geopark bojonegoro laboratorium lembah kendeng DywusE - News | Good News From Indonesia 2025

Geopark Bojonegoro: Laboratorium Lembah Kendeng

Geopark Bojonegoro: Laboratorium Lembah Kendeng
images info

Secara geospasial, Bojonegoro adalah lembah peradaban yang diberkahi tiga pilar ekosistem alam: geodiversitas, biodiversitas, dan cultural diversity. Ketiganya jadi pilar penyangga laboratorium “Taman Bumi”. 

Pada april 1816 M, peneliti Belanda, H. W. Van Waey melakukan perjalanan sungai dari Jogja menuju Surabaya. Ketika perahu sampai di Jipang (Bojonegoro), tiba-tiba matanya berkaca-kaca, dengan pundak bergetar seketika. Di hadapannya, gugusan bukit kapur dan jati raksasa, membentang di sepanjang Padangan hingga Babat.

Pasca menyaksikan indahnya gugusan bukit kapur dan tegakan jati raksasa itu, malam harinya, Van Waey mengalami semacam ektase — kerasukan rasa kagum yang amat sangat di dalam dadanya. Kekaguman itu, kemudian dia ekspresikan dalam tulisan emosional berbentuk prosa puitis berikut ini.

Bintang menyemut. Imajinasi melintasi formasi batuan yang menakjubkan. Sebuah malam yang cerah, setelah musim hujan, pada April 1816, ketika saya menyaksikan pemandangan indah ini, dan sampai sekarang, setelah bertahun-tahun, kesan itu tetap melekat pada diri saya”. Prosa penuh kekaguman ini, terlampir pada sebuah catatan memoar berjudul De Rivier van Padangan tot Surabaya (1875 M).

Van Waey mengunci kekagumannya pada sebuah kalimat: formasi-batuan-yang menajubkan. Sebuah kalimat yang tak akan pernah bisa ditulis, tanpa menyaksikan sebuah realitas. Van Waey bisa menulis demikian, karena bersaksi atas gugus batuan yang gagah memagari sungai Bengawan, dan rimbun Jati alam yang tegak berdiri di atasnya.

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.