Kolam air yang dikenal dengan nama Wisata Cicaneang belakangan populer sebagai destinasi wisata. Lokasi ini dianggap hidden gems karena belum banyak yang mengetahuinya.
Dilihat dari akun Youtube UDAR1DER Channel, tempat wisata ini yang berada di Dusun Jelegong, Desa Haur Kuning, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat selalu dipenuhi wisatawan. Pasalnya Kolam ini memiliki mata air yang jernih.
Dilihat dari video yang diupload kondisi mata air di kolam ini tampak jernih dan berwarna kebiruan. Terlihat bagian dasar kolam juga terlihat dengan jelas, di mana terdapat pemandangan bebatuan dan pasir yang berwarna putih.
Karena itu banyak warga yang datang ke tempat ini untuk sekadar berendam ataupun mencuci pakaian. Ada juga warga yang ingin mengabadikan foto-foto di tengah kolam mata air tersebut.
Berasal dari dalam tanah
Kolam dengan mata air jernih ini berada di sebelah utara Kabupaten Sumedang.
Posisinya berada di dalam pemukiman warga, dengan jarak 2,5 kilometer dari Jalan Raya Sumedang-Bandung, Kecamatan Paseh.
Ketika ingin menuju lokasi, bisa ditemukan perkampungan padat penduduk dengan deretan rumah hingga lapangan sepak bola. Setelah memakan waktu 10 menit, wisatawan bisa mencapai lokasi mata air tersebut.
Kolam ini berbentuk memanjang menyerupai sungai dengan air yang mengalir dari sumbernya dan tetap jernih. Di sisi selatan, terdapat kolam yang lebih besar dan sangat dengan dengan bebatuan yang mengeluarkan air jernih.
“Gila bening banget ini. Itu airnya keluar gitu ya dari perut bumi,” kata kreator video itu.
Kejernihan air ini diduga karena sebagai pusat dari mata air yang keluar dari dalam tanah. Di sekitar lubang air juga terdapat bebatuan besar yang berfungsi sebagai penyaring.
“Ini mah bening sebening-beningnya ya, benar-benar perfecto,” katanya.
Ingin dibeli perusahaan Jepang
Kejernihan dari mata air itu di laboratorium milik Puskesmas Legok Kidul, Paseh. Menurut petugas yang memeriksa, kandungan mineral air di kolam tersebut tertinggi di Sumedang hingga 360.
Hal inilah yang membuat sebuah perusahaan Jepang tertarik untuk membeli mata air ini. Namun langsung ditolak oleh warga, karena sumber mata air merupakan aset milik desa yang tidak bisa diganggu gugat.
“Ini pernah ditawar sama orang Jepang beberapa miliar, tapi nggak dijual sama pihak desa. Ini karena kawasan mata air merupakan aset milik desa,” kata seorang warga di dekat mata air tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News