Terumbu karang sering kali disalahartikan sebagai batu atau tumbuhan laut. Pemahaman ini wajar mengingat penampilannya yang statis dan berwarna-warni, menyerupai taman bawah air. Namun, dari sudut pandang biologi, klasifikasi terumbu karang jauh lebih kompleks dan menarik.
Terumbu karang (coral reef) merujuk pada sebuah struktur fisik besar yang dibangun oleh ribuan hingga jutaan organisme kecil yang disebut polip karang. Polip-polip ini adalah hewan, dan mereka termasuk dalam Filum Cnidaria, kelas Anthozoa.
Struktur yang kita kenal sebagai terumbu karang sebenarnya adalah kerangka keras dari kalsium karbonat (CaCO3) yang disekresikan secara terus-menerus oleh koloni polip karang ini selama ribuan tahun. Dengan kata lain, terumbu karang adalah ekosistem yang dibangun di atas fondasi kerangka mati yang ditutupi oleh lapisan tipis polip karang yang masih hidup.
Perbedaan antara karang (hewan) dan terumbu karang (struktur ekosistem) adalah kunci untuk memahami status biologisnya. Ekosistem ini menyerupai kota metropolitan bawah laut, di mana "bangunan"-nya adalah kerangka kapur, dan "penghuni" utamanya adalah polip karang beserta ribuan spesies lain yang tinggal di dalamnya.
Terumbu Karang: Hewan atau Tumbuhan?
Terumbu karang sebagai organisme, adalah hewan. Setiap polip karang individu adalah hewan invertebrata yang sederhana, berbentuk silinder, dengan mulut yang dikelilingi oleh tentakel yang mengandung sel penyengat (nematosist). Polip menempel pada kerangka keras yang mereka ciptakan.
Karang hidup dalam koloni yang terdiri dari banyak polip yang saling terhubung, membentuk sebuah kesatuan organisme yang disebut kolonial. Kemiripan mereka dengan tumbuhan, seperti percabangan dan warna, berasal dari dua hal: struktur kerangka kapurnya dan adanya organisme mikroskopis lain yang hidup bersimbiosis di dalam jaringan polip karang.
Karang tidak dapat berfotosintesis sendiri, tidak memiliki klorofil, dan tidak menghasilkan makanannya sendiri seperti tumbuhan. Mereka adalah konsumen yang aktif memangsa organisme kecil di air, sebuah ciri khas kingdom Animalia.
Bagaimana Terumbuh Karang Memperoleh Nutrisi?
Karang memiliki strategi ganda untuk memperoleh nutrisi, yang menjelaskan mengapa mereka dapat tumbuh subur di perairan tropis yang sering kali miskin nutrisi. Strategi pertama adalah sebagai predator. Pada malam hari, polip karang mengeluarkan tentakelnya untuk menangkap plankton dan partikel organik kecil yang melayang di air.
Tentakel yang dilengkapi sel penyengat ini akan melumpuhkan mangsa sebelum dibawa ke mulut. Namun, sumber energi utama bagi kebanyakan karang pembentuk terumbu (hermatypic) berasal dari strategi kedua, yaitu simbiosis mutualisme. Di dalam jaringan polip karang, hidup jutaan alga mikroskopis bersel satu yang disebut zooxanthellae (genus Symbiodinium).
Hubungan simbiosis ini sangat penting bagi kelangsungan hidup karang. Zooxanthellae melakukan fotosintesis, mengubah energi matahari dan karbon dioksida menjadi gula, gliserol, dan asam amino. Sebagian besar (hingga 90%) produk fotosintesis ini kemudian ditransfer ke dalam jaringan polip karang sebagai sumber energi.
Sebagai balasannya, karang menyediakan lingkungan yang terlindung dan menyuplai senyawa nitrogen serta fosfor yang merupakan limbah metabolisme polip. Hubungan inilah yang memberi warna coklat dan hijau pada karang, sementara warna-warna cerah lainnya umumnya berasal dari protein fluoresen yang diproduksi oleh karang itu sendiri.
Fungsi Penting Terumbu Karang bagi Ekosistem
Terumbu karang, meskipun hanya menutupi kurang dari 1% dari luas dasar laut, memainkan peran yang sangat penting dan tidak proporsional bagi kesehatan lautan dan kehidupan manusia. Fungsi-fungsinya antara lain:
- Pusat Keanekaragaman Hayati: Terumbu karang sering dijuluki "hutan hujan tropis di lautan." Mereka menyediakan habitat, tempat berlindung, dan area pemijahan bagi sekitar 25% dari semua spesies ikan laut yang diketahui, ditambah dengan ribuan spesies invertebrata, sponge, dan lainnya. Kompleksitas struktur tiga dimensinya menciptakan relung ekologis yang beragam bagi berbagai makhluk hidup.
- Pelindung Pesisir: Struktur terumbu karang yang masif dan kokoh berfungsi sebagai pemecah gelombang alami. Dengan menyerap energi dari gelombang dan badai, terumbu karang secara signifikan mengurangi erosi pantai dan melindungi komunitas pesisir, infrastruktur, dan lahan pertanian dari kerusakan.
- Sumber Makanan dan Mata Pencaharian: Bagi ratusan juta orang yang tinggal di daerah pesisir, terumbu karang merupakan sumber protein dan pendapatan yang vital. Melalui perikanan karang dan pariwisata bahari (seperti menyelam dan snorkeling), terumbu karang menopang perekonomian lokal dan global.
- Sumber Obat-Obatan: Ekosistem terumbu karang adalah gudang senyawa bioaktif yang potensial. Banyak organisme di terumbu karang telah berevolusi untuk menghasilkan senyawa kimia unik untuk bertahan hidup. Senyawa-senyawa ini sedang diteliti secara intensif untuk pengembangan obat-obatan baru, termasuk obat kanker, pereda nyeri, dan antibiotik.
Dapat disimpulkan bahwa terumbu karang adalah hewan kolonial dari Filum Cnidaria. Kesalahpahaman bahwa terumpu karang adalah tumbuhan muncul dari penampilannya yang statis dan keberadaan zooxanthellae fotosintetik yang hidup bersimbiosis di dalam jaringannya.
Referensi:
- National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). (2021). What are coral reefs?. Coral Reef Conservation Program.
- Hoegh-Guldberg, O., & Bruno, J. F. (2010). The impact of climate change on the world’s marine ecosystems. Science, 328(5985), 1523-1528.
- Muscatine, L., & Porter, J. W. (1977). Reef corals: mutualistic symbioses adapted to nutrient-poor environments. BioScience, 27(7), 454-460.
- Spalding, M., Burke, L., Wood, S. A., Ashpole, J., Hutchison, J., & Zu Ermgassen, P. (2017). Mapping the global value and distribution of coral reef tourism. Marine Policy, 82, 104-113.
- Knowlton, N. (2001). The future of coral reefs. Proceedings of the National Academy of Sciences, 98(10), 5419-5425.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News