Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui Ditjen Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) mengalokasikan dana total Rp110 miliar untuk mendanai berbagai program riset dan pengabdian masyarakat yang digarap oleh mahasiswa dan perguruan tinggi.
Program-program tersebut dirancang untuk mendorong inovasi dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Adapun program yang didanai meliputi Program Riset Konsorsium Unggulan Berdampak (RIKUB), Program Mahasiswa Berdampak dari BEM, serta dua skema pengabdian masyarakat berbasis wilayah, kewirausahaan, dan komunitas.
Menteri Kemendiktisaintek, Brian Yuliarto, menegaskan komitmen pemerintah dalam memaksimalkan kualitas riset Indonesia.
“Saya yakin banyak penelitian unggul yang bisa kita dorong menuju hilirisasi. Jika hasil riset ini diterapkan, perguruan tinggi tidak hanya mampu mengelola sampahnya sendiri, tetapi juga berkontribusi terhadap pengelolaan lingkungan,” ujarnya.
Dirjen Risbang, Fauzan Adziman, memaparkan detail alokasi, dimana RIKUB mendapat Rp45,4 miliar untuk 82 proposal, sementara Program Mahasiswa Berdampak mendapatkan Rp30,1 miliar untuk 263 proposal.
Sementara itu, Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, I Ketut Adnyana, menyampaikan harapannya.
“Kami memiliki dua harapan: dampak nyata bagi masyarakat dan terjalinnya kolaborasi yang sehat, bukan kompetisi,” tuturnya. Dana ini diharapkan dapat mengakselerasi solusi inovatif dari kampus untuk menjawab persoalan nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
