Kelompok Wanita Tani Dusun Bebekan merupakan perkumpulan ibu-ibu di Dusun Bebekan yang berkegiatan seputar dunia pertanian secara minimalis. Hingga saat ini, KWT Dusun Bebekan masih aktif berkegiatan secara rutin.
KWT Dusun Bebekan memiliki satu lahan kebun yang diolah bersama seluas 50 m2. Kebun tersebut ditanami buah-buahan dan sayur-sayuran, di antaranya pepaya, pisang, singkong, terong, tomat, labu manis, bayam, dan cabai.
Setiap anggota KWT memiliki tanggung jawab yang sama untuk merawat kebun. Kegiatan menyiram tanaman dilaksanakan secara bergantian pada pagi dan sore hari. Setiap dua pekan sekali, para anggota melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan dan merawat area kebun.
KWT Dusun Bebekan beberapa kali mendapat panen besar berkat ketekunannya dalam mengolah kebun. Pada lahan yang minimalis itu, kebun KWT dapat menghasilkan laba panen hingga Rp800 ribu.
Pegiat Awal KWT Dusun Bebekan
Kelompok Wanita Tani Dusun Bebekan terbentuk dari anggota arisan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Mulanya, salah satu anggota dari ibu-ibu PKK mengeluhkan kebun campuran dekat rumahnya kurang terawat. Karena hal itu, sebagian dari ibu-ibu anggota PKK tergerak hatinya untuk memanfaatkan lahan tersebut sebagai kebun tanaman pangan.
Adapun yang dimaksud kebun campuran adalah kebun yang ditumbuhi berbagai tanaman, baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan yang tumbuh alami dan/atau ditanami oleh manusia (Mertini et al., 2010).
Pelaksanaan kerja bakti dan pengolahan tanah kebun campuran pun dikerahkan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan. Benih tanaman yang dibudidayakan juga berasal dari hibah beberapa anggotanya.
Singkatnya, setelah beberapa bulan terbentuk, KWT Dusun Bebekan resmi menjadi unit kegiatan yang terdaftar di Kalurahan Mulyodadi, sehingga klaim supply benih pun dapat terealisasi.
Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Bambanglipuro Berbagi Metode Baru Pembuatan Pupuk Organik
Selasa, 23 Juli 2024, Tim KKN-PPM Bambanglipuro Periode-2 Tahun 2024 melaksanakan sosialisasi untuk Kelompok Wanita Tani Dusun Bebekan. Sosialisasi ini berkaitan dengan praktik pembuatan pupuk organik bersama anggota KWT.
Dari sosialisasi tersebut, warga Dusun Bebekan, khususnya anggota KWT, dapat mengetahui metode pembuatan pupuk organik yang murah nan efektif. Beberapa metode itu adalah sebagai berikut:
1. POC Ember Tumpuk
Pupuk Organik Cair (POC) merupakan larutan hasil pembusukan biomassa makhluk hidup. POC dapat dibuat dengan beberapa cara, salah satunya menggunakan ember tumpuk.
Melalui ember tumpuk, larutan hasil pembusukan akan langsung terpisah dari biomassa padatan. Metode ember tumpuk memerlukan dua buah ember yang ditumpuk.
Ember bagian atas berfungsi sebagai wadah terjadinya proses pembusukan dan saringan, karena dilengkapi dengan lubang-lubang pada bagian dasar ember. Lalu ember bagian bawah berfungsi sebagai penampung larutan hasil pembusukan dan dapat juga dilengkapi dengan keran untuk memudahkan proses pemanenan.
Metode ember tumpuk ini mudah untuk dilakukan dan hanya perlu sedikit biaya karena ember bekas pun bisa menjadi alternatifnya.
Selain itu, pembuatan POC ini tidak memerlukan bahan campuran yang lain. Biomassa makhluk hidup dari limbah dapur atau limbah kebun dapat langsung dimasukkan ke dalam ember dan dibiarkan membusuk.
Pertama, proses pembusukan dapat dimulai dengan memasukkan limbah buah-buahan untuk menghasilkan larva pengurai dan didiamkan selama dua pekan.
Kedua, setelah proses pembiaran tersebut, limbah rumah tangga jenis lain (sampah dapur atau sisa makanan) pun dapat ditambahkan.
Terakhir, agar bau busuk yang timbul berkurang, hindari menambahkan limbah biomassa hewani pada proses POC.
Cairan hasil pembusukan dapat dipanen pada jangka waktu dua bulan setelah proses pembusukan pertama. Cairan ini berwarna coklat kekuningan dengan bau busuk yang cenderung masam sehingga belum dapat digunakan sebagai pupuk.
Karena aromanya yang busuk, cairan dapat ditampung di wadah transparan dan ditutup tidak terlalu rapat. Selanjutnya botol berisi cairan dijemur sekurang-kurangnya sepekan.
Setelah proses pematangan tersebut, cairan akan berubah warna menjadi lebih gelap dan aroma masamnya hilang. Sebelum diaplikasikan ke tanaman, POC perlu diencerkan terlebih dahulu.
Untuk disemprotkan ke tanaman, pengenceran dilakukan dengan perbandingan 2 sendok makan POC:1 liter air. Selanjutnya, untuk disiramkan ke perakaran, pengenceran dilakukan dengan perbandingan 5 sendok makan POC : 1 liter air.
2. Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan tidak sempurna dari biomassa makhluk hidup yang diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Pupuk kompos memiliki bentuk yang remah, berwarna gelap, serta memiliki aroma yang tidak menyengat.
KWT Dusun Bebekan biasanya membuat pupuk kompos dengan mencampurkan biomassa sisa kebun dengan tanah lembap, kemudian menimbunnya selama beberapa bulan, hingga menjadi hancur dan remah.
Karena hal demikian, Tim KKN-PPM UGM berniat berbagi metode pengomposan agar pupuk lebih cepat matang, tetapi tetap dengan bahan yang mudah dan murah untuk didapatkan.
Biomassa sisa kebun atau limbah rumah tangga dapat dicacah terlebih dahulu. Hal ini, berfungsi untuk mempercepat pengomposan karena ukuran biomassa yang lebih kecil.
Selanjutnya potongan biomassa dilembapkan dengan air cucian beras (Wandhira & Mulasari, 2013). Bahan kompos kemudian diselubungi dengan terpal dan disimpan dalam karung atau ditimbun dalam tanah. Cara ini bertujuan untuk menjaga suhu campuran tetap tinggi sehingga proses penguraian dapat berlangsung cepat.
Jika perlu, EM4 dan Molase juga dapat digunakan sebagai campuran bahan lain agar proses pengomposan berlangsung lebih cepat (Nurkhasanah et al., 2021). EM4 mengandung banyak mikroorganisme yang dapat mempercepat fermentasi pada proses pengomposan.
Referensi:
- AGRICIA. 2020. Cara Membuat EMBER TUMPUK oleh Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P. Video. https://youtu.be/h9J5YpNfd1Y?si=UBLwwolZ8vYasrI4.
- AGRICIA. 2020. Cara Membuat Pupuk Cair Gratis dan Mudah dengan Ember Tumpuk. Video. https://youtu.be/zisHOBKm7Os?si=IxWD-K34LpX762tv.
- Martini, E., H.L. Tata, E. Mulyoutami, J. Tarigan, dan S. Rahayu. 2010. Membangun Kebun Campuran: Belajar dari Kobun Pocal di Tapanuli dan Lampoeh di Tripa. World Agroforestry Centre, Bogor.
- Nurkhasanah, E., D.C. Ababil, R.D. Prayogo, dan A. Damayanti. 2021. Pembuatan pupuk kompos dari daun kering. Jurnal Bina Desa, 3(2): 109-117.
- Wandhira, A.A. dan S.A. Mulasari. 2013. Gambaran percobaan penambahan EM-4 dan air cucian beras terhadap kecepatan proses pengomposan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2): 101-112.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News