Belgi Art kembali menegaskan komitmennya sebagai brand lolokal yang tidak hanya bergerak pada ranah kreatif, tetapi juga membawa misi keberlanjutan lingkungan yang kuat. Tahun ini, sebuah langkah kolaboratif yang lebih berani diwujudkan dengan menggandeng Duta Lingkungan Hidup Jawa Barat 2025 dalam kampanye edukatif dan inspiratif bersama Gema Desa Visual sebuah platform yang lahir dari desa, namun menggema hingga jauh melampaui batas kampung itu sendiri.
Melalui sebuah podcast kolaboratif, Belgi Art dan Gema Desa Visual menghadirkan ruang dialog yang tidak hanya menyuarakan isu lingkungan, tetapi juga membuka percakapan yang dekat dengan keseharian masyarakat.
Podcast ini dirancang untuk menjadi jembatan antara pengetahuan, kesadaran, dan aksi nyata. Dengan menghadirkan Duta Lingkungan Hidup Jawa Barat 2025, pesan yang disampaikan menjadi lebih kredibel, lebih mengena, dan lebih relevan bagi generasi muda maupun masyarakat umum.
Kampanye ini tidak berhenti pada teori atau wacana besar tentang perubahan iklim dan kerusakan ekologis. Sebaliknya, narasi yang diangkat justru berangkat dari hal-hal sederhana yang sering terlupakan seperti kebiasaan kecil yang bisa dimulai dari rumah, dari diri sendiri, dan dari lingkungan terdekat.
Mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah di rumah, menghemat listrik, hingga menanam tanaman kecil di pekarangan. Langkah-langkah seperti ini mungkin terlihat sepele, tetapi Belgi Art percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten.
Belgi Art memandang bahwa kepedulian terhadap bumi bukan sekadar tren atau gerakan sesaat, melainkan sebuah kewajiban moral yang harus menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Dengan menggandeng Duta Lingkungan Hidup Jawa Barat 2025, kampanye ini menjadi penegasan bahwa menjaga kestabilan alam adalah tanggung jawab bersama dengan tanggung jawab yang membutuhkan kesadaran, komitmen, dan partisipasi aktif setiap individu.
Podcast kolaboratif ini juga menghadirkan cerita, pengalaman, dan perspektif baru tentang bagaimana alam sebenarnya memberikan peringatan melalui perubahan cuaca, banjir, longsor, dan fenomena lainnya yang terjadi kembali akhir-akhir ini. Semua itu menjadi cermin bahwa bumi sedang meminta perhatian yang lebih serius. Karena itu, ruang percakapan yang dibangun oleh Gema Desa Visual bukan hanya sekadar dialog, tetapi sebuah ajakan bersama untuk bergerak, bertindak, dan memberi dampak nyata.
Lewat kampanye ini, Belgi Art berharap semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk melihat lingkungan dengan cara yang lebih penuh empati. Bukan hanya melihat alam sebagai latar kehidupan, tetapi sebagai rumah yang harus dijaga. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperluas jangkauan edukasi lingkungan, terutama bagi anak muda desa yang selama ini menjadi bagian penting dari gerakan Gema Desa Visual.
Di akhir November hingga awal Desember 2025, alam Sumatra kembali mengingatkan kita akan rapuhnya keseimbangan ekosistem: hujan deras yang dipicu oleh siklon tropis dan gangguan pola cuaca menyebabkan banjir bandang dan longsor besar-besaran di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, menelan ratusan jiwa dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi. Para pakar menggarisbawahi bahwa dampak bencana ini diperparah oleh kerusakan hutan di daerah hulu: penebangan, pembukaan lahan untuk perkebunan dan aktivitas tambang telah merusak kemampuan tanah untuk menyerap air sehingga aliran deras berubah menjadi bencana.
Pernyataan ini bukan sekadar statistik bagi kawasan-kawasan bernilai konservasi tinggi, termasuk habitat langka seperti Batang Toru yang menyokong Tapanuli orangutan, terancam oleh kombinasi banjir, longsor, dan perluasan aktivitas ekstraktif. Di sisi lain, sepanjang 2025 Sumatra juga mengalami kebakaran hutan dan lahan yang memproduksi hotspot besar dan kabut asap lintas batas, mengingatkan bahwa pengelolaan lahan yang buruk berdampak jauh ke aspek kesehatan dan ekonomi masyarakat. Semua itu menegaskan satu pesan sederhana namun mendesak: upaya pelestarian alam bukan lagi pilihan depan, melainkan tindakan darurat kolektif.
Dalam konteks ini, suara Belgi Art dan ruang narasi Gema Desa Visual menjadi penting dan bukan hanya sebagai saksi estetis, tetapi juga sebagai penggerak lokal yang menerjemahkan data ilmiah dan pengalaman komunitas menjadi cerita yang menyentuh, memberi konteks pada angka-angka, serta mendorong aksi pelestarian dari desa ke tingkat kebijakan.
Pada akhirnya, Belgi Art ingin menegaskan kembali: kepedulian lingkungan bukan pilihan, melainkan kebutuhan. Dan melalui ruang dialog ini, semoga semakin banyak suara-suara kecil yang tumbuh menjadi gerakan besar untuk merawat bumi dengan lebih bijak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News