Retinoblastoma adalah jenis kanker mata yang paling umum menyerang anak-anak. Meskipun terapi di negara maju memiliki tingkat keberhasilan hingga 99% berkat deteksi dini, di Indonesia, masalah keterlambatan diagnosis seringkali berakibat fatal, bahkan menyebabkan hilangnya nyawa atau penglihatan.
Menanggapi urgensi ini, tim Mahasiswa UGM Ciptakan Rb-AID (Retinoblastoma Artificial Intelligence Detection), sebuah inovasi berbasis Kecerdasan Buatan (AI) untuk deteksi dini kanker mata anak.
Deteksi Cepat dan Akurat Berbasis AI
Alat inovatif ini dirancang untuk memungkinkan pemeriksaan fundus mata (fundus photography) secara real-time hanya dengan menggunakan ponsel. Tim yang dipimpin oleh Jonathan Setiawan ini merancang Rb-AID dengan dua komponen utama. Pertama, alat bantu praktis untuk pengambilan citra mata. Kedua, sistem analisis canggih yang menggunakan metode two-step convolutional neural network (TSCNN).
Proses perancangan sistem TSCNN ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil diagnosis cepat, objektif, dan memiliki tingkat akurasi tinggi, bahkan dalam waktu singkat.
Membuka Peluang Kesembuhan Lebih Tinggi
Perangkat Rb-AID dirancang agar mudah dioperasikan di layanan kesehatan primer, termasuk di daerah dengan akses medis terbatas. Kehadiran inovasi ini sangat penting untuk mengatasi kesenjangan diagnostik.
Target ke depan dari inovasi ini adalah deteksi dini Retinoblastoma menjadi lebih cepat, konsisten, dan terjangkau di seluruh pelosok Indonesia. Dengan diagnosis yang lebih awal, peluang kesembuhan bagi anak-anak Indonesia akan meningkat drastis, sekaligus mendukung upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di sektor kesehatan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
