Indonesia secara aktif bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk menurunkan tarif impor minyak sawit hingga 0%, menyusul kesepakatan serupa yang telah diraih oleh Malaysia.
Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika.
“Ini (negosiasi tarif sawit) masih dalam proses. Mudah-mudahan dalam diskusi-diskusi, paling tidak kita bisa sama dengan Malaysia,” ucap Putu dalam pembukaan Pameran Industri Agro, dikutip dari Antara.
Kesepakatan AS dengan Malaysia memangkas tarif umum dari 25% menjadi 19%, dengan pengecualian tarif 0% untuk produk unggulan seperti minyak sawit. Pencapaian inilah yang ingin disamai oleh Indonesia.
Dengan tarif nol persen, daya saing ekspor sawit Indonesia di pasar AS diharapkan bisa setara dengan Malaysia. “Kalau kita bisa sama dengan Malaysia (tarif 0 persen), kita akan di flying field yang sama untuk melakukan ekspor (ke AS),” tegas Putu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto juga menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya membebaskan komoditas andalan, termasuk sawit, karet, dan kakao, dari tarif impor AS sebesar 19% tersebut.
Upaya diplomasi yang intensif dengan United States Trade Representative (USTR) terus dilakukan untuk mewujudkan hal ini dan mengamankan posisi Indonesia di kancah perdagangan global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News