legenda empat sultan dari maluku utara yang dipercaya merupakan putra bidadari kahyagan - News | Good News From Indonesia 2024

Legenda Empat Sultan dari Maluku Utara yang Dipercaya Merupakan Putra Bidadari Kahyagan

Legenda Empat Sultan dari Maluku Utara yang Dipercaya Merupakan Putra Bidadari Kahyagan
images info

Legenda Empat Sultan dari Maluku Utara yang Dipercaya Merupakan Putra Bidadari Kahyagan


Legenda empat sultan merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Maluku Utara. Legenda ini berkisah tentang asal usul empat sultan di daerah itu yang diyakini sebagai putra dari seorang bidadari dari kahyangan.

Bagaimana kisah lengkap dari legenda empat sultan tersebut?

Legenda Empat Sultan

Dikutip dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu di Ternate hiduplah seorang pemuda yang bernama Jafar Sidik. Sehari-hari dia bekerja mencari kayu bakar di dalam hutan untuk memenuhi kehidupannya.

Kayu bakar yang dia cari ini nantinya akan dijual ke pasar. Hasil penjualan kayu bakar inilah yang nantinya digunakan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Pada suatu hari, Jafar Sidik pergi ke dalam hutan seperti biasa untuk mencari kayu bakar. Di tengah mencari kayu bakar, dirinya beristirahat di sebuah mata air yang dikenal dengan nama Telaga Air Sentosa.

Ketika sedang beristirahat, Jafar Sidik melihat sebuah pelangi yang turun langsung ke telaga tersebut. Dari pelangi tersebut turun tujuh orang bidadari dan mandi di telaga tersebut.

Jafar Sidik terkesima melihat para bidadari tersebut, khususnya yang menggunakan selendang ungu. Ternyata bidadari yang menggunakan selendang ungu ini merupakan saudari bungsu dari ketujuh bidadari tersebut.

Pada saat bidadari ini sedang asik mandi, Jafar Sidik diam-diam mengambil dan menyembunyikan selendang ungu. Hal ini membuat bidadari tersebut kehilangan selendang yang dia miliki dan tidak bisa kembali ke kahyangan seperti kakak-kakaknya.

Bidadari ini kemudian merasa sedih akan hal tersebut. Pada saat bidadari ini sedang menangis, Jafar Sidik muncul dan datang menghiburnya.

Jafar Sidik kemudian mengajak bidadari tersebut untuk tinggal di rumahnya. Bidadari ini kemudian menyetujui ajakan bidadari tersebut.

Beberapa waktu kemudian berlalu. Pada suatu saat, Jafar Sidik kemudian menyatakan hendak menikahi bidadari itu.

Bidadari ini bersedia menjadi istri Jafar Sidik. Namun dia memberikan satu syarat yang mesti dipenuhi oleh pemuda tersebut.

Syarat yang diberikan oleh bidadari ini adalah Jafar Sidik harus merelakan dia kembali ke kahyangan jika berhasil menemukan selendang ungunya. Jafar Sidik kemudian menyetujui syarat yang diberikan oleh bidadari tersebut.

Akhirnya Jafar Sidik menikah dengan bidadari itu. Dari pernikahannya ini, Jafar Sidik dikaruniai empat orang putra yang gagah dan rupawan.

Jafar Sidik mendidik keempat anaknya dengan baik. Mereka dibekali dengan ilmu agama serta diajarkan bersikap baik kepada sesama manusia.

Melihat perilaku suaminya, bidadari yang menjadi istri Jafar Sidik merasa bahagia dengan keluarga kecilnya. Akan tetapi di satu sisi dirinya tetap merindukan kampung halamannya.

Pada suatu hari, sebuah pelangi kembali muncul di langit. Ternyata ujung pelangi itu jatuh tepat di belakang rumah Jafar Sidik.

Bidadari yang melihat hal ini langsung menuju ujung pelangi tersebut. Ternyata pelangi ini mengarah ke bubungan yang ada di belakang rumahnya.

Ketika membuka bubungan tersebut, bidadari ini menemukan selendang ungu yang selama ini dia cari. Dengan perasaan senang, dirinya langsung menggunakan selendang tersebut dan terbang kembali ke kahyangan.

Keempat putranya yang melihat hal tersebut berteriak untuk memanggil sang bidadari kembali. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menangis melepas kepergian ibunya.

Ketika Jafar Sidik kembali dari mencari kayu bakar, dirinya menemukan keempat putranya sedang menangis. Jafar Sidik kemudian bertanya gerangan apa yang tengah terjadi.

Anak sulungnya kemudian berkata bahwa ibu mereka sudah terbang kembali ke kahyangan. Mengetahui hal ini, Jafar Sidik menyesal tidak memberi tahu bahwa dirinya lah yang sudah menyembunyikan selendang itu selama ini.

Namun Jafar Sidik tidak mau larut dalam kesedihan. Apalagi dirinya sudah berjanji akan rela melepas kepergian istrinya ketika dia berhasil menemukan selendang ungunya.

Akhirnya Jafar Sidik mendidik dan membimbing keempat putranya hingga dewasa. Kelak keempat putra Jafar Sidik ini menjadi sultan dari daerah-daerah yang ada di Maluku, mulai dari Bacan, Jailolo, Tidore, dan Ternate.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.