Tanaman krokot, yang sering dianggap sebagai tumbuhan liar yang mengganggu, sebenarnya menyimpan potensi besar dalam dunia kesehatan dan kecantikan.
Persepsi umum masyarakat seringkali mengklasifikasikannya sebagai gulma yang harus dicabut.
Namun, penelitian ilmiah mengungkap narasi yang berbeda, menempatkan krokot sebagai tanaman fungsional dengan nilai ekonomi yang signifikan.
Krokot (Portulacaoleracea L.) termasuk ke dalam famili Portulacaceae. Di berbagai daerah, tanaman ini memiliki sebutan yang beragam, seperti gelang, little hogweed, atau purslane.
Klasifikasi botanisnya menempatkannya sebagai tanaman herba sukulen, yang berarti ia memiliki jaringan tebal untuk menyimpan air, membuatnya sangat tahan terhadap kekeringan.
Bunganya warna-warni
Ciri fisik tanaman krokot sangat mudah dikenali. Batangnya tebal, lunak, dan berair, dengan warna yang bervariasi dari hijau hingga kemerahan atau keunguan. Batang ini umumnya tumbuh menjalar di permukaan tanah, dengan panjang bisa mencapai 30-50 cm.
Daunnya berbentuk bulat telur atau oval, berdaging tebal, dan tersusun secara berselang-seling atau berkelompok di sekitar buku-buku batang. Teksturnya yang sukulen ini adalah adaptasi untuk bertahan hidup di kondisi kering.
Bunganya berukuran kecil, dengan diameter sekitar 0.5 hingga 2 cm, dan muncul di ujung batang atau ketiak daun.
Meski pada spesies Portulacaoleracea bunga cenderung sederhana dengan kelopak tunggal berwarna kuning, kerabat dekatnya seperti Portulaca grandiflora memiliki bunga yang lebih besar, bertumpuk, dan berwarna-warni seperti merah muda, jingga, merah, dan putih.
Buah krokot berbentuk kapsul kecil yang ketika matang akan membuka untuk menyebarkan biji-biji hitam yang sangat kecil dan banyak. Sistem perakaran tanaman ini serabut dan tidak terlalu dalam, sesuai dengan pola pertumbuhan menjalarnya.
Potensi Manfaat Krokot
Keberadaan tanaman krokot di lingkungan rumah kerap kali diabaikan karena dianggap sebagai gulma. Padahal, tanaman ini memiliki potensi sebagai obat tradisional dan bahan kosmetik modern.
Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Syarifah Iis Aisyah, mengatakan, krokot mudah tumbuh dan beradaptasi tanpa memerlukan pemeliharaan khusus.
Karena itu, tanaman ini dianggap liar karena menyerupai gulma. Kendati demikian, keindahan bunganya yang berwarna-warni membuat krokot sering digunakan sebagai tanaman hias penutup tanah atau bedding plant.
"Meskipun termasuk gulma, bunga krokot memiliki nilai estetika yang tinggi dan sering dimanfaatkan untuk mempercantik taman," ujar Prof. Iis dikutip dari laman resmi IPB University.
Lebih lanjut, Prof Iis menerangkan bahwa beberapa jenis krokot memiliki kandungan metabolit sekunder yang tinggi, seperti flavonoid dan antioksidan, yang berperan utama dalam dunia pengobatan dan kosmetik alami.
"Karena kandungan bioaktifnya yang kaya, jenis krokot tertentu kini dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional," kata dia. Secara tradisional, krokot telah digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan, seperti peradangan, gangguan pencernaan, dan infeksi kulit.
Kandungan omega-3 yang tinggi pada daunnya, yang jarang ditemukan pada tanaman darat, juga menambah nilai nutrisinya.
Berkhasiat untuk Kesehatan dan Kecantikan
Menurut Prof. Iis, krokot dari spesies Portulaca oleracea berpotensi sebagai bahan obat tradisional maupun kosmetik.
Jenis ini memiliki penampilan bunga yang lebih sederhana dengan kelopak tunggal (single petal), namun membutuhkan pemeliharaan yang lebih intensif dibandingkan Portulacagrandiflora, yang dikenal memiliki bunga bertumpuk dengan warna lebih beragam dan indah.
Dikatakan bahwa Portulacaoleracea diketahui mengandung antosianin dalam kadar tinggi, terutama pada batang berwarna merah marun atau keunguan. Kandungan tersebut menjadikan tanaman ini bernilai tinggi dalam formulasi produk kosmetik modern.
Antosianin adalah pigmen antioksidan kuat yang dikenal dapat melindungi kulit dari stres oksidatif akibat radikal bebas dan sinar UV.
"Beberapa merek kosmetik telah menggunakan ekstrak Portulaca oleracea sebagai bahan dasar untuk produk alas bedak atau foundation," dia menambahkan.
Ekstrak ini berfungsi tidak hanya sebagai sumber warna alami tetapi juga sebagai agen pelembab dan penenang (soothing) karena kandungan senyawa mukilago-nya yang memberikan efek menyejukkan dan melembabkan pada kulit.
Dalam formulasi kosmetik, ekstrak krokot diklaim dapat membantu menenangkan kulit yang teriritasi, mengurangi kemerahan, dan menjaga kelembaban alami kulit.
Mengembangkan budidaya krokot
Pengakuan ilmiah terhadap manfaat Portulaca oleracea membuka jalan bagi pemanfaatannya yang lebih luas. Hal ini menggeser paradigma dari sekadar tanaman pengganggu menjadi komoditas bernilai tambah.
Potensinya mencakup dua bidang utama: pertama, sebagai sumber bahan baku alami untuk industri farmasi dan kosmetik yang berkelanjutan; kedua, sebagai tanaman budidaya yang dapat memberdayakan masyarakat, mengingat kemudahan dalam penanamannya.
Budidaya krokot untuk keperluan industri memerlukan standarisasi untuk memastikan konsistensi kandungan senyawa bioaktifnya. Faktor-faktor seperti jenis tanah, intensitas cahaya, dan waktu panen perlu dikelola dengan baik.
Dengan pendekatan yang tepat, tanaman yang dahulu dicabut dan dibuang ini dapat menjadi salah satu kekayaan biodiversitas lokal yang berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan perkembangan industri berbasis alam.
Penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik dan menguji efektivitasnya secara klinis masih diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan tanaman krokot secara ilmiah dan komersial.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


