Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Brian Yuliarto resmi menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek). Ini artinya, sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor I89 Tahun 2024 tentang Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yulianto akan bertanggung jawab atas suburusan pendidikan tinggi di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, periode 2024 – 2029.
Tidak heran, sebab Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. memang memiliki segudang prestasi. Guru Besar Fakultas Teknologi Industri ITB ini menjadi harapan baru untuk mewujudkan iklim pendidikan di perguruan tinggi yang lebih aktif dan demokratis.
Siapa Brian Yuliarto?
Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. merupakan Guru Besar Fakultas Teknologi Industri ITB.
Menjadi dosen tetap ITB, Brian Yuliarto rupanya juga merupakan alumni sarjana teknik ITB pada tahun 1999. Ia memutuskan untuk kembali ke perguruan tinggi terkemuka di Indonesia ini setelah meneruskan pendidikannya di Tokyo, Jepang.
Sebelumnya, usai menyelesaikan sarjana di ITB, ia melanjutkan pendidikan S2-nya di Universitas Tokyo. Ia juga melanjutkan di kampus yang sama untuk jenjang doktoral dengan mengambil jurusan Quantum Engineering and System Science Department dan lulus pada 2005.
Segudang Jabatan yang Pernah Diemban Brian Yuliarto
Brian Yuliarto tidak hanya cerdas di bidang akademik. Secara kepemimpinan, ia juga memiliki kemampuan yang tidak dapat dianggap remeh. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jabatan yang diamanahkan untuk diemban oleh Brian Yuliarto.
Brian Yuliarto pernah menjabat sebagai:
- Dekan FTI (2020-2024),
- Visiting Professor Tsukuba University (2021-sekarang),
- Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (2019-2020),
- Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB (2016-2020),
- Ketua KK AFM FTI ITB (2018-2020), hingga
- Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB (2010-2016).
Di luar kampus, Brian Yuliarto juga masih dipercaya untuk memimpin proyek sebagai Ketua Tim Penyusun KEK JIIPE dan KEK Patimban. Selain itu, ia juga aktif sebagai Anggota Komite Perencana BAPPEDA Jawa Barat tahun 2012-2016, serta memegang lebih dari 20 konsultasi dan layanan kepakaran.
Prestasi
Selain unggul di kepemimpinan, Brian Yuliarto juga menyimpan segudang prestasi yang telah diraih selama ini. Sederet prestasi yang ditorehkan Brian di antaranya:
- Penerima Habibie Prize 2024
- World's Top 2% Scientist tahun 2024
- Top 1 Indonesia Researcher Nanoscience & Nanotechnology 2023
- Peneliti Terbaik ITB 2021
- Dosen Berprestasi bidang Saintek ITB 2017
Kontribusi di Bidang Pendidikan
Meraih berbagai prestasi, Brian Yuliarto banyak menyumbang karya maupun riset. Salah satu inovasinya ialah sensor yang berfungsi untuk mendiagnosis penyakit. Sensor ini menggunakan material nano untuk aplikasi sensor dan energi, termasuk pada biosensor di dalamnya.
Beberapa penyakit yang dapat dideteksi melalui sensor ini di antaranya demam berdarah, hepatitis, kanker, dan berbagai bakteri patogen yang memengaruhi kesehatan manusia.
Kontribusinya di pendidikan cukup banyak. Brian Yuliarto juga tercatat telah menjalin berbagai kolaborasi riset dengan peneliti nasional maupun internasional. Kolaborasi itu menghasilkan 329 artikel ilmiah terindeks Scopus. Tidak hanya itu, karya-karya ilmiah itu juga telah disitasi sebanyak 5.618 kali.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News