Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menghadirkan inovasi yang berdampak langsung kepada masyarakat. Tahun ini, mahasiswa KKN-T yang ditempatkan di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Mojokerto, berfokus pada upaya peningkatan ketahanan pangan desa melalui pemanfaatan kolam terbengkalai untuk budidaya ikan lele. Inisiatif ini tidak hanya menghidupkan aset desa yang sebelumnya tidak terpakai, tetapi juga memberi peluang ekonomi baru bagi warga sekitar.
Kolam yang sempat dibiarkan kosong selama bertahun-tahun itu awalnya tidak memiliki fungsi dan bahkan mulai menjadi tempat penumpukan sampah. Melihat potensi yang ada, mahasiswa KKN-T UNESA menginisiasi perbaikan dan pengelolaan kolam agar dapat digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele.
Langkah awal dimulai dari pembersihan area kolam bersama warga, dilanjutkan pengecekan kondisi air dan perbaikan di beberapa titik kerusakan agar kolam kembali layak digunakan. Mahasiswa juga memasang membuat irigasi perairan dengan pipa untuk memastikan agar air tidak surut sehingga bibit lele dapat tumbuh dengan baik.

Setelah kolam siap, mahasiswa melakukan penebaran ribuan bibit lele sebagai langkah awal budidaya. Proses pemeliharaan dilakukan secara teratur, mulai dari pemberian pakan, pengecekan kualitas air, pembersihan kolam lele dari rumput hijau, hingga edukasi kepada warga mengenai teknik sederhana pengelolaan ikan lele. Edukasi ini dilakukan agar setelah program KKNT berakhir, warga tetap mampu melanjutkan budidaya secara mandiri dan berkelanjutan.
Ketua KKNT UNESA, memberikan tanggapan mengenai keberjalanan program tersebut. “Kami ingin memastikan bahwa kolam ini bukan hanya hidup sementara, tetapi bisa terus memberi manfaat untuk warga. Harapannya, budidaya lele ini dapat memperkuat ketersediaan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tujuan utama program ini adalah membantu masyarakat memanfaatkan potensi lokal yang selama ini belum tergarap maksimal.

Program budidaya lele ini juga diarahkan untuk menghasilkan nilai ekonomi tambahan bagi warga. Setelah mencapai ukuran konsumsi, ikan lele hasil panen dijual langsung ke pasar setempat. Skema penjualan langsung ini membuat warga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar karena tidak melalui perantara.
Selain itu, pemasaran langsung ke pasar juga memperkenalkan produk pangan lokal yang segar, ramah di kantong, dan mudah dijangkau oleh konsumen. Langkah ini sekaligus menjadi upaya peningkatan ekonomi mikro desa.
Selain sebagai sarana budidaya, kolam ikan lele juga difungsikan sebagai area pemancingan terbuka bagi anak-anak yang ingin memancing. Kegiatan ini menjadi ruang edukatif sekaligus rekreatif, di mana anak-anak dapat belajar mengenal budidaya ikan secara langsung. Keberadaan area pemancingan ini diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian sejak dini terhadap pemanfaatan sumber daya lokal serta memperkuat keterlibatan generasi muda dalam mendukung ketahanan pangan desa.

Kepala Desa Wiyu menyampaikan apresiasi atas program yang dilakukan mahasiswa. Menurutnya, kolam yang dulu sama sekali tidak dimanfaatkan kini menjadi sumber harapan baru bagi warga. Ia berharap program ini dapat terus dijalankan oleh masyarakat dan menjadi salah satu pilar penguatan ketahanan pangan di Desa Wiyu.
Kolaborasi antara mahasiswa dan warga dalam memanfaatkan kolam terbengkalai ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi lokal dapat lahir dari kerja bersama dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Dengan terlaksananya program ini, mahasiswa KKN-T berharap kolam lele tidak berhenti pada satu kali panen saja, tetapi menjadi kegiatan yang berkelanjutan. Melalui budidaya ikan lele, masyarakat Desa Wiyu kini memiliki sumber pangan mandiri sekaligus peluang ekonomi yang dapat terus berkembang dari waktu ke waktu.
Upaya kecil yang dilakukan bersama ini menjadi langkah berarti dalam memperkuat kemandirian desa melalui pengelolaan sumber daya lokal secara produktif.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News