Legenda Sutan Panduko adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda yang dihukum akibat membuat kerusuhan dalam sebuah helatan acara.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Sutan Panduko tersebut?
Legenda Sutan Panduko, Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
Disitat dari buku Ceritera Rakyat Daerah Sumatera Barat, alkisah pada zaman dahulu di daerah Muaro Bodi hiduplah sebuah keluarga. Keluarga ini terdiri dari Sutan Malako, Siti Asnah, dan anaknya Bujang Kirai.
Di rumah tersebut juga tinggal adik laki-laki dari Siti Asnah. Adik laki-lakinya tersebut bernama Sutan Panduko.
Pada suatu masa, tersiar kabar bahwa raja di daerah Pesisir tengah melangsungkan pernikahan. Raja Pesisir yang bernama Sutan Badutai tersebut menikahkan anaknya, Putri Ngirok Arai dengan anak dari Sutan Tanjung Sati, yakni Sutan Malintang.
Pernikahan dari kedua keluarga terpandang ini berlangsung meriah. Helatan pesta ini berlangsung selama berhari-hari lamanya.
Pada pesta ini juga digelar sebuah gelanggang yang mengundang semua pemuda yang ada di daerah tersebut. Nantinya para pemuda akan saling mengadu ayam jagoannya di gelanggang tersebut.
Kabar ini sampai di telinga Sutan Panduko. Dia pun hendak menghadiri helatan tersebut sambil membawa ayam jagoannya.
Berangkatlah Sutan Panduko menuju daerah Pesisir. Di sana dia terkesima melihat kemeriahan helatan pernikahan yang diselenggarakan oleh Sutan Badutai tersebut.
Tidak menunggu lama, Sutan Panduko langsung turun ke gelanggang. Dia menghadapi Sutan Dihulu yang berasal dari Teluk Muara Nipah.
Pertarungan antara kedua ayam jago ini berlangsung singkat. Ayam milik Sutan Panduko bisa menang dengan mudah.
Sutan Dihulu tidak mau kalah begitu saja. Dia mengeluarkan ayam jagoan lainnya yang dibawanya ke gelanggang tersebut.
Namun hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda. Ayam Sutan Panduko tetap bisa menang dengan mudah.
Sutan Dihulu tidak menerima kekalahan tersebut. Bahkan dia menantang Sutan Panduko untuk bertarung satu sama lain.
Perkelahian antara kedua pemuda ini akhirnya pecah. Sutan Panduko yang pada awalnya menolak akhirnya larut dalam perkelahian karena menerima serangan dari Sutan Dihulu.
Pada awalnya, Sutan Panduko menahan serangan kepada Sutan Dihulu. Ketika menemukan momen yang tepat, dia langsung melancarkan serangan kepada Sutan Dihulu.
Serangan ini ternyata mengenai Sutan Dihulu dengan telak. Bahkan dia menemui ajalnya akibat pertarungan tersebut.
Hal ini tentu menggemparkan semua orang yang hadir di sana. Sutan Badutai menjadi murka karena ada darah yang tumpah di helatan yang dia gelar.
Sutan Badutai kemudian memerintahkan hulubalang untuk menangkap Sutan Panduko. Sutan Panduko kemudian dibawa menghadap pemilik helatan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pada awalnya, Sutan Panduko berusaha menjelaskan kondisi yang terjadi. Namun Sutan Badutai tidak mengindahkan alasannya dan memasukkan Sutan Panduko ke dalam sebuah peti kayu.
Peti tersebut kemudian dihanyutkan di lautan lepas. Akhirnya peti tersebut terdampar di Teluk Pisang yang tidak jauh dari sana.
Dengan berbagai usaha, Sutan Panduko berusaha keluar dari peti tersebut. Dengan satu hentakan kaki, dirinya berhasil keluar dari peti itu.
Alangkah terkejutnya Sutan Panduko ketika melihat Siti Rosni, istri dari Sutan Dihulu yang juga ada di teluk tersebut. Ternyata Siti Rosni sebelumnya langsung melarikan diri ketika melihat suaminya dihabisi oleh Sutan Panduko.
Muncul rasa kasihan dalam diri Sutan Panduko. Dia merasa bersalah karena sudah membunuh suami Siti Rosni.
Sutan Panduko kemudian berniat mengantarkan kembali Siti Rosni ke Teluk Muara Nipah. Namun belum sempat Sutan Panduko berangkat, dia justru terlihat oleh hulubalang Sutan Badutai yang tengah berpatroli.
Hal ini tentu memancing fitnah di antara mereka. Hulubalang merasa bahwa Sutan Panduko hendak melakukan hal terlarang kepada Siti Rosni.
Hulubalang kemudian memutuskan untuk menangkap Sutan Panduko dan membawanya ke hadapan Sutan Badutai. Setelah mendengarkan penjelasan dari hulubalang, emosi dari Sutan Badutai kembali memuncak dan memutuskan untuk mengurung Sutan Panduko di sebuah peti dalam waktu lama.
Kelak Sutan Panduko akan diselamatkan oleh kemenakannya, Bujang Kurai ketika dewasa. Begitulah kisah dari legenda Sutan Panduko, salah satu cerita rakyat Sumatera Barat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News