Dalam sebuah acara festival budaya nusantara yang diselenggarakan oleh kampus seni ISBI Bandung, pertunjukkan lais menjadi bagian acara yang paling menarik perhatian. Kehadiran lais di ISBI Bandung mengubah area kampus menjadi ruang pertunjukkan yang memberikan rasa kagum dan ketegangan.
Festival budaya nusantara sendiri merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Prodi Antropologi Budaya ISBI Bandung yang menyajikan berbagai macam kebudayaan mulai dari kesenian, kuliner tradisional, dan seminar kebudayaan.
Festival budaya nusantara yang hadir di ISBI Bandung sebagai kampus seni tentu memiliki keunikan tersendiri. Melalui acara tersebut, ruang akademik tidak hanya diisi oleh kegiatan perkuliahan dan proses kreatif mahasiswa, tetapi juga menjadi ruang yang mempertemukan berbagai ekspresi seni.
Kehadiran kesenian lais di lingkungan kampus ISBI Bandung tidak hanya bersifat hiburan semata, tetapi juga berperan dalam proses pembelajaran yang dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa terhadap seni tradisional.
Lais sebagai Praktik Artistik di Ruang Akademik
Lais merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Dalam pertunjukkannya, pemain kesenian lais sangat mengandalkan ketangkasan dan kebenarian dengan berjalan dan beratraksi di atas tali yang digantung cukup tinggi.
Di ruang akademik, kesenian lais tidak hanya dilihat sebagai pertunjukkan saja, tetapi dapat diamati sebagai sebuah praktik artistik yang menjadikan tubuh sebagai media utama dalam pertunjukkannya.
Para mahasiswa dan sivitas akademika tidak hanya hadir sebagai penonton, tetapi juga melihat cara kerja tubuh pemain yang sangat terlatih sehingga dapat memperlihatkan keberhasilan atraksi yang mengundang rasa kagum.
Setiap gerakan yang diperlihatkan oleh pemain menunjukkan bahwa ada proses latihan, kedisiplinan, dan penguasaan keseimbangan tubuh yang tidak mungkin dimiliki dengan cara instan.
Kehadiran lais di ruang akademik memperlihatkan bahwa tradisi bisa terus hidup tanpa menghilangkan esensinya. Kampus yang sebagian besar diisi oleh generasi muda memberikan pengalaman secara langsung untuk memahami bagaimana proses tradisi itu berjalan.
Hal ini menjadikan seni tradisi tidak hanya dipelajari melalui teks dan dokumentasi saja, tetapi juga dapat dirasakan oleh tubuh.
Pengalaman menonton lais di lingkungan kampus juga dapat mendorong terciptanya dialog antarteori dan praktik yang dapat dihubungkan dengan pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, kesenian lais hadir sebagai sumber pengetahuan yang sangat relevan untuk proses pendidikan seni.
Tantangan Keberlanjutan Tradisi Lais
Keberadaan kesenian lais sebagai warisan budaya tidak bisa menentukan keberlanjutan kesenian ini, tetapi keberlanjutan ditentukan oleh bagaimana lais tetap bisa hadir di tengah perubahan zaman yang semakin mengubah minat generasi muda.
Lais tidak hanya membutuhkan ruang pertujukkan saja, tetapi juga memerlukan regenerasi pemain, dukungan dari berbagai pihak, serta adanya kesempatan untuk terus dipraktikkan.
Acara festival budaya nusantara ISBI Bandung yang menghadirkan lais merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kesenian ini.
Tanpa kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak, tantangan keberlanjutan lais akan muncul secara perlahan mulai dari berkurangnya kesempatan tampil dan minimnya ruang belajar.
Menyaksikan kesenian lais di lingkungan akademik memberikan pengalaman yang berbeda. Pertunjukkan seni tidak hanya dilihat sebagai sarana hiburan, tetapi menumbuhkan rasa penasaran dan keingintahuan lebih dalam mengenai kesenian lais itu sendiri.
Melalui pengalaman tersebut, kesenian lais memberikan ruang refleksi untuk terus menjaga dan melestarikannya secara berkelanjutan di tengah perkembangan zaman yang terus bergerak dan membawa berbagai perubahan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


