festival sandeq silumba manifestasi kearifan lokal dari kegagahan perahu layar khas suku mandar - News | Good News From Indonesia 2025

Festival Sandeq Silumba, Manifestasi Kearifan lokal dari Kegagahan Perahu Layar Khas Suku Mandar

Festival Sandeq Silumba, Manifestasi Kearifan lokal dari Kegagahan Perahu Layar Khas Suku Mandar
images info

Festival Sandeq Silumba, Manifestasi Kearifan lokal dari Kegagahan Perahu Layar Khas Suku Mandar


Kawan GNFI, Kalau Riau punya Pacu Jalur, Sulawesi Barat punya Sandeq. Dalam pelayarannya, Sandeq kerap diiringi dengan berbagai ritual adat yang bertujuan untuk keselamatan baik di perjalanan maupun bagi para pelayarnya, karena laut bagi masyarakat Mandar tak hanya menjadi sumber kehidupan, tapi juga sebagai ruang spiritual.

Sandeq menjadi perahu layar identitas dan kehormatan masyarakat suku Mandar, Sulawesi Barat. Hal inilah yang menjadikan Sandeq kaya akan cerminan nilai kepercayaan dan kearifan lokal dalam menghormati alam dan menjadi sesuatu yang sakral untuk perjalanan hidup.

Festival Sandeq Silumba yang menjadi agenda tahunan di Sulawesi Barat menjadi salah satu bentuk dukungan akan pengembangan pariwisata di Sulawesi Barat dengan menghadirkan event berkualitas dan sarat akan makna.

Ingin tahu euphoria dan asal muasal Sandeq hingga menjadi festival tahunan yang penuh makna? Simak selengkapnya, ya, Kawan GNFI untuk #MakinTahuSulbar.

Sandeq Sebagai Identitas Diri Suku Mandar 

Suku Mandar merupakan masyarakat yang menetap di wilayah pesisir Sulawesi Barat, terutama di Kabupaten Polewali Mandar.

Bagi suku Mandar, Sandeq tak hanya menjadi Lepa-lepa (perahu), tapi menjadi bagian dari identitas diri dan ikon daerah mereka. Dalam menaklukan lautan, Sandeq mengandalkan hembusan angin yang ditangkap oleh layar besar dalam menjalankan perahunya.

Sandeq bagi suku Mandar memang telah lama digunakan untuk berlayar dan menangkap ikan di perairan Sulawesi Barat hingga menjadi salah satu cita-cita suku Mandar untuk memiliki perahu cepat, cantik, dan kuat dalam mengarungi lautan.

Bentuknya yang ramping dengan cadik khas segitiga, menjadikan Sandeq bukan sembarang perahu tradisional semata, tapi menandakan kepiawaian suku Mandar dalam menciptakan teknologi perikanan lokal yang dikembangkan mandiri – dikenal rumpon (roppong) atau perahu Sandeq.

Dalam satu perahu Sandeq, memuat delapan orang awak – passandeq yang memiliki arti filosofis mencakup kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, dan kemampuan saling mengimbangi.

Ragam Sandeq Berdasarkan Kegunaan dan Karakteristiknya

Tercantum dalam laman Indonesia.go.id, Sandeq sarat akan makna simbolik bagi para pembuatnya di mana mereka memiliki kepercayaan akan pakem lopi Sandeq na malolo – Sandeq yang dibuat yang harus terlihat indah atau bagus.

Untuk dasar lambung atau balakang menggunakan kayu dari satu pohon utuh jenis berbuah seperti pohon mangga, durian, dan nangka yang bermakna agar perahu selalu membuahkan tangkapan ikan melimpah.

Lebih lanjut, segitiga yang melekat pada tiang (pallayarang) harus berbahan bambu yang menjadi simbol akan keharmonisan hubungan manusia dan Sang Pencipta.

Pada bagian belakang Sandeq terdapat guling atau kemudi dengan posisi bersandar pada sanggilang tommoane dan sanggilang towaine – sangar kemudi laki-laki dan perempuan yang bermakna akan konsep gender lokal Mandar (siwaliparri), sebagai penghargaan dan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam membangun dan mengarahkan perahu.

Ciri khas lain yang melekat pada Sandeq yakni seluruh bagian perahunya bercat warna putih hal ini melambangkan akan kesucian jiwa sebagai penciptaan budaya kemaritiman yang tinggi disandang orang-orang Mandar.

Tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda, perahu tradisional ini telah tercantum sebagai aset budaya nasional dengan nomor registrasi 2011002025 pada 2011.

Berdasarkan tipe dan kegunaanya Sandeq memiliki ragamnya, antara lain:

  • Sandeq paroppo untuk menangkap ikan tuna di roppo atau rumpon yang digunakan di laut lepas
  • Sandeq potangnga untuk menangkap ikan terbang (Exocoetidae) di laut lepas
  • Sandeq pangoli untuk menangkap ikan tongkol dan digunakan di kawasan pesisir
  • Sandeq pappasar untuk mengangkut barang dagangan dari pasar ke pasar yang berada di tepi pantai.
  • Sandeq pappasiluba yang dikhususkan untuk lomba biasanya digunakan dalam Sandeq race – lomba Sandeq dengan jarak tempuh paling jauh 400 km dan pertama kali diadakan pada 1995.

Dengan kecepatan 20 knot atau 40 km per jam – menjadikan Sandeq sebagai perahu layar tercepat di Nusantara.

baca juga

Festival Sandeq Silumba jadi Magnet Pariwisata Lokal Sulbar

Meski perahu Sandeq terakhir yang digunakan untuk menangkap ikan dibuat pada tahun 2000, Sandeq tetap menjadi simbol penting yang kaya akan nilai historis dan religi bagi suku Mandar.

Pada 2025, Festival Sandeq Silumba diadakan pada 21-26 Agustus yang menjadi kompetisi perahu layar tradisional khas Mandar yang dilaksanakan sepanjang pesisir pantai Polewali Mandar, Majene, dan Mamuju berjarak sekitar 231 km dan sukses mencetak banyak juara pelayar di era masa kini dengan total peserta sekitar 770 0rang yang terdiri dari 55 kapal.

baca juga

Festival ini selain menjadi ajang perlombaan, sekaligus juga memperkenalkan identitas dan jati diri suku Mandar, Sulawesi Barat dengan menampilkan Sandeq – perahu layar tercepat yang menjadi unique selling point bagi Indonesia dan diharapkan mampu dikenal secara global.

Adanya Festival Sandeq Silumba ini pula erat kaitannya dengan wisata bahari dalam menaikan pariwisata lokal hingga meningkatkan dampak ekonomi lokal dan daya saing pariwisata yang dapat menarik minat wisatawan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan hingga menjadi ajang silaturahmi bagi para pelaut dari Sulawesi Barat dan Selatan.

Festival Sandeq Silumba menjadi momen penting untuk tetap menjaga budaya, membangkitkan semangat kebersamaan, sportivitas, hingga memperkuat identitas Sulawesi Barat sebagai daerah maritim yang kaya akan tradisi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.