makan sipulung wujud rasa kekeluargaan masyarakat muslim bugis - News | Good News From Indonesia 2024

Makan Sipulung, Wujud Rasa Kekeluargaan Masyarakat Muslim Bugis

Makan Sipulung, Wujud Rasa Kekeluargaan Masyarakat Muslim Bugis
images info

Makan Sipulung, Wujud Rasa Kekeluargaan Masyarakat Muslim Bugis


Manre sipulung atau makan sipulung adalah tradisi adat khas suku Bugis yang berarti makan bersama-sama warga. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Muslim Bugis.

Makan sipulung identik dengan menyantap makanan beramai-ramai di tepi sawah atau ladang. Warga di Kecamatan Segedong, Mempawah, Kalimantan Barat akan menata lauk-pauk di atas daun pisang sebanyak orang yang hadir.

Seakan menjadi kewajiban tak tertulis, makan sipulung sudah dilaksanakan secara turun-temurun sebagai wujud rasa syukur masyarakat setelah masa panen padi. Dalam kitab-kitab peninggalan ulama, makan sipulung disebut sebagai suatu tradisi kebersamaan untuk menandai peristiwa tertentu.

Kebersamaan dalam Tradisi Makan Sipulung

Tradisi makan sipulung menggambarkan rasa kebersamaan dan gotong-royong. Sajian makanan dapat disantap oleh semua kalangan, orang tua, pemuda, hingga anak-anak. Makanan disantap tidak menggunakan sendok, melainkan langsung dengan tangan.

Persiapan makan sipulung juga harus dilakukan secara bersama-sama. Masyarakat Menyusun hidangan berurutan dari atas ke bawah. Tidak ada perbedaan menu masakan antara rakyat biasa, pimpinan, dan pemuka adat.

Warga bersama-sama duduk bersila saling menghadap satu sama lain tanpa adanya meja. Sebelum menyantap hidangan, mereka terlebih dahulu berdoa memohon dijauhkan dari musibah, dipimpin oleh tokoh agama sekitar.

baca juga

Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Tradisi makan sipulung juga merupakan salah satu upaya dalam menjaga Ukhuwah Islamiyah dengan menjaga silaturahmi. Warga percaya, hubungan yang baik dengan sesama akan mendatangkan umur yang panjang, rezeki dan dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT.

Menjaga silaturahmi juga merupakan ajaran Rasulullah SAW dalam agama Islam. Tradisi makan sipulung juga mengandung nilai-nilai pendidikan, seperti saling menghormati kepada orang yang lebih tua, melatih kesabaran, kesetaraan, dan kekeluargaan.

Jauh sebelum pelaksanaan makan sipulung, warga juga gotong-royong mengumpulkan dana untuk membuat hidangan. Ada pula warga yang berinisiatif membawa lauk-pauk dari rumahnya. Mereka juga bekerja sama membuat tempat berteduh dari bambu sebagai tempat makan sipulung.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.