Indonesia meluncurkan kapal perang Frigate Merah Putih pertama buatan PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu (18/12). Peluncuran ini disebut-sebut menjadi penanda kemajuan industri perkapalan nasional dalam pertahanan di lautan.
Kapal frigate tersebut resmi diberi nama Balaputradewa melalui prosedur shipnaming yang dilakukan sebelum peluncuran. Setelah itu, kapal secara simbolis keluar dari graving dock Orca sebagai bagian dari tahapan lanjutan pembangunan
Kapal sendiri keluar setelah dilakukan penarikan tuas kemudi yang dilakukan oleh Wakil Menteri Pertahanan RI didampingi Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod, serta Asrenum Panglima TNI dan Irjenal.
Wujud Kemampuan Membangun Pertahanan Sendiri
Keadaan Frigate Merah Putih bernama KRI Balaputradewa saat diluncurkan di Surabaya, Kamis (18/12) | Foto: GNFI/Angelia Gunawan
Wakil Menteri Pertahanan RI yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan pesan dari Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengenai makna pembangunan kapal perang ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan tersebut memiliki arti bahwa negara yakin akan kemampuan industri pertahanan di negeri sendiri, dengan mampu membangun kekuatan pertahanannya secara mandiri.
"Melalui proses perancangan dan konstruksi yang melibatkan para insinyur serta teknisi terbaik dalam negeri, kapal ini menjadi bukti nyata kapasitas industri pertahanan Indonesia dalam menghasilkan alutsista modern, mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri, dan memperkokoh postur TNI Angkatan Laut sebagai garda terdepan pertahanan maritim,” katanya kepada media.
Memiliki Senjata Laser, Angkat Posisi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan
Suasana Peluncuran Frigate Merah Putih (KRI Balaputradewa) di Surabaya, Kamis (18/12) | Foto: GNFI/Angelia Gunawan
Frigate Merah Putih dilengkapi teknologi persenjataan laser hasil pengembangan PT PAL Indonesia. Sistem ini dirancang untuk mengarahkan energi laser secara akurat ke target pada jarak menengah hingga jauh, dengan tetap mengutamakan tingkat efektivitas, aspek keselamatan, serta fleksibilitas selama pengoperasian.
Sementara itu, Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod menjelaskan bahwa kualitas dan daya saing engineer tanah air sudah sangat siap untuk bersaing, dan diharapkan mampu mengangkat posisi Indonesia dalam diplomasi pertahanan.
"Hari ini, Indonesia tidak hanya membangun kapal perang, tetapi juga membangun masa depan kemandirian teknologi pertahanan maritim yang memberikan dampak berganda bagi perekonomian nasional,” kata Kaharuddin.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
