Hari Kemerdekaan Republik Indonesia selalu menjadi perayaan yang penuh semangat dan euforia di tanah air. Namun, bagi banyak warga Indonesia yang berada di luar negeri, momen ini sering kali terasa berbeda.
Mereka mungkin tidak dapat merasakan langsung keramaian dan kehangatan perayaan di Indonesia, tetapi kesempatan untuk berpartisipasi dalam perayaan di luar negeri tetap menjadi momen yang sangat berharga.
Samuel Frederick Lasut, salah satu mahasiswa asal Indonesia yang saat ini tengah menempuh studi Master of Applied Linguistics di The University of Melbourne, adalah salah satu dari sedikit orang yang merasakan kehormatan luar biasa ini.
Tahun ini, Samuel terpilih sebagai pasukan pengibar bendera untuk HUT RI ke- 79 di KJRI Melbourne. Dari banyaknya pendaftar, terpilih antara 12 orang dengan komposisi 4 laki-laki dan 8 perempuan merupakan pencapaian yang sangat berarti bagi Samuel, terutama mengingat tantangan yang harus dihadapi selama proses seleksi dan persiapan.
“Saya merasa sangat bersyukur karena KJRI Melbourne memberikan kepercayaan yang besar ini kepada saya,” ungkap Samuel dengan penuh rasa syukur.
Perjalanan Samuel menuju momen bersejarah ini dimulai jauh sebelum dia tiba di Melbourne. Sebagai seorang pelajar yang memiliki mimpi sejak SMA untuk bergabung dengan Paskibra, pengalaman ini menjadi sebuah pencapaian yang sangat berarti.
“Mimpi saya untuk bergabung dalam Paskibra dimulai sejak SMA. Namun, karena sering pindah sekolah, saya tidak sempat mendaftar. Menjadi bagian dari Paskibra merupakan mimpi yang akhirnya terwujud dan merupakan kebanggaan besar bagi saya,” ujar Samuel.
Dia melihat tanggung jawab ini sebagai kesempatan untuk memperkuat rasa cinta tanah air, disiplin, dan ketekunan. Latihan intensif selama empat bulan menjadi tantangan tersendiri.
Latihan pengibaran bendera merah putih HUT RI ke-79 di KJRI Melbourne. © Dokumentasi Pribadi.
Samuel harus menyeimbangkan jadwal latihan yang padat dengan kegiatan utamanya sebagai mahasiswa.
“Waktu dan tenaga adalah tantangan utama. Latihan di musim dingin dengan suhu sekitar 7 derajat merupakan pengalaman baru bagi saya. Saya harus mengatur waktu dengan baik agar bisa menjalani latihan yang intensif sambil tetap fokus pada studi saya,” katanya.
Samuel mengakui bahwa pengalaman latihan yang menuntut fisik dan mental ini membantunya belajar mengelola waktu dan energi dengan lebih baik.
Hari upacara di KJRI Melbourne menjadi momen yang sangat berkesan bagi Samuel. Ketika dia berdiri di depan bendera dan seluruh peserta upacara, perasaan senang, bangga, puas, dan haru bercampur menjadi satu.
“Ketika kami menyelesaikan tugas, kami mendapatkan applause hingga tiga kali dari penonton. Itu menunjukkan bahwa kami telah melakukannya dengan sangat baik,” kenangnya dengan mata berbinar.
Lebih dari itu, Samuel juga merasakan makna mendalam dari momen tersebut.
Foto bersama usai upacara kemerdekaan RI ke-79 di KJRI Melbourne. ©Dokumentasi Pribadi
“Saat kami berdiri tegak di depan bendera, saya merasa terhubung dengan sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia. Rasanya seperti membawa semangat dan aspirasi seluruh rakyat Indonesia yang berada jauh dari tanah air,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Samuel juga menyampaikan harapan besar untuk Indonesia.
“Saya berharap Indonesia semakin maju dan lebih bersatu. Sebagai anak muda, saya ingin ikut serta membangun negara yang lebih baik untuk generasi mendatang,” ujar Samuel dengan penuh semangat.
Melalui pengalaman ini, Samuel Frederick Lasut tidak hanya mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri, tetapi juga membawa pulang kebanggaan dan harapan untuk masa depan Indonesia.
Perjalanan ini merupakan contoh nyata dari dedikasi dan cinta tanah air yang tidak mengenal batas. Dengan semangat yang membara, Samuel menunjukkan bahwa komitmen terhadap negara dapat dilakukan di mana saja, bahkan di belahan dunia yang jauh dari rumah.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News