Museum HOS Tjokroaminoto yang terletak di Jalan Peneleh Gg. VII No. 29-31, Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, bukan sekadar bangunan tua.
Tempat ini merupakan rumah bersejarah yang dahulu menjadi kediaman Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, sekaligus saksi bisu lahirnya pemikiran para tokoh pergerakan nasional Indonesia. Di sini, Kawan GNFI dapat menelusuri jejak seorang tokoh yang dijuluki Guru Bangsa.
Keberadaan museum ini sangat vital sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi di Kota Surabaya. Kawan GNFI akan disajikan berbagai informasi penting mengenai sosok Tjokroaminoto, kepemimpinannya di Sarekat Islam (SI), dan sejarah keluarga beliau.
Bangunan yang secara resmi diresmikan sebagai museum pada 27 November 2017 ini menawarkan kisah otentik perjalanan bangsa yang perlu dilestarikan.
Sekilas Mengenai Museum HOS Tjokroaminoto
Bangunan yang kini menjadi Museum HOS Tjokroaminoto dulunya adalah rumah tinggal pribadi Hadji Oemar Said Tjokroaminoto.
Pada masa hidupnya, rumah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi pusat pertemuan dan diskusi intensif para tokoh pergerakan dari beragam latar belakang ideologi. Ruangan-ruangan di dalamnya telah menjadi wadah perdebatan politik dan perencanaan strategi perjuangan melawan penjajah.
Museum ini tergolong baru, diresmikan oleh Walikota Surabaya pada tahun 2017. Koleksi museum terdiri dari 143 benda, termasuk perabotan rumah asli dan berbagai buku tentang tokoh pergerakan nasional.
Selain itu, dipamerkan juga foto-foto bersejarah milik Tjokroaminoto. Salah satu kisah unik yang terekam adalah adanya ruangan pribadi beliau, tempat Tjokroaminoto menghabiskan banyak waktu mengurung diri setelah sang istri, Soeharsikin, meninggal pada tahun 1921, mencerminkan sisi personal di balik ketokohan beliau.
Daya Tarik Utama Museum HOS Tjokroaminoto
Daya tarik museum ini berakar pada nilai historis dan perannya sebagai saksi bisu sejarah.
Museum HOS Tjokroaminoto menyimpan 143 koleksi yang terkait langsung dengan kehidupan sang pahlawan, mulai dari perabotan rumah tangga hingga tulisan sejarah yang pernah beliau buat. Keunikan utama adalah kemampuan museum ini membawa Kawan GNFI ke dalam narasi kebangsaan.
Kawan GNFI dapat melihat langsung ruangan-ruangan tempat tokoh-tokoh besar bertemu dan berdiskusi, membayangkan bagaimana ideologi Komunisme, Nasionalisme, dan Islamisme kala itu saling berinteraksi. Ruangan pribadi Tjokroaminoto, meski terasa sunyi, menyimpan kisah haru mengenai kehidupan beliau dan keluarganya.
Secara fisik, interior museum yang memadukan atap anyaman kayu dengan tembok putih bersih memberikan nuansa rumah kuno yang terawat. Kawan GNFI tidak hanya mendapatkan informasi tentang Tjokroaminoto, tetapi juga konteks sosial dan politik masa Sarekat Islam.
Akses Menuju Museum HOS Tjokroaminoto
Museum HOS Tjokroaminoto beralamat di Jalan Peneleh Gg. VII No. 29-31, Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Lokasinya cukup strategis dan dapat dijangkau menggunakan berbagai moda transportasi.
Jika Kawan GNFI menggunakan transportasi umum, museum ini hanya berjarak sekitar 295 meter dari Halte Alun-alun Contong. Dari Stasiun Gubeng, jarak tempuhnya sekitar 3,6 kilometer.
Beberapa rute Bus umum, seperti Bus DA, O, R1/R2, dan WK, memiliki pemberhentian yang dekat dengan kawasan Peneleh. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, lokasi gang Peneleh VII mungkin perlu dicermati, namun penanda arah ke museum sudah tersedia di kawasan tersebut.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Museum HOS Tjokroaminoto membuka pintunya bagi pengunjung dari hari Selasa sampai Minggu. Jam operasional museum ini adalah pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Perlu dicatat, museum ini tutup pada hari Senin.
Untuk menikmati wisata edukasi sejarah ini, biaya tiket masuknya sangat terjangkau, yaitu Rp5.000 per orang. Kawan GNFI dapat melakukan registrasi pembelian tiket secara daring melalui halaman web tiketwisata.surabaya.go.id.
Ayo Berkunjung ke Museum HOS Tjokroaminoto!
Kawan GNFI, mari kita jadikan Museum HOS Tjokroaminoto sebagai salah satu tujuan wisata edukasi.
Mengunjungi rumah bersejarah ini adalah cara terbaik untuk menghormati dan menyelami kedalaman pemikiran sang Guru Bangsa. Di tengah hiruk pikuk Surabaya, museum ini menawarkan ketenangan untuk merenungkan kembali kisah-kisah perjuangan yang membentuk Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News