Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) kembali menggelar agenda akbar tahunan Konvensi Humas Indonesia 2025 di Surabaya.
Forum strategis yang berlangsung pada 13–14 Desember 2025 di Hotel Bumi Surabaya ini menegaskan peran humas sebagai aktor kunci dalam memperkuat komunikasi kebangsaan di tengah arus digitalisasi dan globalisasi.
Mengusung tema Inovasi Bersama untuk Indonesia Berdaya Saing Global, KHI 2025 diarahkan untuk menyelaraskan praktik dan standar profesional kehumasan nasional dengan tolok ukur internasional. Lebih dari 300 peserta, mulai dari praktisi, akademisi, profesional, perwakilan pemerintah, hingga media, hadir meramaikan diskusi lintas sektor yang membedah tantangan komunikasi masa kini.
Ketua Umum Perhumas, Boy Kelana Soebroto, menekankan transformasi mendasar profesi humas. Menurutnya, humas tidak lagi berada di belakang layar, melainkan di garis depan dalam menjaga harmoni informasi, kedaulatan narasi, dan reputasi bangsa.
Ia menyoroti kompleksitas tantangan, mulai dari disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan, kompetisi reputasi global, hingga risiko polarisasi sosial akibat disinformasi. Dalam konteks ini, komunikasi kebangsaan diposisikan sebagai upaya kolektif menghadirkan narasi yang menyatukan dan memajukan.
Dari tuan rumah, Ketua BPC Perhumas Surabaya Suko Widodo menyambut peserta dengan ajakan memperkuat jejaring dan kolaborasi. Ia menyebut KHI 2025 Surabaya sebagai ruang bersama untuk membangun praktik komunikasi yang berdampak, sekaligus mendorong reputasi Indonesia melalui narasi yang konstruktif.
Perspektif pemerintah pusat disampaikan oleh Fifi Aleyda Yahya, Dirjen Komunikasi Publik dan Media di Komdigi. Ia menegaskan pentingnya adaptasi cepat insan humas tanpa kehilangan dimensi kemanusiaan.
Teknologi, termasuk AI, dinilai mampu membantu efisiensi pengolahan data, namun empati dan rasa tetap menjadi keunggulan manusia dalam menghidupkan percakapan publik secara bertanggung jawab.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memandang KHI 2025 Surabaya sebagai ruang refleksi tentang cara ber-Indonesia dan bernusantara.
"Perhumas memiliki posisi strategis untuk menggerakan kebaikan melalui gerakan Indonesia Bicara Baik, agar kebaikan Indonesia dapat terus bergema hingga ke dunia. Saya juga berharap KHI 2025 Surabaya menjadi ruang sinergi, jejaring, dan kolaborasi lintas sektor demi kemajuan bangsa," ujar Khofifah.
Selain sesi diskusi dengan narasumber nasional dan internasional, KHI 2025 juga menjadi momentum peluncuran sejumlah agenda strategis Perhumas. Di antaranya pembaruan Kode Etik Perhumas, Perhumas Indicators 2025, PR Excellence Awards, Anugerah Perhumas 2025, serta peluncuran tiga buku seri kolaborasi praktisi humas Indonesia yang merangkum pengalaman dan praktik terbaik kehumasan nasional.
Melalui penyelenggaraan KHI 2025 di Surabaya, Perhumas menegaskan komitmennya untuk memperkuat komunikasi kebangsaan dan menempatkan humas sebagai pilar strategis pembangunan bangsa, yang mana siap bersaing di panggung global dengan inovasi yang tetap berakar pada nilai kemanusiaan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News