umbi porang umbi rendah kalori yang berpotensi jadi bahan kosmetik masa depan - News | Good News From Indonesia 2025

Umbi Porang, Umbi Rendah Kalori yang Berpotensi Jadi Bahan Kosmetik Masa Depan

Umbi Porang, Umbi Rendah Kalori yang Berpotensi Jadi Bahan Kosmetik Masa Depan
images info

Umbi Porang, Umbi Rendah Kalori yang Berpotensi Jadi Bahan Kosmetik Masa Depan


Umbi porang (Amorphophallus muelleri) merupakan tanaman umbi-umbian yang belakangan ini semakin populer karena nilai ekonominya yang tinggi. Di berbagai daerah di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama, antara lain iles-iles, acung, atau kudzu. Tanaman ini termasuk dalam famili Araceae dan memiliki siklus hidup tahunan. 

Ciri khas yang paling menonjol dari tanaman porang adalah batangnya yang tegak, lunak, dan bercorak belang-belang hijau putih. Daunnya majemuk dan tampak menyirip, sedangkan bunganya berupa tongkol yang diselubungi oleh seludang bunga. Namun, bagian yang paling bernilai secara komersial adalah umbinya yang tumbuh di dalam tanah.

Ciri-ciri dan Keunikan Umbi Porang

Umbi porang memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari umbi-umbian lainnya. Bentuk umbinya bulat tidak beraturan dengan kulit berwarna coklat dan memiliki bintil-bintil atau mata tunas yang cukup jelas. Daging umbi berwarna kuning hingga keputihan. Keunikan utama umbi porang terletak pada kandungan glukomanannya yang sangat tinggi. 

Glukomanan adalah sejenis serat pangan larut air yang memiliki kemampuan menyerap air dengan sangat baik, membentuk gel yang kental, dan rendah kalori. Inilah yang menjadi dasar pemanfaatan porang dalam berbagai industri. Berbeda dengan umbi lain seperti ubi jalar atau singkong yang dominan kandungan patinya, porang justru dihargai karena serat spesifiknya ini. 

Namun, di balik potensinya, umbi porang mentah juga mengandung kalsium oksalat yang tinggi, senyawa yang dapat menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada mulut dan tenggorokan, sehingga memerlukan pengolahan khusus sebelum dikonsumsi atau dimanfaatkan lebih lanjut.

Tumbuh di Antara Pepohonan Hutan

Porang adalah tanaman yang adaptif dan dapat tumbuh di bawah naungan tegakan hutan, menjadikannya komoditas yang cocok untuk sistem agroforestri. Tanaman ini banyak ditemukan di hutan-hutan tropis di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. 

Porang tumbuh optimal pada ketinggian 100 hingga 600 meter di atas permukaan laut dengan kondisi tanah yang gembur, subur, dan tidak tergenang air. Kemampuannya untuk tumbuh di bawah naungan membuatnya menjadi tanaman sela yang ideal, yang tidak hanya memberikan nilai ekonomi tetapi juga membantu menjaga kelestarian hutan. Pola tanam seperti ini memungkinkan petani untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus mengkonversi hutan secara besar-besaran.

baca juga

Bahan Kosmetik Masa Depan

Selama ini pemanfaatan porang sering dibatasi oleh kandungan kalsium oksalatnya. Namun, terobosan teknologi dari para peneliti IPB University berhasil mengatasi hambatan ini sekaligus membuka pintu bagi pemanfaatan porang di industri bernilai tinggi, yaitu kosmetik. 

Dr. Prayoga Suryadarma, peneliti dan dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University, menjelaskan bahwa timnya menggunakan teknologi kavitasi hidrodinamik untuk memurnikan glukomanan dari umbi porang. Teknologi ini berhasil mengurangi kandungan kalsium oksalat tanpa menggunakan bahan kimia tambahan, sehingga menghasilkan glukomanan murni yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Yang lebih menarik, proses pemurnian ini tidak hanya menurunkan kadar oksalat, tetapi juga mengungkap potensi glukomanan sebagai bahan dasar kosmetik dengan lima efek perlindungan kulit yang komprehensif. 

Kelima efek tersebut adalah perlindungan skin barrier, perlindungan hidrasi, perlindungan dari sinar UV, perlindungan anti-penuaan, dan perlindungan antioksidan. Dr. Prayoga menegaskan bahwa glukomanan hasil pemurnian dengan kavitasi hidrodinamik inilah rahasia di balik multifungsi tersebut.

Sifat alami glukomanan sebagai pengental dan pembentuk gel yang sekaligus merupakan pelembap yang efektif, menjadi dasar dari kelima manfaat ini. Keunggulan lainnya, gel glukomanan ini tetap stabil meskipun dicampur dengan berbagai bahan aktif alami lainnya. Hal ini memungkinkan pembuatan formulasi kosmetik yang kompleks tanpa memerlukan bahan kimia sintetis tambahan, sehingga mampu menghasilkan kulit yang sehat, halus, dan bercahaya secara alami.

Berpotensi untuk Perawatan Kulit

Dari sisi formulasi, bahan baku glukomanan dari porang ini sangat fleksibel dan dapat dikembangkan menjadi beragam produk perawatan kulit. Potensinya mencakup pembuatan lotion, masker wajah, serum, hingga tabir surya. Dengan kandungan alami yang stabil, produk-produk ini diharapkan dapat menjaga kelembapan, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan kulit, khususnya kulit tropis. 

Dr. Prayoga menyatakan bahwa tujuan dari inovasi ini adalah untuk menunjukkan bahwa bahan lokal seperti porang dapat menjadi dasar pengembangan kosmetik yang tidak kalah dengan produk impor. Semua berangkat dari riset lokal yang diharapkan lebih aman bagi kulit tropis dan berpotensi menggantikan bahan impor yang harganya mahal.

Tidak berhenti di kosmetik, riset lanjutan juga sedang dikembangkan untuk memanfaatkan glukomanan dalam bidang klinik, khususnya sebagai bahan dasar untuk perbaikan jaringan kulit. Saat ini, material berbasis glukomanan untuk menangani luka bakar, bekas operasi, atau perawatan pascaprosedur medis masih sangat bergantung pada impor dengan biaya yang tinggi. 

Jika pengembangan ini berhasil, bahan lokal hasil riset dalam negeri ini diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti yang setara kualitasnya, bahkan lebih ramah bagi kulit, sekaligus mendorong kemandirian di sektor kesehatan. Inovasi ini merupakan langkah nyata menuju kemandirian bahan baku kosmetik dan klinik berbasis sumber daya lokal, mengubah umbi porang yang tumbuh subur di tanah Indonesia menjadi primadona baru di dunia kecantikan dan kesehatan kulit.

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.