kurkumin senyawa sederhana di balik warna cerah nasi kuning - News | Good News From Indonesia 2025

Kurkumin: Senyawa Sederhana di Balik Warna Cerah Nasi Kuning

Kurkumin: Senyawa Sederhana di Balik Warna Cerah Nasi Kuning
images info

Kurkumin: Senyawa Sederhana di Balik Warna Cerah Nasi Kuning


Nasi kuning adalah salah satu hidangan tradisional Indonesia yang begitu dekat dengan keseharian kita. Hidangan ini dibuat dari beras yang dimasak bersama kunyit, santan, dan rempah-rempah.

Kombinasi bahan-bahan tersebut menghasilkan rasa gurih, aroma hangat, dan warna kuning cerah yang langsung mengingatkan pada suasana syukuran atau momen bersama keluarga. Di balik tampilannya yang akrab, pernahkah Kawan GNFI bertanya bagaimana kunyit dapat memberikan warna kuning khas pada hidangan ini?

baca juga

Kunyit menjadi sumber utama warna pada nasi kuning. Menurut Cintya et al. (2021) dalam artikelnya yang diterbitkan di jurnal Pro-Life, kunyit mengandung kurkumin, yaitu pigmen kuning dari kelompok curcuminoid yang menjadi sumber warna cerah nasi kuning.

Kurkumin merupakan komponen bioaktif yang bersifat dominan nonpolar dan memiliki stabilitas yang relatif rendah. Menurut Rezki dan Nugroho (2015) dalam artikelnya yang diterbitkan di Jurnal Teknik Kimia USU, kurkumin merupakan senyawa nonpolar liposoluble dan tidak larut dalam air.

Menurut Khusna et al. (2023) dalam artikelnya yang diterbitkan di Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, kurkumin memerlukan sistem emulsi untuk meningkatkan stabilitasnya dan santan kelapa dapat berperan sebagai emulsi alami tersebut.

Pada saat dimasak bersama santan dan rempah, kurkumin larut terlebih dahulu dalam fase lemak santan lalu menempel dan melapisi permukaan butiran nasi. Lapisan inilah yang membuat warna nasi terlihat kuning merata dan tetap stabil selama proses pemasakan.

Selain memberikan warna khas, kurkumin juga memiliki manfaat kesehatan. Menurut Supartingsih et al. (2025) dalam artikelnya yang diterbitkan di jurnal Nusantara Scientific Medical Research Journal, kurkumin memiliki berbagai aktivitas biologis, seperti antioksidan dan antitumor.

Senyawa ini membantu tubuh menghadapi paparan radikal bebas. Jumlah kurkumin dalam seporsi nasi kuning tidak setinggi ekstrak kunyit atau produk olahan herbal, tetapi keberadaannya tetap menunjukkan bahwa kuliner tradisional Indonesia menyimpan komponen bioaktif alami yang mempunyai nilai tinggi.

Warna kuning yang cerah bukan satu-satunya daya tarik nasi kuning. Kehadiran rempah seperti serai, daun salam, dan pandan memberi aroma yang menenangkan.

Santan juga memberikan dimensi gurih yang memperkaya cita rasa. Saat proses pemasakan berlangsung, senyawa volatil dari berbagai rempah tersebut terlepas dan membentuk aroma yang khas, menjadikan nasi kuning lebih dari sekadar hidangan berbahan dasar beras.

Dari sudut pandang keamanan pangan, penggunaan kunyit sebagai pewarna alami merupakan pilihan yang aman. Menurut Sylvia et al. (2024) dalam artikelnya yang diterbitkan di jurnal Lumbung Pengabdian Kesehatan, masyarakat masih perlu memahami perbedaan antara pewarna alami dan sintetis.

Pewarna alami seperti kunyit berasal dari bahan nabati dan tidak menyisakan residu kimia berbahaya sehingga cocok digunakan dalam hidangan sehari-hari. Nasi kuning menjadi salah satu bentuk pemanfaatan bahan alami yang memberi warna sekaligus tetap aman dikonsumsi.

Nasi kuning juga mengandung nilai budaya yang kuat. Warna kuningnya sering dikaitkan dengan lambang kebahagiaan, kemakmuran, dan rasa syukur. Makna ini sejalan dengan peran kurkumin yang membawa manfaat bagi tubuh, sehingga tradisi dan ilmu pengetahuan berjalan berdampingan dalam memaknai hidangan ini.

baca juga

Kawan GNFI, dari sepiring nasi kuning, kita dapat melihat bagaimana rempah, tradisi, dan ilmu sederhana bekerja bersama membentuk hidangan yang kita kenal sejak lama. Warna cerahnya berasal dari kurkumin, aromanya dibangun oleh rempah-rempah, dan maknanya terjalin dalam budaya kita.

Nasi kuning bukan hanya makanan, tetapi warisan rasa yang terus hidup, menghubungkan pengetahuan tradisional dengan pemahaman ilmiah yang semakin berkembang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZR
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.