Kementerian Perdagangan menargetkan penandatanganan Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia-Tunisia (IT-PTA) pada Januari 2026.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa substansi perjanjian telah final dan tinggal menunggu proses penandatanganan.
"Saya ingin menyampaikan bahwa perjanjian dagang dengan Tunisia nanti rencananya Januari kita akan tanda tangani. Sebenarnya, ini hanya masalah waktu saja, tapi perjanjiannya sudah selesai,” ujar Mendag Budi dalam Strategic Forum di Jakarta, Selasa.
Perjanjian ini mencakup pembukaan akses pasar barang melalui penurunan dan penghapusan tarif, serta pengaturan aspek nontarif seperti standardisasi, anti-dumping, dan fasilitasi perdagangan.
IT-PTA diharapkan menjadi pintu masuk bagi diversifikasi ekspor Indonesia ke kawasan Afrika Utara dan Mediterania, yang tercermin dari kinerja perdagangan bilateral tahun lalu yang mencapai US$169,3 juta.
Mendag mendorong pelaku usaha memanfaatkan peluang ini. "Kita ingin semua perjanjian, baik dengan Peru, Tunisia, atau dengan (negara) mana pun, itu harus segera dimanfaatkan dengan baik,” tegasnya.
Langkah ini sejalan dengan strategi perluasan pasar global Indonesia, yang ditopang oleh kinerja ekspor Januari-Agustus 2025 yang tumbuh 7,72% menjadi US$185,13 miliar dan surplus perdagangan yang terjaga selama 64 bulan berturut-turut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
