Sektor perikanan Indonesia kembali mencatat kinerja luar biasa. Ekspor udang Indonesia ke pasar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat positif sepanjang kuartal III-2025, dengan kenaikan mencapai 16,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nilai ekspor udang telah menembus US$1,39 miliar dalam periode Januari hingga September 2025. Udang kini menjadi komoditas penyumbang terbesar dalam ekspor perikanan nasional, mengungguli tuna, cakalang, tongkol, cumi, sotong, gurita, rajungan, kepiting, dan rumput laut.
Pemulihan Kepercayaan dan Kebijakan Pendukung
Lonjakan ekspor ini terjadi setelah Indonesia berhasil memulihkan kepercayaan pasar global pasca-isu temuan paparan radioaktif Cesium-137 pada produk udang. Setelah dinyatakan aman, Indonesia langsung merespons dengan mengekspor 7 kontainer udang (106 ton senilai US$1,22 juta) ke AS.
Pemerintah melalui KKP menerapkan kebijakan pendukung ekspor berupa pengendalian mutu yang ketat. Kolaborasi lintas kementerian/lembaga seperti BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dan KLHK, termasuk penguatan fasilitas laboratorium, menjadi kunci dalam menjaga standar keamanan pangan dan reputasi produk Indonesia.
Target Ekspor Tahun Depan
Keberhasilan ini menjadi modal kuat untuk mencapai target ekspor yang lebih ambisius di tahun-tahun mendatang. Dengan dukungan dari daerah penghasil udang utama, seperti Sulawesi Selatan, dan penguatan kemitraan dengan AS, Indonesia optimistis dapat terus mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar udang di AS. Keberlanjutan ekspor yang kuat ini diharapkan mampu mendukung peningkatan devisa dan kesejahteraan pembudidaya udang nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News