mengenal asal usul rangda tokoh mitologi asal bali mengapa ditakuti dan dihindari - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Asal-Usul Rangda Tokoh Mitologi Asal Bali, Mengapa Ditakuti dan Dihindari?

Mengenal Asal-Usul Rangda Tokoh Mitologi Asal Bali, Mengapa Ditakuti dan Dihindari?
images info

Mengenal Asal-Usul Rangda Tokoh Mitologi Asal Bali, Mengapa Ditakuti dan Dihindari?


Sebagai daerah yang mayoritasnya beragama Hindu, Bali memiliki berbagai ragam tradisi dan kesenian yang berbau ritual agama.

Semua kesenian dalam tradisi umat Hindu di Bali memiliki makna dan filosofi tersendiri serta diyakini sebagai petunjuk agar hati-hati dalam menjalani kehidupan.

Hal ini dapat dilihat dari penggunaan barong, rangda, leak maupun tokoh-tokoh mitologi lain yang biasanya diikutsertakan dalam upacara.

Rangda menjadi salah satu tokoh mitologi yang dalam umat Hindu Bali yang memiliki sifat antagonis.

Namun, terdapat perbedaan mengenai pemahaman rangda sebagai tokoh mitologi umat Hindu di Bali.

Lalu, bagaimana tokoh rangda digambarkan? Kawan GNFI dapat menyimaknya pada artikel berikut !

Rangda dalam pementasan Calon Arang | COLLECTIE TROPENMUSEUM
info gambar

Rangda dalam pementasan Calon Arang | COLLECTIE TROPENMUSEUM 


Rangda dalam Kisah dan Pementasan Calonarang

Rangda memiliki arti janda yang berperan dalam kisah Calonarang sebagai seorang tukang sihir.

Calonarang atau rangda memiliki visual menyeramkan dengan mata besar yang melotot, terdapat taring dan rambut putih yang terurai panjang.

Rangda konon merupakan penjelmaan dari Calonarang atau Ki Rangda yang merupakan seorang janda dari Desa Jirah, Daha, Kediri.

Ia hidup bersama anaknya, Ratna Manggali, tapi tidak ada satupun laki-laki yang mau melamar anaknya karena dikhawatirkan akan mewarisi ilmu hitam dari ibunya. 

Hal ini menjadikan Calonarang marah, ia kemudian menyebarkan bibit penyakit ke seluruh desa.

Singkat cerita, pada akhirnya Calonarang dapat dikalahkan oleh Mpu Bharadah sehingga kehidupan di Desa Girah menjadi normal.

Cerita Calonarang tersebut biasanya dipentaskan oleh umat Hindu di Bali dalam rangka ritual penyucian yang bersifat sakral.

Hal ini dikarenakan Calonarang selalu dikaitkan dengan ilmu hitam, sehingga pementasan ini juga merupakan bentuk penyucian dari hal-hal buruk.

baca juga

Ilustrasi Dewi Durga | Wikimedia Commons
info gambar

Ilustrasi Dewi Durga | Wikimedia Commons


Rangda Sebagai Penjelmaan Dewi Durga

Mengacu pada Lontar Usada Taru Premana, rangda digambarkan sebagai penjelmaan Dewi Durga.

Lontar ini bercerita mengenai kisah pencarian obat oleh Bhatari Uma untuk Sang Hyang Siwa yang sakit.

Singkat cerita dalam pencariannya, Bhatari Uma sampai di sebuah pohon besar bernama Taru Rangdu.

Ternyata hari itu merupakan hari terlarang oleh Sang Banaspati Raja, sang penghuni pohon. Sehingga, ketika Bhatari Uma sampai di pohon tersebut, beliau masih tertidur.

Mendengar suara ribut dan kedatangan Bhatari Uma membuat Sang Banaspati Raja bangun dari tidurnya.

Karena merasa terganggu, Sang Banaspati Raja merasa harus memangsa Bhatari Uma sehingga ia menyerangnya.

Karena merasa terancam, Bhatari Uma kemudian mengubah dirinya menjadi Dewi Durga yang menyeramkan untuk menandingi kesaktian Sang Banaspati Raja dan terjadilah pertempuran.

Dalam pertempuran tersebut, kekalahan menghampiri Sang Banaspati Raja. Ia kemudian mengubah diri menjadi binatang sakti dengan gemerincing di kakinya untuk melawan Dewi Durga.

Namun, Dewi Durga dapat mengalahkan sang Banaspati Raja dengan mudah. Hal ini membuat rakyat Sang Banaspati yang terdiri makhluk halus juga turut menyerang Dewi Durga, tetapi tetap saja mereka tidak dapat mengalahkan sang dewi.

Berdasarkan kisah tersebut, bahwa Rangda secara jelas disebutkan merupakan penjelmaan dari Dewi Durga.

Jika Dewa Siwa diyakini menjelma sebagai barong, maka Dewi Durga diyakini menjelma sebagai rangda.

Sehingga, itulah mengapa keduanya selalu muncul dalam waktu bersamaan (berpasangan) dalam ritual keagamaan umat Hindu di Bali.

Melansir buku Keberadaan Barong dan Rangda dalam Dinamika Religius Masyarakat Hindu Bali, bahwa penyebutan rangda sebagai janda kurang tepat jika mengacu pada hal tersebut.

Rangda dalam hal ini merupakan perwujudan Dewi Durga di bumi yang bergelar Hyang Bhairawi dengan wajah yang menakutkan.

Sosok menyeramkan dari rangda memiliki makna bahwa rasa takut pada diri manusia harus disingkirkan karena ketakutan dan hal-hal yang menyeramkan dapat menghambat manusia untuk berserah kepada Tuhan.

baca juga

Mengapa Ditakuti?

Masyarakat Bali mengenal Rangda sebagai sosok yang jahat dan memiliki ilmu hitam untuk menghancurkan masyarakat.

Sehingga, dalam cerita Calonarang tokoh ini memiliki karakter antagonis dan negatif. Karakter tersebut membuat tokoh ini dihindari dan ditakuti oleh masyarakat Bali karena dapat membawa malapetaka.

Sedangkan, rangda sebagai penjelmaan Dewi Durga juga memiliki wujud yang menyeramkan.

Namun, meskipun menyeramkan sebenarnya sosok rangda sebagai penjelmaan dari Dewi Durga memiliki makna bahwa hal yang menyeramkan atau menakutkan harus ditaklukan karena merupakan penghalang dalam diri seseorang.

Dewi Durga sendiri merupakan lambang kekuatan. Ia juga berperan dalam pemeliharaan dan penolak bala.

Perwujudan Dewi Durga sebagai rangda merupakan simbol dari manusia yang tidak bisa mengendalikan diri sehingga berubah menjadi menyeramkan.

Hal ini menjadi sebuah pengingat agar seseorang harus selalu menjaga Tri Kaya Parisudha (menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan).

Sumber:

  • Komang Indra Wirawan. (2021). Keberadaan Barong dan Rangda dalam Dinamika Religius Masyarakat Hindu Bali. PT Japa Widya Duta.
  • Ni Wayan Eka Sumartini, dkk. (2019). Pementasan Dramatari Calonarang Wirada Sungsang Sebagai Media Penerangan Agama Hindu di Pura Dalem Desa Pakraman Batuyang, Gianyar. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 2(2).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.