Beberapa hari dalam satu tahun dimanfaatkan sebagai penanda atau peringatan untuk aktivitas, sosok, atau kejadian tertentu. Manusia sebagai makhluk yang terikat dengan ruang dan waktu sangat sensitif terhadap penandaan menggunakan hari dan tanggal.
Pada tanggal 21 Desember terdapat beberapa hari peringatan untuk beragam aktivitas atau kejadian. Salah satunya adalah peringatan The Winter Solstice sebagai penanda durasi malam yang lebih panjang di negara 4 musim. Peringatan ini cukup menarik karena mengandung pesan budaya dan spiritual di berbagai kebudayaan.
Beragam peringatan lain juga tak kalah menarik karena merangkum nilai-nilai seperti petualangan, kepedulian terhadap lingkungan, kemanusiaan, dan kasih sayang, meskipun di Indonesia sendiri, tidak tercatat ada perayaan di tanggal tersebut. Simak artikel berikut untuk mengetahui apa saja hari besar yang diperingati pada tanggal 21 Desember.
Hari Snowboard Sedunia
Snowboard atau olahraga papan seluncur es merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di negara 4 musim, terutama di Amerika Serikat.
Kemunculan olahraga ini tidak lepas dari peran seorang tokoh bernama Sherman Poppen, seorang mekanik yang berasal dari Michigan, Amerika Serikat. Sebenarnya Poppen tidak berniat menciptakan olahraga baru. Ia hanya membuatkan putrinya papan seluncur yang digabung agar dapat digunakan untuk bermain di atas salju.
Permainan sederhana tersebut kemudian diminati oleh banyak anak-anak lain, bahkan orang dewasa. Seiring waktu, snowboard berkembang menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan secara profesional dan mendapatkan perhatian luas dari berbagai negara.
Pada tahun 1990, dibentuk Federasi Snowboarding Internasional (International Snowboarding Federation/ISF) sebagai wadah pengembangan olahraga ini.
Kompetisi snowboard pertama diselenggarakan pada tahun 1983 di Soda Springs, California. Peringatan Hari Snowboard Sedunia tidak hanya bertujuan merayakan olahraga ini, tetapi juga mengangkat kebudayaan snowboard, pesan inklusivitas, serta kampanye aksi iklim melalui aktivitas olahraga di salju.
The Winter Solstice
The Winter Solstice merupakan penanda hari ketika belahan Bumi bagian Utara berada pada posisi paling jauh dari Matahari, yang biasanya terjadi pada tanggal 21 Desember setiap tahunnya. Kondisi ini menyebabkan negara-negara di wilayah tersebut mengalami malam yang lebih panjang dan siang hari yang lebih pendek.
Di banyak kebudayaan, The Winter Solstice diperingati sebagai momen penting, baik secara adat maupun spiritual. Hari ini kerap dimaknai sebagai simbol peralihan, refleksi diri, serta harapan akan datangnya siklus kehidupan yang baru.
Kata solstice berasal dari bahasa Latin solstitium, yang berarti “Matahari bersinar terik”. Istilah ini merujuk pada posisi Matahari yang lebih dekat dan memancarkan panas secara maksimal di belahan Bumi bagian Selatan.
Secara ilmiah, peristiwa ini merupakan fenomena astronomis alami yang terjadi akibat rotasi dan revolusi Bumi. Meski demikian, tidak ada salahnya menjadikan hari ini sebagai penanda penting untuk melakukan refleksi dan menyusun resolusi pada tahun berikutnya.
Hari Peringatan Tunawisma Nasional
Hari Peringatan Tunawisma sejatinya merupakan momentum untuk mengingat bahwa setiap orang berhak memiliki kehidupan yang layak. Tunawisma bukan sekadar label sosial, melainkan individu dengan cerita, mimpi, dan kenangan.
Di Amerika Serikat, negara yang menginisiasi peringatan ini, masyarakat berkumpul dengan membawa lilin untuk mengenang para tunawisma yang wafat di jalanan. Peringatan ini dikenal dengan nama National Homeless Persons Remembrance Day dan pertama kali diperingati pada tahun 1990.
Koalisi Nasional untuk Tunawisma di Amerika Serikat menciptakan hari peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap banyaknya tunawisma yang meninggal tanpa tempat tinggal tetap, bahkan sering kali tanpa sepengetahuan keluarga atau kerabat terdekat.
Pada tahun 2005, lembaga resmi negara yang menangani isu tunawisma semakin memperluas kampanye peringatan ini.
Seiring waktu, peringatan tersebut berkembang tidak hanya secara simbolis, tetapi juga mendorong kesadaran dan aksi nyata. Berbagai komunitas menyuarakan hak atas tempat tinggal yang layak bagi semua orang. Bagi kita, Hari Peringatan Tunawisma dapat menjadi pengingat untuk lebih peduli terhadap sisi kehidupan yang kerap luput dari perhatian.
Hari Apresiasi Gadis Pendek
Postur dan tinggi badan kerap menjadi salah satu aspek fisik yang diperhatikan dalam dunia profesional maupun sosial. Memiliki tinggi badan ideal sering dianggap sebagai keinginan banyak orang, terutama bagi gadis atau perempuan muda, karena dinilai dapat mempermudah akses terhadap pekerjaan atau penerimaan sosial.
Namun, standar fisik tersebut tidak dapat diterapkan secara menyeluruh. Banyak orang yang secara genetik tidak memiliki tinggi badan sesuai dengan standar ideal yang dibangun masyarakat. Oleh karena itu, hadir Hari Apresiasi Gadis Pendek sebagai bentuk penghargaan terhadap keberagaman tubuh.
Peringatan ini menegaskan bahwa memiliki tubuh pendek bukanlah penghalang untuk meraih kesempatan dan pencapaian besar. Ukuran “pendek” sendiri bersifat relatif, baik secara historis maupun geografis. Pada abad ke-18, rata-rata tinggi badan perempuan bahkan setara dengan tinggi perempuan yang kini dianggap pendek.
Di beberapa wilayah, seperti Asia Tenggara, rata-rata tinggi badan memang berada di bawah ukuran global. Meski demikian, banyak tokoh perempuan bertubuh pendek yang membuktikan bahwa tinggi badan bukan penghalang untuk meraih kesuksesan. Salah satunya adalah Simone Biles, atlet senam Olimpiade dengan tinggi badan sekitar 4 kaki 8 inci, yang dikenal sebagai salah satu pesenam terbaik sepanjang masa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


