jetty margareta wanita pertama yang keliling indonesia dengan jalan kaki pada 1959 - News | Good News From Indonesia 2025

Jetty Margareta, Wanita Pertama yang Keliling Indonesia dengan Jalan Kaki pada 1959

Jetty Margareta, Wanita Pertama yang Keliling Indonesia dengan Jalan Kaki pada 1959
images info

Jetty Margareta, Wanita Pertama yang Keliling Indonesia dengan Jalan Kaki pada 1959


Raden Roro Jetty Margareta Julia Arik Salami, satu nama yang mungkin terdengar asing di telinga saat ini. Namun tahukah Kawan, nama ini ternyata pernah beken di tanah air pada era akhir 1950-an hingga awal 1960-an?

Wanita yang akrab dikenal dengan nama Jetty tersebut pernah melakukan ekspedisi keliling Indonesia pada waktu itu. Uniknya, perjalanan yang dilakukan oleh Jetty ini tidak membawa kendaraan dari kampung halamannya, alias hanya berjalan kaki saja.

Tidak hanya itu, perjalanan yang dilakukan oleh Jetty ini dia jalani di usia yang relatif sangat muda, yakni 16 tahun. Bahkan perjalanan yang dia mulai ini disinyalir sebagai ekspedisi wanita pertama yang berkeliling Indonesia dengan berjalan kaki.

Bagaimana kisah perjalanan Jetty dalam melakukan ekspedisinya pada waktu itu? Simak artikel lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Berpetualang di Usia Muda

Kisah perjalanan Jetty ini sempat direkam di salah satu surat kabar yang terbit di periode tersebut, yakni Nasional. Dikutip dari artikel, "Djalan Kaki: Jetty Gadis 16 Thn Pengeliling Indonesia Djl Kaki" yang terbit di surat kabar Nasional edisi 6 Oktober 1960, Jetty merupakan seorang wanita yang berasal dari Jember, Jawa Timur. Dirinya merupakan anak bungsu dari keluarga M. A. Hidayat dan merupakan putri satu-satunya.

Perjalanan keliling Indonesia Jetty dimulai di usia yang sangat muda, yakni 16 tahun. Bahkan saat memulai perjalanan ini, dia masih berstatus sebagai siswa STM di Surabaya.

Misi Jetty Margareta dalam Perjalanan Keliling Indonesia

5 Agustus 1959 menjadi tanggal penting bagi Jetty. Pada waktu tersebut, Jetty memulai perjalanannya berkeliling Indonesia dengan berjalan kaki dari kampung halamannya di Jember.

Pada awalnya, perjalanan ini ditolak oleh kedua orang tuanya. Namun pada akhirnya Jetty mendapatkan izin untuk melakukan ekspedisi tersebut.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga mendapatkan dukungan langsung dari para guru yang ada di sekolahnya. Jetty juga mendapatkan izin untuk tidak masuk sekolah selama melakukan perjalanan tersebut.

Ekspedisi yang dilakukan Jetty sebenarnya memiliki misi dan tujuan khusus yang ingin dia capai. Dia berkeinginan untuk menerbitkan sebuah buku dari kisah perjalanannya tersebut.

Dari Disekap DI/TII hingga Mencari Bekal lewat Sepak Bola

Saat artikel ini diterbitkan di surat kabar Nasional, Jetty terhitung sudah melakukan perjalanan selama lebih kurang 15 hingga 16 bulan lamanya. Saat artikel tersebut terbit, Jetty sedang berada di Makassar, Sulawesi Tenggara.

Selama satu tahun lebih perjalanan, Jetty sudah mengunjungi daerah-daerah yang ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Pada 1960, dia memulai perjalanannya di Sulawesi lewat Makassar.

Dari perjalanannya tersebut, Jetty mengalami beberapa kisah unik yang dia alami. Misalnya, ketika melewati daerah Jawa Barat, dirinya pernah disekap oleh gerombolan DI/TII yang ada pada periode waktu tersebut.

Dirinya ditahan selama satu hari satu malam sebelum dilepaskan dan diperbolehkan melanjutkan perjalanan. Kejadian serupa juga pernah terjadi ketika dirinya berada di Sumatra.

Jika di Jawa Barat dia disekap oleh pasukan DI/TII, di Sumatera Barat Jetty juga pernah ditangkap oleh pasukan PRRI. Dirinya bahkan ditahan lebih lama dibandingkan kejadian sebelumnya, yakni lima hari lima malam.

Momen unik lain yang juga disorot dari perjalanan Jetty adalah cara dia mendapatkan uang dan bekal untuk melanjutkan perjalanan. Dalam ekspedisinya ini, Jetty memanfaatkan kemampuannya di bidang sepak bola untuk mengumpulkan uang.

Ketika di Jember, Jetty tergabung dalam salah satu kesebelasan sepak bola yang ada di sana. Lewat kemampuan inilah, Jetty memperlihatkan kepandaiannya di bidang sepak bola untuk mengumpulkan uang sebagai bekal dalam melanjutkan perjalanan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.