Perempuan menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya, khususnya dalam hal kesehatan mental. Ada standar kecantikan, body shaming, insecurity, dan sebagainya. Apabila tantangan itu dibiarkan, dapat meredupkan potensi yang dimiliki oleh perempuan. Padahal, perempuan memiliki kekhasannya masing-masing.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Jasmin Fardouly, seorang peneliti di UNSW, Sydney, Australia menunjukkan bahwa media sosial sering kali menjadi ajang perbandingan. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sebagian responden berpandangan bahwa perempuan lain yang menggunggah fotonya di media sosial lebih baik daripada mereka.
Studi tersebut juga menyatakan bahwa membandingkan diri sendiri dengan perempuan lain dapat menyebabkan mereka menjadi tidak bahagia, emosinya menjadi negatif, dan berniat melakukan diet yang tidak sehat.
Penelitian di atas sesuai dengan kenyataan yang dialami oleh perempuan pada masa sekarang. Media sosial sering digunakan untuk mengunggah foto, membagikan infomasi, mencari hiburan, dan sebagainya.
Namun, pada realitanya, hal yang sering terjadi adalah media sosial menjadi sarana untuk membagikan pencapaian, jabatan, penampilan, dan sebagainya. Akibatnya, muncul rasa tidak percaya diri dan minder (insecure). Misalnya, ketika akan melakukan hal-hal yang positif, pasti berpikir terlebih dahulu. ‘Ah, takut kalau nanti ada yang nggak suka?’, ‘pasti nanti nggak percaya kalau aku yang menyanyi?’, dan ketakutan lainnya.
Semua ketakutan itu bersumber dari pikiran ataupun emosi diri. Oleh karena itu, hal tersebut perlu diselesaikan bersama.
Gambar 2. Setiap perempuan memiliki kontribusi
Satu Hari di Bulan Juni, Menjadi Diri Sendiri Apa Adanya
Salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Tulus yang berjudul Satu Hari di Bulan Juni memiliki lirik sebagai berikut.
Kamu cantik (cantik) meski tanpa bedak (tanpa bedak)
Rasakan ini senang di dadaku memilikimu (memilikimu)
Lirik di atas mengandung makna bahwa perempuan tidak perlu mengubah dirinya agar sesuai dengan konstruksi sosial masyarakat. Apapun diri perempuan, bagaimanapun fisiknya, potensi, karakternya, pengalaman, perjalanan hidup, dan sebagainya, perempuan tetaplah berharga.
Sayangnya, pada masa sekarang, manusia cenderung melihat segala sesuatu dari luar atau penampilannya. Manusia terkadang mengabaikan sisi lainnya, misalnya pengalaman hidup, proses, pengetahuan, kemampuan, bakat, karakter, dan sebagainya.
Padahal, hal-hal tersebut dapat menjadi kekuatan bagi perempuan dalam kehidupannya.
Kawan GNFI, kehidupan yang dialami oleh seorang perempuan dapat menguatkan perempuan lainnya. Tentu saja, hal yang harus diingat adalah manusia tidak boleh menghakimi pengalaman hidup sesamanya. Manusia perlu menyadari bahwa tidak ada satupun individu di dunia ini yang sempurna. Keagungan dan kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta.
Bakat, kemampuan, pengetahuan, kekayaan, dan jabatan hanyalah sementara, karena kehidupan manusia ada jatuh dan bangkitnya. Manusia terkadang di atas, tetapi terkadang di bawah. Ketika di bawah, manusia diingatkan dan diajak untuk berproses, tetapi saat manusia berada di atas tidak boleh menyombongkan diri.
Manusia, khususnya perempuan memiliki hak yang sama. Perempuan berhak menentukan dan memilih atas apa yang terjadi dalam dirinya. Mau ber-make up atau tidak, bersekolah atau bekerja, tomboy atau feminine, dan sebagainya itu adalah hak dan pilihan perempuan. Meskipun pilihan perempuan berbeda, tidak boleh menjustifikasi. Manusia perlu saling memahami dan menghormati.
Hal di atas menjadi pengingat kecil bahwa perempuan itu cukup dan berharga. Apapun masa lalunya, latar belakangnya, prosesnya, tidak menghalangi perempuan untuk bertumbuh dan berkembang.
Begitu juga dengan kecantikan. Tidak ada definisi yang mutlak mengenai kecantikan. Setiap perempuan memiliki kecantikannya masing-masing. Apabila diperdebatkan, tidak akan pernah selesai.
Hal yang bisa dilakukan adalah saling menghargai dan menghormati. Dengan demikian, akan tercipta sebuah sinergi untuk saling merangkul, menguatkan, dan mendukung sesama perempuan.
Sumber:
https://narasi.tv/read/narasi-daily/lirik-dan-makna-lagu-satu-hari-di-bulan-juni-tulus#google_vignette
https://unsworks.unsw.edu.au/entities/publication/9225562a-80cc-48d6-af4f-d9c078437e98/full
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News