Beberapa waktu terakhir, publik sempat dihebohkan dengan kabar mengenai tarif LRT Jakarta rute Velodrome–Manggarai yang disebut-sebut bisa mencapai Rp160 ribu sekali jalan tanpa subsidi. Informasi tersebut cepat menyebar dan memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Namun, Gubernur Pramono segera meluruskan kabar tersebut, menyatakan bahwa angka itu tidak benar dan hingga kini tarif resmi LRT masih dalam pembahasan lebih lanjut.
Pramono menegaskan bahwa pembahasan mengenai tarif masih terlalu dini dilakukan karena pembangunan LRT rute Velodrome–Manggarai belum sepenuhnya selesai. Penetapan harga baru akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan tuntas dan layanan siap beroperasi.
Sementara itu, Corporate Secretary LRT Jakarta, Sheila Indira Maharsi, menjelaskan bahwa tarif Rp5 ribu untuk rute Pegangsaan Dua–Velodrome merupakan hasil subsidi besar dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tanpa dukungan tersebut, biaya perjalanan sebenarnya bisa mencapai sekitar Rp 160 ribu.
Ia juga menegaskan bahwa rute fase 1B Velodrome–Manggarai akan tetap mendapatkan subsidi dari Pemprov DKI Jakarta, sehingga kabar mengenai tarif yang beredar di media sosial tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Prinsipnya, layanan transportasi publik akan tetap diarahkan agar tarifnya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk tercatat menangani 65 proyek hingga September 2025, dan salah satu yang masih dikerjakan adalah pembangunan LRT Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome dan Manggarai. Proyek ini ditargetkan selesai pada Agustus 2026. Hingga 10 Oktober, perkembangan konstruksinya telah mencapai sekitar 74,37 persen.
Informasi tersebut disampaikan melalui laporan resmi perusahaan pada awal November, yang menegaskan bahwa pengerjaan LRT Fase 1B terus berjalan sesuai rencana meski masih menyisakan sejumlah tahap penyelesaian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
