KBRT – Warung Pecel Mbah Suti di Kelurahan Kauman, Kabupaten Trenggalek, menjadi salah satu kuliner legendaris yang bertahan hingga tiga generasi. Usaha ini dirintis oleh Mbah Suti sejak tahun 1940 dan kini diteruskan oleh cucunya, Sriani (59).Sriani menyebutkan, Mbah Suti dahulu menjajakan pecel secara berkeliling dengan cara menyunggi bakul.“Mbah Suti seingat saya berjualan dari tahun 1940 sampai 1982, jangankan sepeda dulu pecelnya dijual keliling disunggi di kepala pakai bakul,” ujar Sriani.Ia menuturkan, pada masa itu harga seporsi pecel masih Rp 500. Kebiasaan membuka warung pada malam hari bermula dari kebiasaan sang nenek yang menunggu pembeli hingga larut malam karena...
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Baca Selengkapnya