kunjungan gnfi dan seasia ke kedutaan prancis mengenal pendidikan di prancis - News | Good News From Indonesia 2024

Kunjungan GNFI dan Seasia ke Kedutaan Prancis, Mengenal Pendidikan di Prancis

Kunjungan GNFI dan Seasia ke Kedutaan Prancis, Mengenal Pendidikan di Prancis
images info

Kunjungan GNFI dan Seasia ke Kedutaan Prancis, Mengenal Pendidikan di Prancis


Tahukah Kawan GNFI? Ternyata, Indonesia ada Kedutaan Prancis. Sebab, Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan negara ini baik secara de jure maupun de facto. Secara hukum internasional, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis sudah terjalin sejak tanggal 4 Januari 1950. 

Namun, Nusantara sebenarnya telah menjalin hubungan tidak langsung dengan Prancis sejak abad ke-16. Pada bulan April 1529, Jean Ango dan Raoul Parmentier de Dieppe diberikan kepercayaan untuk menjadi pemimpin pelayaran dan melakukan perjalanan ke Hindia Timur. 

Kedua petualang tersebut memulai perjalanan dari Dieppe. Kemudian, mereka tiba di Aceh pada bulan Oktober 1529. Tujuannya datang ke negeri Nusantara adalah menjalin hubungan dagang rempah-rempah dengan Kesultanan Aceh.

Pada abad ke-18, kas Pemerintahan Kolonial Belanda habis akibat persaingan dagang yang ketat dan terlalu banyak korupsi akibatnya VOC jatuh ke tangan Prancis. 

Baca juga: Mengenal Hak Oktrol, Buat VOC Jadi Perusahaan Tajir Sepanjang Sejarah

Selama 5 tahun (1806-1911), Nusantara secara tidak langsung berada di bawah kekuasaan Prancis. Pada saat itu, Prancis dipimpin oleh Raja Napoleon Bonaparte.

Di bawah kekuasaan Bonaparte, Prancis banyak terjadi perubahan salah satunya segala tindakan dari semua bidang yang dilaksanakan oleh penguasa harus berdasarkan hukum tertulis yang dibentuk oleh legislatif demi mewujudkan kepastian hukum. Di situlah menjadi cikal bakal munculnya civil law system atau hukum tertulis.

Prancis ternyata membawa pengaruh ke Nusantara. Ketika Raja Bonaparte mengutus Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Raja Bonaparte memerintahkan kepada Daendels untuk membuat peraturan perundang-undangan tertulis yang mengatur segala bidang dan membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan. 

Jalan Raya Anyer-Panarukan saat ini disebut sebagai Jalan Pantura. Dulu jalan tersebut digunakan untuk transportasi militer dalam melawan Inggris dan jalur logistik perdagangan.

Baca juga: Mercusuar Cikoneng, Saksi Bisu Pembuatan Jalan Anyer-Panarukan

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis saat ini sangat baik. Kerja sama yang saat ini sedang berjalan mulai dari bidang pesawat terbang, militer, farmasi, kosmetik, kebudayaan, dan pendidikan.

Oleh karena itu, didirikan L'Institut français d'Indonésie (IFI) di Indonesia yang merupakan bagian dari Kedutaan Prancis untuk membantu warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan studi atau kerja ke Prancis.

Di Indonesia, lokasi Kedutaan Prancis di Jalan M.H. Thamrin Jl. Sunda Nomor 20, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 

Keseruan GNFI dan Seasia Berkunjung ke Kedutaan Prancis 

Pemaparan Materi tentang Bahasa Prancis
info gambar

Pemaparan Materi tentang Bahasa Prancis | Sumber: Dokumentasi Pribadi


Pada tanggal 16 Desember 2024, GNFI dan Seasia mendapatkan undangan spesial dari Kedutaan Prancis dalam rangka kunjungan. Kunjungan tersebut diikuti oleh para jurnalis GNFI dan Seasia, contributor writer GNFI dan Seasia, serta komunitas Kawan GNFI.

Tujuan undangan tersebut adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang persiapan kuliah S1, S2, dan S3 ke Prancis; kehidupan di Prancis; budayanya; serta literasi Prancis. Sebab, sebagian besar karyawan maupun komunitas GNFI dan Seasia adalah generasi milenial dan z yang memiliki peluang besar menjadi penerus bangsa Indonesia.

Pertama-tama, GNFI dan Seasia diarahkan ke cinema untuk pembekalan materi terutama persiapan kuliah dan kehidupan di Prancis.

Berdasarkan informasi dari Fitria selaku Penanggung Jawab IFI, Prancis termasuk ranking teratas dalam pendidikan karena:

  1. Kualitas pendidikannya merata;
  2. Dosennya juga sudah mendapatkan penghargaan noble;
  3. Biaya yang dikeluarkan terjangkau di mana hak mahasiswa asing setara dengan mahasiswa Prancis mulai dari subsidi tempat tinggal 40%;
  4. Asuransi kesehatan dasar gratis selama terdaftar di Pemerintah Prancis;
  5. Bisa bekerja part time selama 20 jam per minggu;
  6. Relasi;
  7. Biaya kantin lebih terjangkau daripada di restoran dan subsidi transportasi 50%.
  8. Bagi kawan GNFI yang mau melanjutkan S1, S2, atau S3, Pemerintah Prancis memberikan subsidi bagi mahasiswa asing yaitu 70% dan sisanya dibayar oleh Kawan GNFI. 

Selain itu, kawan GNFI juga harus mempersiapkan belajar bahasa Prancis minimal B2. 

Yosua selaku Divisi Komunikasi IFI juga memberikan informasi bahwa IFI juga banyak event yang digelar di IFI, mulai dari Woman International Day (film mengenai bagaimana pemberdayaan wanita), Francophone Week (hari memperingati bahasa Prancis), Pre-departure (pembekalan mahasiswa Indonesia yang mau kuliah ke Prancis), Focus Week (pengusaha fashion yang terpilih dikirim ke Prancis untuk dilatih), dan masih banyak lagi. 

Dalam sesi bersama Mr. Jules Irrmann, selaku Konselor Kerja Sama Indonesia dan Prancis sekaligus Direktur IFI, ia memberikan informasi seputar belajar di Prancis.

"Magang untuk mahasiswa S1—S3 (adalah) wajib selama 6 bulan. Magang juga semuanya mendapatkan uang saku. Tidak hanya itu, tetapi tunjangan hidup lainnya juga (didapatkan) dapat per bulan bagi mahasiwa asing. Kemudian, riset S2 tidak mendapatkan uang pembinaan, kecuali S3," jawab Mr. Jules. 

Diketahui, IFI telah melakukan kerja sama dengan sekolah di Indonesia, yaitu SMA Labschool Cibubur sejak tahun 2020, mana salah satu programnya adalah kelas sains dan matematika menggunakan bahasa Prancis 100% berbasis kurikulum Indonesia.

Diharapkan siswa tersebut sudah siap, ketika mau melanjutkan studi di Prancis. 

Baca juga: SMA Labschool Cibubur Jadi Sekolah Pertama di Indonesia yang Dapatkan LabelFrancÉducation dari Kedubes Prancis

Perpustakaan IFI
info gambar

Perpustakaan IFI | Sumber: Dokumentasi Pribadi


Setelah pemaparan materi, peserta juga diajak untuk mengikuti trial class bahasa Prancis, mulai diajarin perkenalan dan kata benda. Setelah itu, mereka diajak ke Perpustakaan IFI.

Perpustakaan IFI dibuka untuk umum. Di dalamnya, fasilitasnya juga sangat lengkap dan canggih termasuk AC, film, musik, PS4, PS5, tablet, laptop, dan buku. 

Cafe Prancis di Kedutaan Prancis
info gambar

Cafe Prancis di Kedutaan Prancis | Sumber: Dokumentasi Pribadi


Di Kedutaan Prancis juga terdapat cafe yang menyajikan makanan Prancis termasuk la salade niçoise, smoked duck breast salad, dan lain-lain. Untuk kawan GNFI yang tertarik mencoba makanan Prancis, sangat direkomendasikan datang ke Cafe Kedutaan Prancis, rasanya autentik Prancis dan harga makanannya mulai dari Rp80.000,00.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.