Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian Indonesia, yang diukur melalui uang beredar dalam arti luas (M2), masih menunjukkan pertumbuhan positif di Oktober 2025.
Posisi M2 pada bulan tersebut tercatat mencapai Rp9.783,1 triliun, tumbuh sebesar 7,7 persen secara tahunan (yoy). Angka ini turun tipis dari pertumbuhan 8,0 persen (yoy) yang tercatat pada September 2025.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengonfirmasi data tersebut.
"Posisi M2 pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp9.783,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,7 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,0 persen (yoy)," kata Ramdan Denny Prakoso.
Perkembangan positif ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 11,0 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,5 persen (yoy).
Pertumbuhan M2 di Oktober 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih yang tumbuh 10,4 persen (yoy), penyaluran kredit yang tumbuh 6,9 persen (yoy), serta tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) yang tercatat tumbuh 5,4 persen (yoy).
Selain itu, BI juga mencatat uang primer (M0 adjusted) tumbuh sebesar 14,4 persen (yoy), sehingga tercatat sebesar Rp2.117,6 triliun. Pertumbuhan M0 ini didorong oleh pertumbuhan giro bank umum di BI (adjusted) sebesar 27,1 persen (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,4 persen (yoy).
Data ini menunjukkan bahwa arus likuiditas di pasar masih terjaga, sehingga terus menopang aktivitas ekonomi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News