cerita candi peninggalan sebelum era majapahit hanya muncul ketika malam 1 suro - News | Good News From Indonesia 2024

Cerita Candi Peninggalan Sebelum Era Majapahit, Hanya Muncul Ketika Malam 1 Suro

Cerita Candi Peninggalan Sebelum Era Majapahit, Hanya Muncul Ketika Malam 1 Suro
images info

Cerita Candi Peninggalan Sebelum Era Majapahit, Hanya Muncul Ketika Malam 1 Suro


Candi Simbatan merupakan peninggalan sejarah yang berada di Desa Simbatan Kecamatan Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur. Candi ini diduga telah dibangun sebelum masa Kerajaan Majapahit.

“Candi Simbatan diperkirakan telah ada sejak sebelum Majapahit berdiri,” demikian dikutip dari keterangan video dalam kanal Youtube Join Media.

baca juga

Candi yang akrab dengan sebutan petirtaan Dewi Sri ini tak memiliki struktur yang sama selayaknya candi pada umumnya yang menjulang tinggi. Tetapi lebih mirip tempat petirtaan bak kolam pemandian.

Bukan tanpa sebab candi ini lebih banyak disebut sebagai petirtaan Dewi Sri. Pasalnya, di dalam struktur bangunan segiempat itu, terdapat arca Dewi Sri lengkap dengan berbagai fragmen lainnya.

Bisa dilihat satu tahun sekali

Candi Simbatan seringkali tergenang air karena bentuknya yang bak kolam. Candi ini diketahui hanya dapat disaksikan setahun sekali. Waktunya yakni pada saat warga setempat melakukan pengurasan air candi di kala 1 Muharram.

“Struktur bangunan secara utuh hanya dapat dilihat selama satu tahun sekali, saat masyarakat menggelar tradisi menguras air dari candi,” tulis video itu.

baca juga

Konon ritual bersih desa di kawasan Petirtaan Dewi Sri telah digelar sejak 1813, setiap Jumat pertama di bulan Suro (Muharram). Ketika diadakan acara, air akan dikuras agar arca dan bentuk keseluruhan petirtaan dapat terlihat.

Tujuan dari kegiatan tersebut menurut keterangan masyarakat adalah untuk menyenangkan hati makhluk gaib penunggu petirtaan Dewi Sri. Bila diamati secara lebih teliti, tradisi ini merupakan bentuk pengkultusan masyarakat terhadap Dewi Sri.

Kabulkan segala hajat

Dalam masyarakat Desa Simbatan, petirtaan Dewi Sri masih dianggap keramat. Masyarakat percaya bahwa penghuni gaib Petirtaan Dewi Sri dapat mengabulkan segala hajat mereka asalkan dilakukan sesuai dengan persyaratan yang benar.

Berbagai hajat masyarakat tersebut di antaranya terkait dengan berbagai aspek kehidupan di antaranya seperti rejeki, kesuksesan kerja, keberhasilan panen, dan kesehatan yang dilakukan di situs petirtaan Dewi Sri dibuka dengan tarian dan nyanyian.

baca juga

Puncak kegiatan acara ini adalah tarian sayup yang diiringi oleh tiga penari laki-laki asal Dusun Simbatan yang menarikan ikan-ikan yang ada di Situs Petirtaan Dewi Sri. Kegiatan ini kemudian diakhiri dengan pelepasan kembali ikan-ikan.

Masyarakat juga menaburkan beras kuning yang dilakukan oleh para wanita desa. Penaburan beras kuning tersebut dilakukan karena dipercaya agar masyarakat sekitar terhindar dari marabahaya.

Acara yang sangat meriah ini baru berakhir pada pukul lima sore. Walau acara telah berakhir, banyak para pengunjung yang masih tetap bertahan di lokasi. Menikmati petirtaan Dewi Sri dalam suasana matahari terbenam yang memunculkan kesan yang menarik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.