Apakah Kawan pernah memainkan permainan tradisional ceblekan? Permainan tradisional ini merupakan salah satu sarana hiburan yang banyak dimainkan oleh anak-anak ketika mengisi waktu luang.
Pada saat ini, permainan tradisional sudah mulai jarang dijumpai dan dimainkan oleh anak-anak. Perkembangan teknologi yang makin pesat memberikan banyak pilihan hiburan yang bisa dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka.
Hal ini tentu berbeda jika Kawan melihat periode waktu beberapa dekade silam. Pada saat itu permainan tradisional masih menjadi pilihan sehingga banyak dimainkan oleh anak-anak.
Situasi ini juga terjadi terhadap permainan tradisional ceblekan. Meskipun demikian, permainan ini masih bisa diwarisi dengan terus mengenalkannya kepada generasi berikutnya agar tidak hilang tertelan zaman begitu saja.
Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait permainan tradisional ceblekan? Temukan pembahasan lengkap terkait permainan tradisional yang satu ini dalam artikel berikut.
Mengenal Permainan Tradisional Ceblekan
Dilansir dari buku Aisyah Fad yang berjudul Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia, ceblekan merupakan salah satu permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok. Dibutuhkan dua orang anak agar permainan ini bisa dimainkan.
Permainan ini pada dasarnya bisa Kawan jumpai di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Meskipun demikian, tidak diketahui secara pasti dari mana permainan ini pertama kali ditemukan.
Dalam proses bermainnya, para pemain akan saling berhadapan satu sama lain. Kemudian pemain akan bersiap seperti akan bersalaman.
Nantinya para pemain mesti menebak gerakan apa yang akan dilakukan oleh lawan, baik itu memukul atau menghindar. Proses bermain yang menebak permainan lawan inilah yang membuat ceblekan membutuhkan kemampuan prediksi serta mengatur strategi dari setiap pemainnya.
Cara Bermain
Cara bermain ceblekan pada dasarnya cukup mudah untuk dimainkan. Tidak dibutuhkan satupun alat bantu tambahan yang digunakan dalam permainan ini.
Setiap anak hanya perlu mencari lawan mainnya dalam permainan ceblekan. Jika dua anak sudah berkumpul untuk menjadi pemain, maka proses permainan bisa segera untuk dimulai.
Tempat yang digunakan untuk permainan juga tidak sulit untuk ditemukan. Kawan bisa memainkan permainan ini di mana saja, baik di rumah, pekarangan, hingga lapangan terbuka sekalipun.
Setelah semua pemain dan tempat bermain ditentukan, maka proses permainan ceblekan bisa langsung dimulai. Pertama-tama, kedua pemain bisa saling berhadap-hadapan dan melakukan suit terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang pertama kali memulai permainan.
Terdapat dua jenis posisi yang digunakan dalam permainan ini, yakni bertahan dan menyerang. Pemain yang mendapatkan posisi akan meletakkan tangan seperti halnya orang bersalaman.
Di sisi lain, pemain yang menyerang akan bergerak seolah-olah akan menyalami tangan tersebut. Namun dia mesti mengambil ancang-ancang untuk menepuk tangan pemain lawan tersebut.
Pemain bertahan mesti sebisa mungkin menebak arah pukulan lawan. Jika dia berhasil menghindar, maka lawan tidak akan mendapatkan poin pada giliran tersebut.
Sebaliknya jika pemain menyerang berhasil menepuk tangan lawan, maka dia berhasil mendapatkan satu poin pada giliran itu. Nantinya para pemain akan saling bergantian menjadi pihak yang menyerang atau bertahan dengan jumlah babak tergantung kesepakatan masing-masing.
Pemain dengan poin terbanyak akan keluar sebagai pemenang dalam permainan tersebut. Untuk menambah keseruan, biasanya pemain yang kalah juga bisa diberi hukuman, seperti dibaluri bedak, menggendong lawan, dan lainnya.
Manfaat Permainan Ceblekan
Meskipun hanya bersifat sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang, sebenarnya terdapat beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh para pemain ketika memainkan permainan ceblekan. Misalnya para pemain bisa mengasah kemampuan strategi yang dia miliki, baik untuk menyerang maupun bertahan.
Selain itu, permainan ceblekan juga bisa mengasah kemampuan bersosial dalam diri setiap anak. Sebab permainan ini dimainkan secara berkelompok, sehingga membutuhkan interaksi yang terjadi antara satu anak dengan yang lainnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
