Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan, Setiawan Ichlas, secara resmi meluncurkan Program Ekonomi Kerakyatan Berbasis Masjid dengan menggandeng jaringan Majelis Tabligh Muhammadiyah dan Kementerian Koperasi.
Langkah ini menyasar lebih dari 12.000 masjid Muhammadiyah di seluruh penjuru negeri. Setiawan menegaskan bahwa program ini adalah fondasi untuk menghadapi dinamika ekonomi tahun 2026. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan akses perbankan langsung ke unit-unit usaha yang dikelola oleh jamaah melalui koperasi masjid.
Menteri Koperasi Ferry Juliantono menekankan bahwa koperasi harus kembali menjadi pilar utama ekonomi, bersaing sehat dengan BUMN dan swasta.
Pengembangan koperasi pembiayaan syariah di masjid bertujuan agar masyarakat memiliki akses modal yang halal sehingga tidak terjebak pinjaman online (pinjol) ilegal atau praktik rentenir.
Masjid akan didorong memiliki Lembaga Bisnis Masjid (BMT), unit ritel, jasa, hingga pengelolaan zakat dan wakaf produktif. Kemenkop akan membantu proses digitalisasi agar manajemen koperasi masjid lebih transparan dan efisien.
Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan kerangka kerja untuk menggerakkan potensi aset masjid yang besar menjadi kekuatan ekonomi riil. Dengan edukasi kewirausahaan yang tepat, UMKM berbasis jamaah diharapkan bisa tumbuh lebih stabil.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


