Pada beberapa kota di Indonesia penumpukan sampah yang tidak terurai dengan sempurna telah menjadi tantangan bahkan masalah yang sangat serius. Salah satu dari banyaknya sampah yang menumpuk merupakan sampah limbah rumah tangga yang berbentuk hasil sisa makanan.
Jumlah sampah yang terus meningkat tidak sebanding dengan jumlah tempat penampungan sampah yang tersedia. Penanganan sampah yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah baru bagi lingkungan, sehingga membuat beberapa kepala daerah di Indonesia mencari solusi alternatif untuk mengurangi jumlah sampah ada pada daerah yang dipimpinnya.
Permasalahan volume sampah yang terus bertambah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Namun setiap masyarakat juga harus bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga.
Adapun memilah sampah sesuai dengan material komposisinya dan mengolah menjadi barang yang bisa digunakan lagi merupakan langkah kongkrit yang berdampak positif dalam pengurangan jumlah sampah.
Untuk mengurai sampah limbah rumah tangga Kawan GNFI dapat menggunakan cara mengubur sampah organik di dalam tanah agar lebih mudah terurai dengan tanah. Bisa juga memanfaatkan hewan maggot sebagai pengolah atau pengurai limbah rumah tangga yang lebih bijak.
Maggot merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) dengan nama latin Hermetia Illucens. Maggot berguna pada proses penguraian sampah bahan organik karena maggot mampu mengkonsumsi sampah sayuran dan makanan dengan cepat.
Dalam jumlah 10.000 ekor maggot BSF dapat mengurai sampah organik sekitar kurang lebih 5 kg dengan waktu 24 jam. Selain itu maggotBSF juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya per hari.
Perlu Kawan GNFI tau? Budidaya hewan maggotBSF tergolong tidak sulit, hanya membutuhkan beberapa peralatan untuk keperluan kandang berbahan kayu dengan cover kawat atau jaring plastik yang dibentuk kotak dan bercelah sebagai tempat kawin maggot, wadah untuk penetasan telur, dan susunan rak sebagai tempat pembesaran maggot. Agar hasil maksimal kandang maggot harus diposisikan pada area yang teduh dan terlindung dari angin kencang.
Hasil panen maggot bermanfaat bagi bidang peternakan dan pertanian. Sebagai bahan kompos atau pupuk organik dengan proses pembuatan diawali dengan pemanenan maggot. Penggunaan maggot yang tepat pada pertanian dapat mengurangi penggunaan pupuk berbahan kimia.
Sementara itu peternakan maggot dapat dijadikan pakan alternatif atau utama karena kandungan protein yang sangat tinggi dan bagus bagi pertumbuhan hewan. Dengan langkah pemberian pakan secara langsung atau melalui proses pengeringan dan penggilingan maggot hingga menjadi tepung.
Nilai jual maggot dihitung dari bobot per kilogramnnya dengan harga mulai Rp5000. Usia panen maggot adalah saat berumur 15 sampai 20 hari. Dengan usia panen yang cukup singkat dan perawatan yang terbilang mudah membuat budidaya maggot cocok diterapkan pada skala kecil maupun besar.
Selain bermanfaat mengurai limbah rumah tangga hasil panen maggot juga dapat memberi dampak secara ekonomi dalam tingkat rumah tangga.
Untuk skala besar budidaya maggot juga sangat menjanjikan. Karena jangkauan pasar yang masih luas, harga relatif stabil serta tinggi dan perawatan yang cukup mudah. Budidaya maggot ini bisa jadi peluang usaha baru yang dapat ditekuni dengan harapan benefit yang menguntungkan.
Jadi apakah Kawan GNFI tertarik untuk melakukan budidaya maggot sebagai pengurai limbah sisa rumah tangga yang bijak atau juga sebagai sumber pendapatan yang baru?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News