seni mengolah rasa dan meningkatkan percaya diri remaja - News | Good News From Indonesia 2025

Seni: Mengolah Rasa dan Meningkatkan Percaya Diri Remaja

Seni: Mengolah Rasa dan Meningkatkan Percaya Diri Remaja
images info

Seni: Mengolah Rasa dan Meningkatkan Percaya Diri Remaja


Steinberg dalam Adolescence (2019) menjelaskan bahwa remaja mengalami perubahan biologis dan sosial yang memengaruhi cara remaja memandang diri sendiri. Situasi ini membuat remaja membutuhkan ruang aman untuk mengolah perasaan dan membangun percaya diri secara sehat melalui pengalaman kreatif.

Menjadi masalah ketika remaja tidak memiliki medium ekspresi yang memadai. Banyak remaja memilih memendam rasa bingung, marah, atau ragu. Padahal, Hurlock melalui Child Development (2018) menegaskan bahwa perasaan yang tidak tersalurkan dapat menurunkan kepercayaan diri dan kestabilan emosi.

Survei lembaga riset Kemenkes (2024) menunjukkan banyak remaja merasa tidak punya tempat mencurahkan perasaan. Situasi itu mendorong perlunya pendekatan kreatif yang relevan dan dekat dengan kehidupan remaja.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya ruang aman untuk berekspresi. Banyak remaja merasa takut salah atau takut dinilai. Ketika ruang aman tidak tersedia, remaja memilih menutup diri. Hal ini memperlambat proses pembentukan identitas yang kuat dan fleksibel.

Seni bukan hanya aktivitas menggambar atau bermain musik. Menurut Eisner dalam The Arts and the Creation of Mind (2002), seni adalah cara manusia memahami pengalaman. Seni membantu seseorang mengenali dunia sekaligus memahami dirinya. Karena itu seni dapat menjadi media reflektif yang sangat efektif bagi remaja yang sedang menyusun gambaran diri.

Seni dapat menjadi jembatan penting antara perasaan dan keberanian untuk mengungkapkan diri. Banyak remaja tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakan dengan kata-kata langsung. Melalui warna, suara, gerak, atau cerita fiksi, remaja dapat mengolah rasa yang sulit dijelaskan. Malchiodi dalam The Art Therapy Sourcebook (2020) menjelaskan bahwa seni mampu menjembatani bahasa emosi. Proses kreatif memberi ruang aman untuk jujur tanpa takut dinilai.

Aktivitas seni juga memiliki efek menenangkan bagi otak remaja. Penelitian Kaimal dalam Art Making and Stress Hormones (2016) menunjukkan bahwa membuat karya seni dapat menurunkan hormon stres. Remaja yang rutin berkreasi terbukti lebih stabil secara emosional. Aktivitas sederhana seperti menggambar lima menit atau membuat sketsa bebas dapat membantu remaja mengatur emosi. Efek itu sangat berarti ketika tekanan akademik atau sosial meningkat.

Selain membantu mengolah emosi, seni melatih keterampilan teknis yang berguna dalam kehidupan. Remaja yang bermain musik melatih memori kerja dan konsentrasi. Remaja yang menulis cerita melatih logika dan ketajaman bahasa.

Remaja yang menari melatih koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh. Winner dan Hetland dalam Studio Thinking (2020) menyatakan bahwa proses seni membangun disiplin dan pola berpikir terstruktur. Keterampilan ini mendukung perkembangan akademik dan sosial remaja.

Seni juga membuka ruang pertemuan yang memperbaiki kemampuan sosial. Remaja yang berkolaborasi dalam proyek teater, tari, atau band belajar memahami ritme orang lain. Remaja belajar menunggu giliran, memberi ruang, dan bekerja sebagai tim. Karena itu kegiatan seni bersama dapat menjadi arena latihan sosial yang sehat dan menyenangkan.

Seni juga menawarkan peluang karier masa depan. Banyak profesi baru lahir dari kemampuan artistik remaja seperti pembuat konten kreatif, ilustrator digital, komposer gim, dan desainer media. Seniman modern tidak lagi terbatas pada panggung atau kanvas. Remaja menciptakan dunia baru dalam bentuk digital. Peluang ini membuat keterampilan seni semakin relevan bagi remaja masa kini.

Maka, sekolah dapat menyediakan ruang seni bebas yang dapat digunakan kapan saja. Lingkungan rumah dapat menyediakan alat sederhana seperti buku sketsa atau alat musik kecil. Orang tua juga dapat memberikan waktu khusus untuk kegiatan kreatif tanpa tekanan hasil. Lingkungan yang suportif akan mempercepat perkembangan percaya diri remaja.

Remaja dapat membuat jurnal visual, video kreatif, atau musik digital sebagai media ekspresi. Remaja dapat memanfaatkan aplikasi seni gratis untuk mengembangkan bakat secara mandiri. Komunitas kreatif daring juga dapat menjadi ruang berbagi tanpa tekanan. Cara ini membantu remaja merasa terhubung dengan banyak teman yang memiliki minat serupa. Inovasi digital membuat seni lebih mudah diakses dan dinikmati.

Seni bukan sekadar aktivitas mengisi waktu luang. Seni adalah cara mengolah rasa dan membangun percaya diri. Remaja belajar mengenali diri, merawat emosi, dan berhubungan dengan lingkungan. Seni memberi remaja modal kuat untuk menghadapi dunia yang berubah cepat. Dengan dukungan lingkungan dan kesempatan yang cukup, remaja dapat tumbuh menjadi pribadi kreatif dan percaya diri. Seni membantu remaja melangkah maju dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang lebih terbuka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.