Bulan Desember bukan hanya disukai karena identik dengan momen libur panjang. Bagi para pecinta langit, bulan Desember juga begitu istimewa karena di bulan inilah terdapat ragam fenomena langit yang begitu ditunggu-tunggu.
Sepanjang bulan ini, ada beberapa fenomena langit yang bisa dinikmati langsung dari Indonesia. Sebagian bahkan dapat dilihat tanpa alat apa pun, dengan kata lain, Kawan cukup luangkan waktu, arahkan pandangan ke langit lepas, dan nikmati apa yang sedang tersaji. Berikut rangkaian fenomena langit yang akan menghiasi Desember 2025.
Sederetan peristiwa astronomi akan muncul bergantian sepanjang bulan ini. Sebagian hanya berlangsung beberapa jam, sebagian lainnya tersebar selama beberapa malam. Berikut rangkaian fenomena yang dapat dinikmati dari berbagai wilayah di Indonesia, baik dengan mata telanjang maupun bantuan alat sederhana.
Super Cold Moon (4–5 Desember)
Awal Desember dibuka oleh Super Cold Moon, purnama terakhir dalam kalender tahun 2025. Disebut “Cold Moon” karena tradisi masyarakat di belahan bumi utara yang menghubungkannya dengan musim dingin. Tahun ini, purnama berada sedikit lebih dekat ke Bumi, sehingga terlihat lebih terang, itulah yang membuatnya masuk kategori supermoon.
Di Indonesia, momen ini dapat dilihat dengan sangat jelas ketika bulan berada di titik paling tinggi yakni sekitar tengah malam. Tidak perlu teleskop untuk menikmati fenomena ini hanya cukup pastikan langit tidak terlalu berawan.
Hujan Meteor Monocerotid (9 Desember)
Monocerotid dikenal sebagai hujan meteor yang penuh kejutan. Ada tahun dimana intensitasnya biasa saja, tetapi pernah juga meledak menjadi ribuan meteor per jam di berbagai belahan dunia. Radiant-nya berada di rasi Monoceros, dekat Orion, posisi yang cukup ramah bagi pengamat di Indonesia.
Tahun ini aktivitasnya diperkirakan lebih moderat, tetapi tetap layak ditunggu karena meteor-meteornya menggores langit dengan cepat. Waktu terbaik mengamati adalah setelah tengah malam ketika Monoceros mulai naik lebih tinggi.
Hujan Meteor Sigma Hydrid (12 Desember)
Tiga hari setelah Monocerotid, langit kembali bergerak dengan kemunculan Sigma Hydrid. Berasal dari rasi Hydra di langit selatan, hujan meteor ini dikenal memiliki meteor yang cepat dan cukup terang.
Untuk pengamat di Indonesia, fenomena ini cukup menguntungkan karena posisi Hydra relatif tinggi menjelang pagi. Peluang terbaik melihatnya adalah pukul 02.00–04.00 saat langit berada pada kondisi tergelapnya.
Hujan Meteor Geminid (14–15 Desember)
Geminid adalah bintang tamu langit Desember yang hampir tidak pernah mengecewakan. Hujan meteor geminid merupakan salah satu hujan meteor terbesar setiap tahun, dan 2025 menjadi tahun yang cukup istimewa karena kondisi Bulan lebih bersahabat.
Meteor-meteor Geminid berasal dari asteroid 3200 Phaethon, bukan komet seperti kebanyakan hujan meteor lain. Radiant-nya berada di rasi Gemini yang akan naik sejak malam menjelang tengah malam. Dari Indonesia, peluangnya sangat besar dengan catatan selama langit cukup gelap, puluhan meteor per jam bisa terlihat.
Titik Balik Matahari (21 Desember)
Solstis Desember bukan fenomena visual, tetapi tetap penting dalam kalender astronomi. Tepat pada 21 Desember nanti, Matahari berada pada posisi paling selatan dalam perjalanannya di langit.
Meski Indonesia berada di wilayah tropis dan tidak merasakan perbedaan ekstrem seperti negara empat musim, solstis tetap jadi penanda perubahan panjang siang dan malam. Bagi pengamat langit, ini momen yang menarik karena arah terbit dan terbenam Matahari berada pada titiknya yang paling condong.
Hujan Meteor Ursid (22–23 Desember)
Fenomena ini hadir menjelang akhir bulan. Dibanding Geminid, jumlah meteor Ursid memang jauh lebih sedikit. Radiant-nya berada di rasi Ursa Minor yang letaknya cukup utara, sehingga bagi pengamat Indonesia intensitasnya lebih rendah.
Walaupun begitu, meteor-meteor lamban dengan cahaya halus dari Ursid tetap bisa terlihat pada jam-jam menjelang fajar. Tidak spektakuler, tetapi cukup memberi penutup lembut menjelang akhir 2025.
Konjungsi Bulan dengan Jupiter dan Saturnus (Sepanjang Desember)
Selain meteor dan purnama, Desember juga dihiasi beberapa peristiwa konjungsi. Masing-masing terjadi ketika bulan bergerak mendekati planet sehingga tampak berpasangan di langit.
Jupiter dan Saturnus adalah dua planet terang yang mudah dilihat dengan mata telanjang. Bila cuaca bersahabat, konjungsi ini akan tampak seperti dua titik cahaya cerah yang berdampingan.
Menutup tahun dengan melihat fenomena langit selalu memberi rasa yang berbeda. Terlebih, Indonesia cukup beruntung karena memiliki langit tropis yang sering cerah di penghujung tahun. Jika Kawan memiliki waktu luang, sempatkan diri untuk menepi sejenak dari aktivitas, tataplah langit lepas dan nikmati fenomena langit Desember 2025 yang menakjubkan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News