Jika Kawan GNFI kehabisan ide untuk liburan, candi yang satu ini bisa jadi destinasi wisata kamu selanjutnya! Candi Sambisari, salah satu candi Hindu yang terletak di Sleman, DIY, cocok untuk kamu kunjungi. Jarak dari pusat kota Yogyakarta ke Candi Sambisari adalah 13 km. Kawan GNFI dapat menggunakan mobil jika ingin ke sana.
Candi Sambisari buka setiap hari mulai pukul 7 pagi hingga 5 sore waktu setempat. Harga tiket masuk Candi Sambisari terbilang murah, yaitu Rp5.000,-/orang. Terdapat biaya parkir sebesar Rp2.000,- untuk motor dan Rp5.000,- untuk mobil.
Candi Sambisari ditemukan secara tidak sengaja oleh penduduk setempat, yaitu Arjowiyono. Dulu, lahan di atas Candi Sambisari merupakan daerah persawahan. Suatu hari, Arjowiyono sedang bekerja di sawahnya. Ketika dia sedang bekerja di sawah, dia merasakan sesuatu yang keras di bawah sawahnya.
Ia pun mencoba menggali sawah lebih dalam dan menemukan bahwa sesuatu yang keras tersebut merupakan puncak sebuah candi. Lalu, dia melaporkan temuannya kepada Dinas Peninggalan Suaka Sejarah dan Purbakala di Prambanan. Meneruskan laporan tersebut, Dinas Peninggalan Suaka Sejarah dan Purbakala bergegas mengadakan penggalian sawah tersebut bersama mahasiswa jurusan Arkeologi Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.
Candi Sambisari | Tania Simatupang
Keterbatasan tenaga dan dana menyebabkan penggalian Candi Sambisari tidak selesai pada tahun 1966. Restorasi Candi Sambisari dilanjutkan pada tahun 1975 hingga 1979.
Ternyata, Candi Sambisari telah terkubur kurang lebih 6 meter di bawah permukaan tanah akibat terlanda aliran lahar dingin Gunung Merapi. Hasil penggalian ini adalah tembok keliling yang teridentifikasi sebagai pagar candi. Untungnya, 90% batu-batu di Candi Sambisari masih terletak sesuai tempatnya sehingga memudahkan rekonstruksi walaupun terdapat bagian yang runtuh.
Setelah dilakukan rekonstruksi, salah satu tim Suaka Peninggalan Sejarah dan Pirba, Bapak Kartubi, menjelaskan bahwa Candi Sambisari merupakan rumah pemujaan dari agama Hindu. Hal ini dibuktikan dengan terdapat Lingga-Yoni dan pecahan gerabah yang dipercaya digunakan saat upacara keagamaan di sebelah timur laut candi.
Lingga-Yoni melambahkan Dewa Siwa dan Dewi Durga yang berarti pasangan yang tidak terpisahkan. Hal yang unik dari bangunan Candi Sambisari adalah titik pusat bangunan ada di dekat luar pindu masuk. Menurut kepercayaan Hindu, jika titik pusat ada di Lingga-Yoni, maka akan mendatangkan bahaya.
Karena Candi Sambisari terletak 6 meter di bawah tanah, maka pengunjung tidak perlu lelah menaiki tangga candi yang tinggi seperti di candi-candi kebanyakan. Lahan Candi Sambisari juga terbilang tidak terlalu luas. Luas seluruh bangunan Candi Sambisari adalah 60 meter persegi. Halamannya ditumbhi rumput dan bunga-bunga yang indah.
Candi Sambisari | Tania Simatupang
Penemuan Candi Sambisari menandakan bertambah banyaknya obyek wisata sejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini juga menjadi sumber penghasilan baru bagi penduduk sekitar. Karena letaknya di tengah-tengah pemukiman penduduk, terdapat beberapa warung kecil di sekitar Candi Sambisari. Kawan GNFI dapat mampir membeli jajanan lokal setempat sambil bercengkerama dengan penduduk sekitar.
Jika Kawan GNFI berkesempatan mengunjungi Candi Sambisari, penulis menyarankan agar Kawan GNFI berkungjung saat pagi hari. Pancaran sinar matahari pagi di Candi Sambisari sangat bagus dan udara masih sejuk juga.
Suasana matahari pagi di Candi Sambisari bagus untuk diabadikan dalam bentuk foto ataupun video. Saat penulis berkunjung ke sana, terdapat dua seniman tari yang memanfaatkan Candi Sambisari sebagai latar belakang video. Tunggu apalagi? Mari berkunjung ke Candi Sambisari!
Referensi:
Suwarno, S. (1981). Peninggalan purbakala candi sambisari yang unik. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3), 86795. https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.7385
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News