menyiapkan varietas jagung manis ungu pertama di indonesia ini peran mahasiswa agronomi ipb - News | Good News From Indonesia 2025

Menyiapkan Varietas Jagung Manis Ungu Pertama di Indonesia, Ini Peran Mahasiswa Agronomi IPB

Menyiapkan Varietas Jagung Manis Ungu Pertama di Indonesia, Ini Peran Mahasiswa Agronomi IPB
images info

Menyiapkan Varietas Jagung Manis Ungu Pertama di Indonesia, Ini Peran Mahasiswa Agronomi IPB


Pada awalnya, penelitian ini tidak direncanakan untuk membahas jagung sama sekali. Topik awal yang dipilih adalah kangkung. Namun, hasil penelitian ternyata tidak sesuai hipotesis. Penelitian pun tidak bisa dilanjutkan. Dari sinilah penelitian jagung manis ungu muncul.

“Dosen saya nawarin, ‘Mbak mau enggak kalau pindah ke jagung ungu gitu,’” katanya dalam wawancara bersama GNFI. 

Tawaran itu datang tepat ketika proyek penelitian jagung ungu di laboratorium dosennya sudah berjalan. Perpindahan topik kemudian berlangsung cepat.

baca juga

Membuat Varietas Baru, Dunia Agronomi dan Hortikultura

Ia adalah Fatin Humairo’ mahasiswa dari jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Jurusan ini mempelajari cara membudidayakan tanaman agar menghasilkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan yang baik. Jurusan ini juga memungkinkan untuk membuat varietas tanaman baru.

Agronomi adalah jurusan yang khusus mempelajari budidaya tanaman pertanian. Sementara itu, Hortikultura mencakup tanaman buah, bunga, dan tanaman konsumsi lain termasuk jagung. Pengetahuan dasar ini membuat jurusan tersebut cukup siap menangani topik baru, terutama soal plant breeding (pemuliaan tanaman).

Latar belakang inilah yang kemudian mendorong Fatin menggarap proyek penelitian jagung manis ungu (JMU). 

baca juga

Selama pencarian research gap, Fatin menemukan bahwa varietas jagung ungu yang ada di Indonesia saat ini hanyalah jagung ketan ungu atau jagung pulut ungu. Jenis ini memiliki rasa yang hambar dan tidak bisa diolah seperti jagung manis yang biasa direbus atau dibakar. 

“Sedangkan yang belum ada itu memang jagung manis ungu,” ujarnya.

Jagung manis ungu (JMU) sendiri belum pernah ditanam secara mandiri di Indonesia. Fatin memastikan hal ini melalui penelusuran data benih dan registrasi varietas. Varietas yang paling mendekati hanyalah Mira, produk dari produsen benih Indonesia yang penanamannya dilakukan di luar negeri. 

Artinya, Indonesia belum punya produksi JMU asli dari lahan sendiri.

Inilah yang mendasari mengapa riset Fatin dinilai penting. Regulasi perbenihan mengharuskan varietas komersial melewati seleksi, uji stabilitas, dan sertifikasi. Oleh karena itu, penelitiannya bertujuan untuk menyiapkan calon varietas yang di kemudian hari dapat dilegalkan dan ditanam petani Indonesia.

“Sejauh ini di Indonesia itu belum ada yang tersertifikasi benihnya dari si JMU ini,” jelasnya.

Fatin mengungkapkan bahwa dalam prosesnya, pemuliaan dilakukan melalui persilangan jagung manis ungu dengan cara konvensional, bukan rekayasa genetika laboratorium. 

baca juga

“Penyisipannya ini dilakukannya secara alami… bukan dengan metode mutasi,” jelasnya.

Caranya adalah mengawinkan jagung pulut ungu yang menjadi sumber gen antosianin dengan jagung manis. Keturunan pertama dari persilangan ini akan menghasilkan variasi yang beragam. Dari ratusan tanaman yang tumbuh, Fatin memilih jenis dengan karakter paling sesuai, yakni warna ungu yang kuat, rasa manis, dan sifat tanaman yang stabil.

baca juga

Peluang dari Kandungan Antosianin dan Tren Gaya Hidup Sehat

Fatin melihat peluang pasar JMU di Indonesia cukup besar. Apalagi, masyarakat semakin sadar akan gaya hidup sehat. Nah, JMU mendukung tren tersebut dengan kandungan antosianinnya yang kaya.

“Kelebihannya kan dia punya kandungan antosianin yang lebih tinggi daripada jagung manis biasa,” katanya.

Antosianin adalah senyawa pigmen alami berwarna merah-ungu yang juga ada pada kol ungu atau bayam ungu. Senyawa ini dikenal sebagai antioksidan yang membantu menangkal radikal bebas. Fungsinya bukan mengobati, tetapi membantu mencegah kerusakan sel.

baca juga

Selain itu, warnanya yang tidak umum bisa menjadi daya tarik pasar. Menurut Fatin, masyarakat menganggap produk pangan berwarna ungu dinilai premium dan sehat.

Fatin membandingkan JMU dengan jagung manis biasa. Memang, rasa dan teksturnya sama. Beberapa galur yang belum stabil juga memiliki tekstur sedikit pulut (lebih lengket), tetapi hal itu justru menunjukkan bahwa proses pemuliaan masih berlangsung. Menariknya, ada indikasi JMU cenderung sedikit lebih manis, terutama saat panen awal.

Meski demikian, Fatin tidak menampik bahwa pemasaran menjadi tantangan utama. Ia menyadari produk baru biasanya sulit diterima pasar jika hanya menarik pada awal. 

“Gimana caranya agar… ketika nanti sudah komersil itu bisa diterima oleh pasar,” katanya.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.