Memaknai keragaman jenis topeng Bali Barong. Seberapa banyak jenisnya?
Bali merupakan salah satu daerah yang budayanya masih kuat dilestarikan sehingga banyak dikenal oleh generasi muda Indonesia sampai saat ini. Dua di antaranya adalah topeng dan tari. Kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut masyarakat Nusantara dahulu membuat jenis kesenian tradisional tersebut sulit untuk dipisahkan satu sama lain.
Dalam bahasa Bali, topeng diistilahkan sebagai tapel, yaitu karya seni yang menjadi representasi wajah manusia atau binatang. Umumnya, ketika seorang pemakai topeng menjadi pemeran dalam suatu pertunjukan seperti tari, ia akan berusaha menghidupkan esensi yang terkandung dalam topeng tersebut melalui gerakan per gerakan. Namun, Bali sedikit berbeda. Dikutip dari Suardana (2006), ada dua cara penggunaan topeng dalam suatu pementasan di Bali.
Pertama, si pemakai topeng tidak mengekspresikan topeng tersebut menjadi lebih hidup. Hal ini sering didapati pada pertunjukan topeng khusus ritual keagamaan. Salah satunya adalah tari Sang Hyang Dedari yang menggunakan topeng Dedari dan topeng Gajah Mada.
Kedua, si pemakai topeng berusaha “masuk” ke dalam topeng tersebut sehingga lebih bernapas dan “jiwa”-nya terasa nyata. Biasanya, cara ini diterapkan ketika tengah memerankan pertunjukan topeng yang ditujukan sebagai hiburan. Empat jenis topeng yang dihidupkan dengan cara ini: topeng Pajegan, di mana penarinya membawa banyak tapel; topeng Panca yang diperankan lima orang penari; topeng Sidhakarya, berfungsi sebagai penutup acara keagamaan sekaligus penolak bala; dan topeng Bobondresan yang berperan sebagai penafsir hamba raja. Salah satu yang termasuk jenis topeng Bobondresan ini adalah tapel Barong.
Dilansir dari merahputih.com, Barong dipercayai berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata “b(h)arwang” yang mirip seperti kata “beruang” dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Barong merupakan makhluk mitologi Hindu yang menyerupai hewan penjaga hutan.
Terdapat beberapa jenis topeng Barong yang kerap ditampilkan dalam kesenian tradisional Bali.
Topeng Barong Ket
Topeng Barong Ket | Wikimedia | Daderot
Wujud topeng Barong jenis ini menyerupai sang raja hutan, seperti singa atau macan, yang disebut sebagai banaspati raja. Penduduk Bali percaya, bahwa hewan tersebut mempunyai kekuatan dalam menjaga kebaikan alam.
Dalam pertunjukan, tapel Barong Ket menjadi lambang kemenangan dari Rangda, lawan Barong Ket yang mengalami kekalahan. Walau demikian, menurut Tanggulouw (2021), kedua sosok tersebut sama-sama berperan melindungi masyarakat Bali.
Topeng Barong Gajah
Topeng Barong Gajah | YouTube | Komo Bali Channel
Dalam agama Hindu, gajah melambangkan Sang Hyana Gana Pati atau Ganesha, putra dari Dewa Siwa yang dipercayai menganugerahkan kemakmuran dan kesejahteraan. Topeng Barong Gajah diyakini memiliki kekuatan magis yang dapat membawa kedekatan antara hubungan baik dan buruk, terutama antara Tuhan dan Bhuta Kala. Bhuta Kala sendiri merupakan perwujudan kekuatan negatif alam yang mampu menghancurkan keharmonisan manusia.
Tidak hanya dalam ranah yang agung, topeng ini juga dipercaya mampu mengeratkan hubungan antarmanusia. Kedua makna filosofi tersebut membuat topeng Barong Gajah banyak digunakan dalam upacara keagamaan, seperti Galungan dan Kuningan. Maka, tidak heran bila tapel ini menjadi salah satu topeng keramat.
Topeng Barong Bangkal
Topeng Barong Bangkal | Wikimedia | Alain Secretan
Dalam bahasa Bali, babi jantan dewasa disebut bangkal, sedangkan babi betina dewasa disebut bangkung. Tapel Barong Babi yang juga sering dikenal sebagai Topeng Barong Bangkal ini digunakan dalam pertunjukan ngelawang, yaitu sebuah tradisi dengan menari berkeliling desa.
Biasanya, anak-anaklah yang memerankannya sebagai hiburan sehari setelah Hari Raya Kuningan. Tarian ngelawang ditujukan supaya tidak ada wabah yang menyerang.
Topeng Barong Macan
Topeng Barong Macan | YouTube | Kusuma Wicitra
Wujud tapel ini mirip seperti Barong Ket, tetapi bedanya, motif loreng-loreng yang menghiasi wajahnya mengimitasi macan. Dilansir dari bali.idntimes.com, selain digunakan dalam upacara suci, topeng Barong Macan juga dipentaskan dengan cara ngelawang, meskipun tidak sesering Barong Bangkal.
Masih banyak lagi jenis-jenis satwa yang dijadikan topeng Barong, walau pemakaiannya tidak sesering yang telah dipaparkan di atas. Meskipun demikian, kita perlu untuk tetap melestarikan budaya kesenian Barong selalu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News