Ruang publik inklusif adalah area yang dirancang agar semua individu, tanpa memandang kemampuan fisik, usia, gender, atau latar belakang sosial ekonomi, dapat mengakses, menggunakan, dan merasa nyaman berada di dalamnya.
Konsep ini melibatkan penyediaan fasilitas dan layanan yang ramah bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya.
Taman Bungkul Surabaya adalah contoh nyata bagaimana ruang publik inklusif dapat diwujudkan, menjadi tempat yang tidak hanya ramah bagi masyarakat umum. Namun, juga untuk penyandang disabilitas, lansia, ibu menyusui, dan anak-anak.
Syarat Ruang Publik Inklusif
Ruang publik yang inklusif harus memenuhi berbagai syarat untuk memastikan aksesibilitas, kenyamanan, kesetaraan, dan partisipasi komunitas.
Dari segi aksesibilitas fisik, ruang publik idealnya dilengkapi dengan fasilitas seperti ramp, lift, atau jalur khusus untuk pengguna kursi roda, guiding block untuk tunanetra, serta toilet yang ramah disabilitas.
Keamanan dan kenyamanan juga menjadi prioritas, dengan sistem pencahayaan yang memadai, area yang bebas dari hambatan arsitektural, dan ruang aman khusus untuk perempuan serta anak, didukung pos keamanan atau CCTV.
Selain itu, ruang publik inklusif harus mendukung kesetaraan penggunaan. Harga tiket atau biaya masuk yang terjangkau, atau bahkan gratis, adalah langkah penting, ditambah dengan fasilitas seperti tempat duduk yang memadai untuk lansia dan ibu hamil.
Dari sisi fasilitas penunjang, papan informasi sebaiknya disediakan dalam berbagai format, seperti visual, braille, atau suara, serta area interaktif untuk anak-anak dan ruang terbuka hijau untuk rekreasi.
Partisipasi komunitas juga memainkan peran penting. Komunitas lokal perlu dilibatkan dalam proses desain dan pengelolaan ruang publik. Sementara itu, kelompok penyandang disabilitas dan organisasi masyarakat dapat diajak berkonsultasi untuk memastikan kebutuhan semua pihak terpenuhi.
Dengan kombinasi elemen-elemen ini, ruang publik dapat benar-benar inklusif dan mendukung keberagaman penggunanya.
Taman Bungkul, Ikon Ruang Publik Inklusif
Taman Bungkul Surabaya | Sumber: tourism.surabaya.go.id
Pada tahun-tahun sebelumnya, Taman Bungkul telah menerima penghargaan internasional The Asian Townscape Sector Award (2013), yang mengakui perannya dalam menciptakan ruang publik yang inklusif dan fungsional.
Namun, komitmen pemerintah kota untuk terus meningkatkan fasilitasnya tetap berlanjut, seperti ruang laktasi untuk ibu menyusui dan jalur tambahan untuk pengguna kursi roda. Selain itu, taman ini semakin dikenal sebagai pusat kuliner khas Surabaya, dengan beragam pilihan makanan lokal seperti Rawon Kalkulator dan lontong kupang, yang menambah daya tarik bagi wisatawan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi mikro.
Isu lingkungan juga menjadi perhatian utama dengan kampanye kebersihan yang semakin intensif untuk menjaga kelestarian taman. Komunitas lokal dan pengunjung didorong untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, demi mempertahankan kenyamanan dan keindahan taman sebagai ruang hijau yang penting di tengah kota.
Perkembangan ini mencerminkan komitmen Surabaya dalam mengelola dan meningkatkan kualitas ruang publik inklusif yang mendukung keberagaman kebutuhan masyarakat
Ruang Publik Inklusif di Kota Lain
Keberhasilan Taman Bungkul menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia untuk mengembangkan ruang publik inklusif. Misalnya, Jakarta dengan revitalisasi taman-taman kotanya dan Surabaya sendiri yang terus memperbaiki fasilitas ruang publik lainnya, seperti Hutan Bambu Keputih.
Dengan berbagai fasilitas yang ada dan komitmen terhadap inklusivitas, Taman Bungkul menunjukkan bagaimana ruang publik dapat menjadi katalisator perubahan sosial, budaya, dan lingkungan. Pengalaman ini bisa menjadi model bagi pengembangan ruang publik di kota lain.
Ruang publik inklusif menjadi elemen penting untuk membangun kota yang adil dan berkelanjutan. Dengan memprioritaskan aksesibilitas, keamanan, dan partisipasi, ruang publik dapat memperkuat interaksi sosial dan meningkatkan kualitas hidup semua warga. Kota-kota di Indonesia sudah mulai menerapkan konsep ini.
Namun, masih banyak peluang untuk pengembangan lebih lanjut dengan melibatkan berbagai pihak dalam proses perencanaan dan pelaksanaan.
Sumber:
- https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/pemkot-surabaya-bakal-revitalisasi-10-taman-kota-di-2024-lebih-ramah-anak-hingga-difabel/#google_vignette
- https://travelspromo.com/htm-wisata/taman-bungkul-surabaya/
- https://tourism.surabaya.go.id/destination/403d2cb0-fcd2-4dac-8b25-56d47faf6608
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News