meningkat. Lahan dengan luas hektaran merupakan HGU milik Dinas Kehutanan yang kini menjadi bermanfaat, selain hutannya terawat, juga memberi bonus berupa lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

Perjalanan Menuju Gunung Haruman

Setiap hari libur, banyak orang yang sengaja melakukan trekking menuju Puncak Batu Kuda, yang memakan waktu sekitar 1 hingga 2 jam dari kaki gunung. Ada pula komunitas sepeda yang mendaki menggunakan sepeda. Selain itu banyak ibu-ibu dan anak-anak sekolah yang sengaja berangkat untuk menikmati suasana pagi di puncak Batu Kuda.

Kegiatan hiking dan camping menjadikan Gunung Haruman sebagai salah satu gunung yang masih alami, utuh, dan tidak terdapat wahana buatan. Jadi, bagi para pecinta alam yang sengaja ingin bermalam di puncak Gunung Haruman, dapat merasakan suasana hutan yang masih asli.

Bagi kawan-kawan yang belum mengetahui Gunung Haruman dengan 5 puncak misterinya, arena latihan paralayang, kegiatan petani hutan, dan berbagai potensi lainnya, penting untuk diketahui bahwa masih banyak hal yang bisa digali. Semuanya bergantung pada para pengelola. Sebelumnya juga pernah dilakukan penelitian mengenai adanya jejak purba di Gunung Haruman. Banyak potensi alam di negeri ini yang belum terkelola dan membutuhkan perhatian kita.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.