Kinerja perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan tren positif, bahkan di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi. Ketahanan ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang solid sebesar 5,12% (yoy) pada triwulan II-2025. Pertumbuhan tersebut didukung oleh efektivitas sinergi kebijakan fiskal dan moneter, serta sektor riil yang kuat.
Inflasi juga berhasil dikendalikan, berada dalam rentang sasaran 2,5% kurang lebih 1%. Pada September 2025, inflasi tercatat sebesar 2,65% (yoy), menunjukkan kestabilan harga yang terjaga.
Pencapaian ini membuat International Monetary Fund (IMF) menilai Indonesia sebagai “bright spot” di tengah perlambatan ekonomi dunia. Hal itu berkat reformasi kelembagaan dan kebijakan fiskal yang disiplin, sementara negara maju lain menghadapi risiko resesi yang lebih tinggi. Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah, Haryo Limanseto, selaku Juru Bicara Kementerian turut menyoroti pandangan positif lembaga internasional tersebut.
“Berdasarkan Bloomberg, probability resesi di Amerika, Jepang, dan Kanada itu berada di atas 30%. Sedangkan Indonesia probability untuk resesi itu hanya ada di angka 5%, atau rendah. Jadi ini lembaga-lembaga pemeringkat dunia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia bagus dan ini menjadi modal pokok kita juga dalam menghadapi tantangan ekonomi global,” ujar Haryo.
Optimisme ini diperkuat oleh sejumlah indikator domestik, di mana Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 115, menandakan zona optimis bagi masyarakat. Selain itu, investasi langsung mencapai Rp1.434 triliun sepanjang Januari–September 2025, yang berhasil menyerap 1,96 juta tenaga kerja.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
