sejarah pergantian nama ujung pandang kembalikan identitas kota makassar - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah Pergantian Nama Ujung Pandang, Kembalikan Identitas Kota Makassar

Sejarah Pergantian Nama Ujung Pandang, Kembalikan Identitas Kota Makassar
images info

Sejarah Pergantian Nama Ujung Pandang, Kembalikan Identitas Kota Makassar


Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan kota terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebelum 1999, kota ini dikenal dengan nama Ujung Pandang. Banyak dinamika yang terjadi selama pergantian nama tersebut.

Saat ini, Ujung Pandang merupakan salah satu kecamatan yang berada di dalam daerah pusat Kota Makassar. Kecamatan tersebut termasuk ke dalam Kawasan Kota Lama Makassar.

Namun, pergantian nama Ujung Pandang ke Makassar merupakan sebuah pengembalian nama. Nama Makassar sudah lebih dulu dipakai dan melekat sebelum masa Orde Baru.

Ujung Pandang, Wilayah dengan Beragam Suku Bangsa

Nama Ujung Pandang dipakai pada 1971 hingga 1999. Hal tersebut dikarenakan nama Kota Makassar dianggap terlalu identik dengn suku Makassar, yang termasuk salah satu suku besar di Sulawesi Selatan. Sementara, kawasan ini memiliki banyak ragam suku, ras, dan budaya.

Nama ini didasarkan pada julukan "Jumpandang" yang dipakai orang pedalaman selama berabad-abad untuk menandai Kota Makassar.

Mengutip dari Portal Resmi Pemerintahan Kota Makassar, jumlah penduduk di Makassar meningkat dari 90.000 jiwa hingga hampir 400.000 jiwa dalam rentang waktu 1930-an hingga 1961. Lebih dari setengah pendatang baru ini berasal dari luar kota.

Wali Kota Makassar saat itu, Kol. H. Muhammad Daeng Patompo juga beranggapan bahwa pergantian ini merupakan imbas dari perbesar wilayah. Nama Ujung Pandang dianggap sebagai bentuk kompromi dengan petinggi daerah yang sebagian wilayahnya diadopsi.

Akhirnya nama Makassar diubah menjadi Ujung Pandang pada 14 September 1971. Perubahan ini diatur pada eraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1971.

Benteng Ujung Pandang Sebelum Fort Rotterdam

Mengutip dari IDN Times Sulsel, mendiang sejarawan Hamzah Daeng Mangemba mengartikan Ujung Padang sebagai penyebutan untuk suatu jazirah tanah yang menjorok ke laut. Ketika itu, wilayah tersebut ditumbuhi semak, pepohonan dan daun pandan. Menurut fonetik bahasa Makassar, pandan dilafalkan menjadi 'pandang', begitulah Ujung Pandang mendapatakan namanya.

Ujung Pandang bukanlah nama yang asing. Nama ini dipakai menjadi sebuah benteng yang dibangun pada masa Raja Gowa, Tunipangga, pada 1545.

Hingga kemudian Belanda menyerang Kerajaan Gowa. Dengan perjanjian Bungaya, Kerajaan Gowa runtuh dan benteng Ujung Pandang jatuh ke tangan VOC. Akhirnya benteng tersebut berganti nama menjadi Fort Rotterdam. Nama ini diambil dari kota kelahiran Laksamana Cornelis Speelman, seorang panglima VOC dalam perang Makassar.

Pergantian Nama yang Menuai Kontroversi

Sejak awal, pergantian nama Makassar ke Ujung Pandang ini menuai pro dan kontra. Banyak petisi, simposium dan seminar dilayangkan oleh budayawan, akademisi, dan sejarawan yang menilai bahwa penamaan Ujung Pandang tidaklah tepat.

Sejak dahulu memang sebagian orang mengenal wilayah ini dengan nama Ujung Pandang alih-alih Makassar. Namun menelaah pada sisi historis, pendapat yang lebih dominan mengemukakan nama Makassar lebih sering muncul dalam manuskrip kuno. Saalah satunya ialah kemunculan nama Makassar pada pupuh 14/3 di kitab Negarakertagama karya Mpu Prapapanca, pada abad ke-14.

Dalam beberapa catatan Eropa juga tertulis dengan menggunakan nama Makassar, bukan Ujung Pandang. Termasuk dalam catatan Laksama Cornelis Speelman pada tahun 1666. Baik VOC, Hindia-Belanda, maupun kependudukan Jepang, menggunakan Makassar sebagai nama yang lebih familiar. Sehingga dari segi historis nama Makassar dinilai lebih tepat.

Setelah berakhirnya masa Orde Baru, pada 9 November 2000, Ujung Pandang kembali mendapatkan nama Makassar melalui Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2000. Kemudian 9 November juga dijadikan sebagai hari jadi kota Makassar yang sebelumnya diperingati pada tanggal 1 April setiap tahunnya.

Meski telah lahir kembali dengan nama Makassar sejak akhir 2000, hingga saat ini kode penerbangan ibu kota Sulawei Selatan, Bandara Udara Internasional Hassanudin, masih menggunakan Ujung Pandang (UPG).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.