Sektor ekonomi digital Indonesia diprediksi akan menerima suntikan energi besar dari para kreator konten Indonesia. Berdasarkan proyeksi, kontribusi para kreator diperkirakan melonjak menjadi US$376 miliar atau sekitar Rp6,28 kuadriliun pada tahun 2030. Angka ini menandai kenaikan impresif 1,5 kali lipat dari nilai saat ini (US$247 miliar), menempatkan Indonesia sebagai negara dengan dampak komersial terbesar di Asia Pasifik.
Autentisitas Jadi Kunci Utama
General Manager Global Business Solutions TikTok Indonesia, Kelly Umberfield, menjelaskan bahwa kini kreator bertindak sebagai katalisator yang kuat, mendorong konversi penonton menjadi konsumen aktif. Kekuatan utama di balik pertumbuhan ini adalah autentisitas.
Studi dari Accenture Song menunjukkan bahwa mayoritas (81%) masyarakat Indonesia mengakui terpengaruh untuk membeli produk karena konten yang terasa autentik. Autentisitas ini mencakup dua aspek: fungsional dan emosional.
Lo-fi dan Live Streaming: Sebanyak 55% konsumen menilai konten yang sederhana (lo-fi tanpa filter) lebih autentik, sementara 70% menganggap siaran langsung (live streaming) terasa paling nyata.
Dampak Transaksi: Secara keseluruhan, 87% konsumen Indonesia mengaku konten autentik mendorong mereka untuk aktif mencari, mengklik, hingga melakukan transaksi dengan brand.
Peran Platform Digital dan Aksesibilitas
Pertumbuhan masif ini tidak terlepas dari tingginya penetrasi pengguna platform digital seperti TikTok, YouTube, dan Instagram di Indonesia, yang kini mencapai ratusan juta. Platform-platform ini, khususnya TikTok One, berperan sebagai wadah utama di mana brand dan kreator dapat berkolaborasi secara terpadu.
Dengan adanya kemudahan ini, siapapun dapat menjadi kreator dan menemukan cara untuk menghasilkan uang, mulai dari kerjasama brand, affiliate marketing, hingga live commerce. Kontribusi sebesar Rp6,28 kuadriliun ini membuktikan bahwa kreativitas digital kini menjadi penopang utama masa depan ekonomi nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News