Kawan GNFI pasti familier dengan lukisan Monalisa yang amat melegenda itu, bukan? Lukisan yang menjadi ikon global itu disimpan di Museum Louvre di Paris, Prancis dan ditempatkan di ruang terbesar museum tersebut yang bernama Salle des Etats.
Tak hanya Monalisa, ada banyak sekali karya-karya Venesia lain yang amat ciamik yang dipajang di sini. Lukisan, patung, artefak bersejarah, perhiasan, sampai koleksi peradaban manusia kuno disimpan di sini.
Museum yang menarik hati jutaan pengunjung tiap tahunnya itu merupakan salah satu museum seni terbesar di dunia. Dikatakan bahwa total ada lebih dari 500.000 karya yang dipajang di sana dan tak hanya berasal dari dataran Prancis dan Eropa saja, tetapi seluruh dunia.
Museum Louvre, Bekas Istana Raja Prancis yang Melegenda
Melalui situs resminya, dijelaskan bahwa Museum Louvre adalah bekas istana raja-raja Prancis. Museum ini diklaim memiliki koleksi yang mencakup hampir 10.000 tahun sejarah dan seni.
Museum Louvre sudah dibuka sejak 1793. Saat itu, ada sekitar 500-an karya lukisan yang dipamerkan. Mayoritas karyanya merupakan properti gereja dan kerajaan yang sudah disita oleh Pemerintah Prancis.
Namun, museum ini pernah ditutup sementara pada 1996-1801 untuk direnovasi akibat adanya masalah struktural bangunan. Di era Napoleon, namanya sempat berganti menjadi Musee Napoleon alias Museum Napoleon.
Koleksinya terus bertambah seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman. Tak hanya lukisan saja, semakin banyak bentuk karya lain yang dipajang, mulai dari koleksi Mesir Kuno, peninggalan purbakala era Mesopotamia sampai Persia, koleksi Yunani, Etruskan, dan Romawi, sampai seni Islam.
Tak hanya itu, ada juga koleksi seni pahat, seni dekoratif, lukisan, seni gambar, dan sebagainya. Tidak mengherankan kalau museum ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Meskipun digadang-gadang memiliki koleksi hingga 500.000 buah, hanya sekitar 35.000-38.000 objek yang dipajang. Untuk sisanya, pihak Louvre memberikan akses pengunjung untuk melihat koleksi lain melalui situs resmi mereka di louvre.fr.
Yang menarik, Museum Louvre ternyata juga menyimpan artefak-artefak bersejarah asal Indonesia. Di salah satu galerinya yang bernama Galerie de Cinq Continents atau Galeri Lima Benua, ada karya seni peninggalan bersejarah dari berbagai benua di dunia, mulai dari Afrika, Amerika, Asia, Eropa, hingga Oseania.
Punya Koleksi Artefak Asal Indonesia
Menyadur dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris Merangkap Andorra, Monako, dan UNESCO, ada empat koleksi artefak Indonesia yang menghiasi Galerie des Cinq Continents atau Galeri Lima Benua di Museum Louvre. Empat koleksi tersebut adalah:
1. Patung Adu Zatua

Patung ini merupakan patung buatan pematung Niha alias orang Nias. Konon, ia berasal dari abad ke-19.
Merangkum dari Museum Nias, Adu Zatua dibuat setelah orang tua meninggal dunia dan dianggap sebagai “pengganti” mereka. Ada kepercayaan bahwa arwah orang tua mereka masih tinggal di patung tersebut, sehingga saat ingin meminta sesuatu, mereka akan datang “menyembah” Adu Zatua dengan membawa sesajen.
2. Patung Relik Korwar

Patung yang berasal dari Teluk Cendrawasih, Papua ini dulunya dianggap sebagai media komunikasi spiritual bagi roh leluhur yang sudah meninggal. Patung Relik Korwar juga menyimbolkan perlindungan serta kesuburan.
Yang membuatnya unik adalah adanya tengkorak leluhur di dalamnya. Namun, patung ini sebenarnya memiliki bentuk yang berbeda-beda, tergantung daerahnya.
3. Patung Ana Deo

Patung Ana Deo diperkirakan ada di akhir abad ke-18 di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Patung tersebut disebut berkaitan erat dengan masyarakat etnik Lio Ende.
Patung ini sering dikaitkan dengan roh nenek moyang, sehingga dianggap amat sakral. Konon, masyarakat percaya bahwa leluhur Ana Deo bisa menjaga penduduk di Flores dari roh jahat.
4. Patung Kepala Suku Gowe Salawa

Patung dari Pulau Nias satu ini melambangkan kekuasaan, kedudukan, serta kontribusi seseorang dalam masyarakat. Patung ini berupa pahatan kayu yang dipercaya merupakan bentuk penghormatan untuk kepala suku Gowe dari abad 19.
Koleksi-koleksi di atas sudah sejak lama ada di Museum Louvre. Sebagai informasi, Galeri Lima Benua baru diresmikan pada 2025. Akan tetapi, galeri itu sebelumnya merupakan Pavilio de Sessions yang beroperasi sejak tahun 2000-2024.
Di Galeri Lima Benua, terdapat 130 karya warisan dunia, termasuk Indonesia, yang sengaja dibuat untuk mendorong dialog antarbudaya. Galeri ini mengintegrasikan mahakarya “nonbarat” ke dalamnya, menawarkan pengalaman baru yang menyenangkan bagi pengunjung.
Artefak-artefak bersejarah Nusantara yang dipajang di Museum Louvre menjadi salah satu bentuk diplomasi budaya demi meningkatkan visibilitas budaya Tanah Air di kalangan publik Prancis dan dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News