kisah perjuangan bidan indonesia di gaza bantu 7 ribu persalinan sembari bertaruh nyawa - News | Good News From Indonesia 2024

Kisah Perjuangan Bidan Indonesia di Gaza, Bantu 7 Ribu Persalinan Sembari Bertaruh Nyawa

Kisah Perjuangan Bidan Indonesia di Gaza, Bantu 7 Ribu Persalinan Sembari Bertaruh Nyawa
images info

Kisah Perjuangan Bidan Indonesia di Gaza, Bantu 7 Ribu Persalinan Sembari Bertaruh Nyawa


Konflik berkepanjangan yang terjadi di Palestina berdampak kepada seluruh masyarakatnya. Termasuk kepada para ibu hamil yang tinggal di wilayah tersebut.

Ita Muswita, merupakan bidan asal Indonesia yang diterbangkan ke Gaza, Palestina untuk membantu persalinan ibu-ibu di Palestina. Selama 74 hari, Ita membantu tenaga medis di daerah tersebut.

Ita menjelaskan ditugaskan di rumah sakit bersalin Al-Helal Emirati. Di rumah sakit bersalin terbesar di Gaza itu, Ita bisa menangani 50-60 persalinan setiap harinya.

“Bisa dibayangin, orang se-Gaza itu lahirannya di situ semua. Jadi pada saat kami dinas, sehari itu 50-60 persalinan normal di situ," tutur Ita saat ditemui di Blok M, Rabu (4/11).

baca juga

Ita menjelaskan angka kelahiran di Gaza memang begitu tinggi. Pada satu bulan saja, ibu-ibu di Gaza bisa melahirkan anak sebanyak 7 ribu.

“Setelah bulan November tingkat persalinan menembus angka 7 ribu,” ucapnya.

Kelahiran demi berjuang

Ita begitu marah saat mendengar banyak yang menyindir orang-orang Gaza karena selalu melahirkan. Padahal saat ini kondisi Gaza sedang sulit akibat dijajah Zionis Israel.

Ita menjelaskan alasan mengapa ibu-ibu Gaza selalu melahirkan karena prinsip perjuangan. Selama ini mereka merelakan anak-anaknya menjadi pejuang di tanah Palestina.

“Ini karena ibu-ibu di Gaza tidak diberikan rasa takut untuk hamil lagi. Mereka tahu berapa lama dengan anak-anak mereka,” ucapnya.

baca juga

Wanita yang bekerja di MER-C ini cukup kagum dengan wanita Gaza karena tak mengeluh saat proses melahirkan. Pasalnya kondisinya serba sulit dan terbatas. 

Saking ramainya rumah sakit tersebut, setiap ibu yang baru melahirkan hanya diperkenankan beristirahat selama 2 jam untuk kemudian kembali diarahkan ke tenda pengungsian.

“Sementara, ibu hamil yang masih dalam proses pembukaan lima dan belum mengalami pecah ketuban diminta untuk menunggu di luar ruang persalinan sambil bersiap. Sebab, fasilitas terbatas sementara pasien membludak,” ucapnya.

Semangat pejuang Gaza

Ita mengaku takjub dengan perjuangan orang-orang Gaza. Dia menceritakan bagaimana seorang mahasiswa kedokteran memiliki semangat yang tinggi untuk belajar.

Mahasiswa itu, jelas Ita, ikut terjun langsung ke lapangan, cepat belajar dari para senior sebab situasi darurat yang dihadapi. Keterampilan para pelajar dalam menangani pasien yang sangat baik, transfer knowledge yang cepat dari dokter spesialis, serta ilmu yang didapatkan dalam situasi krisis membuat Ita kagum.

baca juga

Selain itu ada juga seorang dokter yang anaknya terkena bom. Tetapi besoknya dokter itu sudah berdinas.

“Saking sulitnya kondisi di Gaza, masyarakat merasa tak ada waktu untuk berduka, hidup harus terus berjalan,” tambah ita.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.