Jika berkunjung di Surabaya, wisata religi yang paling santer dikenal adalah Sunan Ampel. Namun, selain Sunan Ampel, ternyata Surabaya menyimpan jejak sunan lain, yaitu Sunan Bungkul. Kini, makamnya ada di Taman Bungkul yang terletak di jantung Kota Surabaya.
Berbeda dengan Makam Sunan Ampel yang lebih banyak dikunjungi peziarah, Makam Sunan Bungkul cenderung sepi. Kemungkinan karena masih banyak orang yang belum mengetahui sepak terjang Sunan Bungkul dalam menyebarkan Islam di Surabaya. Agar lebih tau soal sosok Sunan Bungkul, berikut adalah 5 fakta unik Sunan Bungkul:
1. Asal Nama ‘Bungkul’
Bungkul sebenarnya bukan nama asli dari Sunan Bungkul. Menurut Towil (70), imam masjid di Makam Sunan Bungkul, sebutan ini bermula dari kegemaran Sunan Bungkul memakai klompen atau bakiak (alas kaki) yang terbuat dari kayu.
Itu mengapa akhirnya sebutan Sunan Bungkul lebih dikenal daripada nama aslinya. Sunan Bungkul juga merupakan orang pertama yang menduduki wilayah di sekitar Taman Bungkul, dalam istilah Jawa disebut orang yang babat alas.
2. Kerabat Sunan Giri
Sunan Bungkul ternyata masih memiliki ikatan keluarga dengan Sunan Giri yang makamnya terletak di Kabupaten Gresik. “Namanya Syekh Mahmuddin. Punya anak satu perempuan, namanya Dewi Wardah. Lalu dikawin oleh Sunan Giri. Jadi Mbah Bungkul itu mertuanya Sunan Giri,” papar Towil.
Sunan Bungkul awalnya adalah seorang pejabat Kerajaan Majapahit yang ditugaskan untuk menemani putra mahkota. Saat itu, putra mahkota lebih tertarik belajar agama daripada mewarisi tahta. Akhirnya, Sunan Bungkul dan putra mahkota berguru kepada Sunan Bejagung hingga turut menyebarkan agama Islam bersama Sunan Ampel di kemudian hari.
3. Sayembara Melarung Delima
Salah satu cerita soal Sunan Bungkul yang disebarkan lewat mulut ke mulut adalah soal sayembara yang ia buat. Sayembara ini bertujuan untuk menemukan suami bagi putrinya yang bernama Dewi Wardah.
Makam Sunan Bungkul dan kerabatnya | Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sayembara itu dilakukan dengan cara melarungkan buah delima di sebuah sungai. Siapa yang mendapatkan buah delima itu nantinya akan dijodohkan dengan Dewi Wardah. Akhirnya, Raden Paku atau Sunan Giri-lah yang mendapat buah delima itu.
4. Sumur Keramat
Di area makam, peziarah dapat menemui sebuah sumur yang dikeramatkan. Konon, sumur tersebut menyimpan air dengan khasiat yang dapat menyembuhkan penyakit sampai membuat peminumnya awet muda.
Uniknya lagi, sumur ini tidak pernah surut bahkan setelah digali ratusan tahun lalu oleh Sunan Bungkul.
“Ratusan tahun itu ngga pernah nguras, ngga pernah asat, padahal yang ngambil wah (banyak sekali),” ucap Towil.
Banyak peziarah yang sengaja membawa botol minum untuk diisi dengan air sumur tersebut guna dibawa sebagai oleh-oleh. Beberapa peziarah juga menyempatkan untuk berwudu dengan air dari sumur tersebut.
5. Makam yang Terletak di Tengah Kota Surabaya
Makam Sunan Bungkul dapat ditemui di Taman Bungkul yang letaknya di tengah Kota Surabaya. Mungkin banyak yang tidak mengira bahwa di balik taman ini ada sebuah makam seorang sunan.
Selain Sunan Bungkul, ada puluhan makam lain yang diperkirakan merupakan makam kerabat dekat Sunan Bungkul.
Seusai berziarah di Makam Sunan Bungkul, Kawan bisa mencoba kuliner yang ada di sekitar Taman Bungkul seperti rawon dan soto.
Juga, jika berkunjung di hari Minggu, Kawan akan menemui banyak orang yang berkumpul di Taman Bungkul untuk melakukan Car Free Day. Jadi bisa belajar sejarah sekaligus berolahraga!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News