masjid asal penampaan masjid tertua dan jejak perkembangan islam di gayo lues - News | Good News From Indonesia 2025

Masjid Asal Penampaan, Masjid Tertua dan Jejak Perkembangan Islam di Gayo Lues

Masjid Asal Penampaan, Masjid Tertua dan Jejak Perkembangan Islam di Gayo Lues
images info

Masjid Asal Penampaan, Masjid Tertua dan Jejak Perkembangan Islam di Gayo Lues


Masjid Asal terletak di Desa Penampaan, Kecamatan Blangkejeren. Konon, penamaan "Asal" pada masjid ini disebabkan karena masjid ini dipercaya merupakan masjid pertama di Gayo Lues dan menjadi asal muasal berdirinya banyak masjid di Gayo dan Tanah Alas.

Sementara itu nama desa yang menjadi letak masjid ini yakni Penampaan berasal dari kata "Penampakan" yang artinya nampak atau terlihat. Menurut cerita dari masyarakat, penamaan ini disebabkan karena zaman dulu masjid ini terlihat dari segala arah, karena kala itu wilayah sekitar masjid yang masih datar sehingga masjid Asal dapat dilihat dari berbagai penjuru.

Banyak masyarakat yang percaya, masjid ini merupakan bangunan peninggalan yang menjadi saksi bisu perkembangan islam di Gayo Lues, dari bentuk bangunan dan arstiektur yang masih tradisional dan sekilas mungkin mengingatkan pada arsitektur Masjid Demak. Masjid Asal masih berdiri kokoh dengan dinding tanah, atapnya yang terbuat dari ijuk menambah kesan jadul namun memancarkan aura historis, serta kubah runcing berwarna hitam pekat terbuat dari logam.

Salah satu hal yang menarik adalah di dalam masjid, terdapat tulisan dan lukisan yang terpampang di dinding masjid, menjelaskan masjid Asal dibangun pada tahun 1412 Masehi atau 815 Hijriah.

Ketika mengaitkan dengan sejarah Kerajaan Pasai di Aceh yang telah berdiri sejak tahun 1282 M, ada indikasi bahwa masjid Asal merupakan salah satu yang membuktikan hubungan pembangunan masjid ini dengan kerajaan Pasai. Beberapa tokoh agam ternama di Gayo Lues seperti Datok Masjid, Syekh Siti Mulia, dan Syekh Said IBrahim secara bersama memprakarsai pembangunan masjid ini.

Pembangunan Masjid Baru di Era Modern

Pada tahun 2008 dengan mendapat dukungan dari BRR NAD-Nias, Masjid Asal mengalami pembaruan dengan pembangunan masjid yang lebih besar dengan tetap mempertahankan bangunan asli Masjid Asal.

Penambahan ini membuat kedua masjid ini berdampingan, menciptakan keharmonisan antara masjid utama yang penuh sejarah dan masjid baru yang menyesuaikan kebutuhan masyarakat di desa Penampaan.

Serangan Belanda ke Masjid Asal

Terdapat cerita di zaman kolonial terkait dengan Masjid Asal, yakni ketika masjid ini menjadi sasaran penyerangan oleh Belanda dengan menggunakan bom, akan tetapi bom tersebut tidak meledak.

Selain itu, terdapat juga kisah di mana Belanda berupaya meruntuhkan masjid ini tapi tidak pernah berhasil, salah satu bukti yang masih terdapat hingga sekarang adalah bukti berupa bekas tebasan pedang pada tiang masjid.

Kedua cerita diatas diwariskan secara turun temurun sebagai inspirasi generasi muda dan menjadi bukti keteguhan dan kegigihan masyarakat Gayo Lues di zaman kolonial.

Keberadaan Telaga Nampak yang Dianggap Keramat

Selain cerita historis, salah satu hal yang membuat Masjid Asal semakin menarik adalah keberadaan sumur tua di halaman masjid yang bernama Telaga Nampak. Menurut riwayat, dulu sumur ini digunakan untuk keperluan berwudhu.

Air dari sumur ini sampai sekarang masih digunakan dan diambil oleh masyarakat dengan keyakinan tertentu, salah satunya diyakini dapat menyembuhkan penyakit, dan juga digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pesejuk atau tepung tawar.

Masjid Asal Sebagai Peninggalan Bersejarah di Negeri Seribu Bukit

Menurut keterangan dari pengurus masjid, Masjid Asal masih digunakan sebagai tempat shalat jum'at dan shalat tarawih 23 rakaat di bulan Ramadan. Selain itu, masjid ini juga difungsikan sebagai tempat shalat sunah, dan banyak masyarakat yang menunaikan nazarnya seperti bersedekah ke masjid ini.

Demi menjaga keasrian dan keutuhan bangunan Masjid Asal yang asli, untuk shalat lima waktu tidak dilaksanakan disana, tetapi di masjid baru yang telah dibangun menyatu dengan masjid Asal. Dengan usianya yang diyakni sudah lebih dari enam abad, masjid Asal juga terus dilakukan pemeliharaan untuk menjaga kekokohan bangunan sehingga peran aktif masyarakat setempat sangat dibutuhkan agar masjid ini tetap terjaga.

Sampai sekarang, masjid Asal masih sering dikunjungi oleh masyarakat Gayo Lues maupun dari luar, baik untuk keperluan ibadah maupun untuk wisata religi. Dengan demikian, saat ini masjid Asal bukan hanya sekedar bangunan keagamaan atau tempat ibadah, tetapi menjadi pusat identitas dan budaya masyarakat Gayo Lues.

Masih banyak yang belum terungkap dari masjid ini, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut baik itu sejarah maupun arsitekturnya, hal ini menjadi penting untuk melestarikan warisan bersejarah ini di masa mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.